- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Saat Kau Lahir Nanti_Sebuah Penantian
TS
agityunita
Saat Kau Lahir Nanti_Sebuah Penantian
Tahun-tahun terus berlalu. Sore ini aku kembali tergugah oleh sebuah rasa rindu yang begitu terlalu. Hadirnya seorang buah hati di tengah-tengah kehidupan pernikahan kami yang telah berjalan 7 tahun lebih. Kegundahan semakin dirasakan saat beberapa waktu yang lalu, menyaksikan banyak kelahiran. Baik itu dari sanak keluarga dan sahabat terdekat.
Ya Allah, izinkan kali ini saja, aku merasa iri.
Namun tentu saja bukan menjadi bahan keluhan. Hanya saja ternyata, kami pun ingin merasakan kebahagiaan yang sama seperti mereka.
Di saat tahun-tahun pertama pernikahan, kepanikan dan merasa begitu tidak berarti itu perna terselip. Namun setelah lima tahun pernikahan, aku mulai memasrahkan. Dan semoga begitu pula dengan suamiku.
Aku yakin, di dalam hati kecilnya, pasti juga memendam kerinduan yang sama besarnya. Namun ia tidak pernah memperlihatkan kegundahannya. Dan satu yang paling penting, dia tidak pernah menyalahkanku. Dia selalu menyemangatiku dan tak pernah berhenti membuatku selalu bahagia.
Hingga aku sampai pada fase, Aku percaya Allah memiliki rencana terindahnya untuk kami. Soal keturunan, sepenuhnya adalah hak prerogatifnya Allah. Maka aku tidak lagi terlalu membuat perkara belum mempunyai buah hati adalah suatu beban. Cukup aku pernah menangis suatu waktu, di saat seseorang berkomentar negatif. Dan sekarang tidak lagi.
Namun beberapa momen kelahiran yang aku lewati akhir-akhir ini, membawa kembali rasa ingin itu. Rasa ingin yang memang tidak pernah hilang. Ia hanya kupendam dalam peluk doa. Mungkin menjadi ibu adalah cita-cita terbesarku di tahun ini. Sebuah mimpi yang selalu tercatat di lembar harapan.
Semoga penantian panjang ini segera berakhir. Namun aku tidak mau ini menjadi hal yang melenakan. Karena semuanya tetaplah atas izin Allah. Dan aku selalu percaya, Karena hanya Allah yang paling mengerti apa yang kita butuhkan.
Untuk mereka di luar sana yang juga sama masih menunggu hadirnya sang buah hati, semoga selalu diberi kesabaran, kesehatan, dan kebahagiaan. Aamiin.
090120
@agityunita
Ya Allah, izinkan kali ini saja, aku merasa iri.
Namun tentu saja bukan menjadi bahan keluhan. Hanya saja ternyata, kami pun ingin merasakan kebahagiaan yang sama seperti mereka.
Di saat tahun-tahun pertama pernikahan, kepanikan dan merasa begitu tidak berarti itu perna terselip. Namun setelah lima tahun pernikahan, aku mulai memasrahkan. Dan semoga begitu pula dengan suamiku.
Aku yakin, di dalam hati kecilnya, pasti juga memendam kerinduan yang sama besarnya. Namun ia tidak pernah memperlihatkan kegundahannya. Dan satu yang paling penting, dia tidak pernah menyalahkanku. Dia selalu menyemangatiku dan tak pernah berhenti membuatku selalu bahagia.
Hingga aku sampai pada fase, Aku percaya Allah memiliki rencana terindahnya untuk kami. Soal keturunan, sepenuhnya adalah hak prerogatifnya Allah. Maka aku tidak lagi terlalu membuat perkara belum mempunyai buah hati adalah suatu beban. Cukup aku pernah menangis suatu waktu, di saat seseorang berkomentar negatif. Dan sekarang tidak lagi.
Namun beberapa momen kelahiran yang aku lewati akhir-akhir ini, membawa kembali rasa ingin itu. Rasa ingin yang memang tidak pernah hilang. Ia hanya kupendam dalam peluk doa. Mungkin menjadi ibu adalah cita-cita terbesarku di tahun ini. Sebuah mimpi yang selalu tercatat di lembar harapan.
Semoga penantian panjang ini segera berakhir. Namun aku tidak mau ini menjadi hal yang melenakan. Karena semuanya tetaplah atas izin Allah. Dan aku selalu percaya, Karena hanya Allah yang paling mengerti apa yang kita butuhkan.
Untuk mereka di luar sana yang juga sama masih menunggu hadirnya sang buah hati, semoga selalu diberi kesabaran, kesehatan, dan kebahagiaan. Aamiin.
090120
@agityunita
0
347
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan