- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Penumpang Gelap di Kursi Belakang Mobil Paman


TS
micky10
Penumpang Gelap di Kursi Belakang Mobil Paman
Quote:

Quote:
“Jangan pernah menoleh kebelakang atau melihat spion tengah di tempat sepi apapun alasannya, karena bisa saja kamu tidak sendirian...”
Itu pesan paman ku jika kelak aku melewati tikungan Darungan - Selorejo. Sebelah timur Kabupaten Blitar yang berbatasan langsung dengan Kabupaten selorejo. Gugusan jalan nasional yang membelah hutan di lereng perbukitan, melewati areal perkebunan tebu. Tikungan ini begitu curam dan menanjak, tak jarang terjadi kecelakaan beberapa kendaraan terperosok masuk jurang yang mengarah langsung ke kebun tebu.
Sebuah jalan yang seakan haus akan darah
Paman menceritakan sebuah kejadian mistis yang dia alami beberapa hari yang lalu kepadaku. Sambil menyeruput kopi tubruk di teras rumahnya, aku mendengarkan dengan seksama apa yang dia alami.
“Le… aku mau cerita, tapi kamu dengerin dan mungkin suatu saat kamu juga akan mengalaminya”
“Inggih pak de… apa itu pak de?”
Jadi siang itu paman ku akan berangkat mengirim pesanan souvenir pernikahan ke kota Malang. Karena masih belum memiliki mobil pick up, paman menggunakan avanza tuanya dengan muatan yang cukup memenuhi ruang mobil keluarga itu. Dan hanya menyisakan bangku sopir saja yang kosong. Hal ini sudah biasa dilakukan paman ku, pesanan yang cukup banyak dari luar kota membuat dia mengirim sendiri barang2 pesanan tersebut dengan kendaraan seadanya.
“Bu, aku berangkat dulu yo biar gak kemalaman baliknya”
“Apa nggak di temani mas Didik aja yah?”
“Uwes… gak usah… lagian mobil e yo penuh. Mau duduk dimana nanti? Masa di atap… hehehe”
“Hehe… yaudah yah hati2”
Siang cukup terik dan panas, biasanya ini pertanda akan turun hujan di sore harinya. Tapi karena kebutuhan waktu yang mepet, cuaca apapun akan di terjang Paman untuk mengantar pesanan. Karena reputasi sebuah usaha di tentukan oleh itu. Dan lagi Paman dulunya adalah seorang sopir trave, hal2 seperti ini adalah santapan sehari-hari.
Tepat pukul 16.45, paman baru saja selesai membongkar muatan di rumah pemesan di kota Malang. Lumayan pesanan kali ini cukup banyak dan keuntungannya juga lebih besar karena di kirim sendiri.
“Terima kasih bu, semoga nanti bisa pesan ke tempat saya lagi”
“Sama-sama pak… bapak mau langsung balik ke Blitar?”
“Iya bu, ini langsung ke Blitar”
“Hati-hati pak, sepertinya mau hujan deras. Mendungnya gelap banget”
“Iya bu terima kasih… saya pulang dulu bu... “
Baru beberapa KM keluar dari kota Malang hujan turun cukup deras. Saking derasnya jarak pandang sangat dekat. Hanya beberapa meter saja. Lampu belakang dari kendaraan depan sampai samar terlihat karena tertutup kabut dan derasnya hujan. Kondisi cukup berbahaya jika kita tidak berhati-hati dan bisa mengontrol kendaraan dengan baik. Hari yang mulai gelap juga memperparah kondisi di jalan sore itu.
Beberapa saat kemudian Paman memasuki kawasan wana wisata hutan lindung dan bendungan Selorejo. Kawasan cagar alam yang di kelola oleh pemerintahan setempat. Bendungan dimanfaatkan untuk perairan, dan pembangkit listrik. Sedangkan hutan lindung sebagai keseimbangan ekosistem, penadah curah hujan dan tempat hidup beberapa satwa. Hujan masih turun dengan deras diiringi samar-samar suara adzan magrib. Dan Paman pun masuk sebuah daerah yang bernama Darungan...
“Ahh kelewatan lagi… harus lewat tempat itu jadinya”
Sebenernya ada jalan alternatif yang bisa di lewati tanpa harus melewati wilayah ini, namun karena derasnya hujan, paman melewatkan pertigaan jalan alternatif tersebut. Dan jalan satu2nya adalah melewati Darungan.
Usai melewati sebuah jembatan dengan aliran sungai yang deras dan menanjak memasuki tikungan itu, ada semacam aroma wangi yang luar biasa tercium yang berasal dari kursi belakang. Semakin lama aroma itu semakin kuat dan rasanya mencekik leher. Seperti Aroma parfum yang biasa dipakaikan ke jenasah orang yang sudah meninggal. Merasa ada yang tidak beres di belakang, Paman melirik spion tengah…
… sesosok wanita dengan baju penuh darah tergolek lemas dengan wajah pucat dan tatapan kosong. Di wajahnya terdapat luka yang berlumuran darah. Dan setelah itu aroma wangi yang tadi tercium berubah menjadi bau bangkai yang membusuk. Sosok wanita itu pun menghilang saat mobil paman keluar dari tikungan dan menembut kabut malam yang kian menebal.
Paman pun meneruskan perjalanan seolah-olah tidak terjadi apa-apa…
Dan esoknya di surat kabar tertulis seorang wanita tertabrak dan terlindas truk pengangkut tebu tak jauh dari tikungan angker itu. Dan ciri-cirinya sama dengan apa yang paman lihat…. Kebetulan??
Bukan, ini seperti Pesan Kematian...






doelviev dan 32 lainnya memberi reputasi
31
9K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan