

TS
RifanNazhif
Ketika Tukang Cukur Hobi Mencukur Kata-Kata

Dokpri
Hujan yang ramah menjamah kota Palembang, begitu awet menjaga dingin. Rayuan selimut dan pulau kapuk, ternyata harus saya tanggalkan dari pelupuk mata. Anak sulung saya harus cukur rambut, sebab besok jadwal sekolah dimulai. Artinya dia tak ingin ditokak---digunting asal-asalan---oleh guru. Maklum saja, rambutnya mulai panjang.
Pilihan pertama dan terakhir adalah sebuah tempat cukur rambut yang dipayungi pohon cerri, terletak di bilangan Jalan Betawi Raya, Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang.
Tempat cukur rambut murah dengan harga jasa sekitar 10 ribu per kepala, dengan pelayanan yang kilat, karena untuk 1 kepala hanya membutuhkan waktu 10 menit.
Dialah eorang tukang cukur bernama Pak Hendri, berusia di ambang 36 tahun. Dia berperawakan sedang, dan berkesan ramah.
Sebelumnya saya memang kepincut dengan kata-katanya yang terkadang seperti nyeleneh, dan membuat pembaca tersenyum geli.
Selain bekerja sebagai tukang cukur, Pak Hendri ini setiap pagi sering mangkal di seputaran esde, dari Senin hingga Sabtu.
Saat itulah saya mulai tertarik dengan gaya berdagangnya. Unik nih orang! Batin saya kala itu. Tertulis di kotak aluminium tempat dia berjualan, kata-kata yang demikian bunyinya ; peda-peda, satu kurang, kalau ingin kenyang, sarapan di rumah saja. Eh, ada nggak pedagang yang rela dagangannya tidak laku karena anak-anak sudah sarapan di rumah?
Keunikan lain dari Pak Hendri, karena di tempat cukurnya tidak hanya dipenuhi gambar berbagai style potongan rambut, tapi setiap gambar selalu di temani kata-kata menggelitik, dan ada juga yang memiliki makna dalam.
Ternyata beliau bukan hanya ciamik mencukur rambut, hingga seseorang yang datang bercukur ke tempatnya, berawal gantengnya sedikit, tapi setelah bercukur gantengnya banyak. Ternyata dia juga hobi mencukur kata-kata hingga terlihat tampan.
Selama ini mungkin pelanggan cukur merasa jenuh menunggu giliran. Tapi dengan kata-kata yang menghiasi dinding tokonya, secara tak sadar, pelanggan cukur akan betah menunggu. Prinsip berniaga Pak Hendri di bidang jasa, termasuk jempolan. Bingung kan tukang cukur hobi literasi?
Lalu kata-kata apa hasil karya Bapak Hendri, yang membuat saya tertarik?

Dokpri
1. Kata-katanya ; waktu shalat tutup kurang lebih 20 menit, jangan ditunggu, susul ke masjid, kita (shalat) berjamaah. Tampilannya seperti gambar di atas.

Dokpri
2. Pilihlah sesuai muka, karena kalau tidak sesuai akan terkejut. Wkwkwk, bercanda.

3. Makan acar dibelah-belah, biar rejeki lancar baca bismillah.

Dokpri
4. Buka jam 10 pagi, tutup jam 8 malam, gunting 10 ribu, jam 10 malam gratis, tapi aku sudah tutup.

Dokpri
5. Datang ganteng dikit, pulang gantengnya banyak.
Terasa asin rasanya ikan, tak lupa siangi sampai bersih, cukup cerita sampai sekian, salam hormat terima kasih.
-----
Diubah oleh RifanNazhif 05-01-2020 16:27






lina.wh dan 10 lainnya memberi reputasi
11
12.8K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan