Ternyata Fandom K-Pop Indonesia Mendukung Separatis


Kaget dengan judul diatas? Terlalu bombastis? Berlebihan? Ah, tidak juga.

Baru-baru ini Indonesia membuat dunia maya terkejut, terutama mereka pengguna sosial media Twitter.

Ya, Fans K-Pop yang biasa disebut Fandom ternyata tidak hanya berkutat dengan masalah lagu dan segala pernak-pernik kehidupan artis K-Pop idolanya. Mereka kini telah merambah kepada urusan politik dalam negeri negara tetangga. Dan sayangnya mereka tak mau berpikir jernih lagi dengan apa yang mereka dengar tanpa mereka lihat.

Hanya berbekal informasi katanya katanya dan katanya, mereka seperti kerbau yang dicocok hidungnya, ikut dalam arus hoax yang digaungkan oleh akun-akun provokator yang menyusup dalam keramaian para K-Popers menyuarakan kekepoan tentang para artis K-Pop, entah itu BTS, Exo, Suju, Black Pink atau yang lainnya.



Baru-baru ini pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyebut popularitas tagar China_Is_Terrorist didorong oleh kelompok fans K-Pop dan pengguna Indonesia. Hal itu berdasarkan analisis mesin Drone Emprit yang telah mengumpulkan lebih dari 1 juta percakapan terkait tagar ini dalam tiga hari. Bayangkan! dalam waktu 3 hari mereka meluangkan waktu untuk memajukan tagar yang mereka sendiri tidak tahu kebenarannya.



Pengaruh yang terbesar ternyata didominasi oleh para avatar BTS seperti @bts117 dan @min_miso_yoongi. Dan cuitan ini ternyata dikolaborasi dengan akun oposan pemerintah yaitu @R4jaPurwa.

Sebenarnya rasa peduli pada sesama itu penting. Namun ketika kepedulian itu didahului dengan minimnya informasi, apalagi informasi yang tidak jelas kebenarannya, maka patutlah hal itu dianggap sebagai sebuah kebodohan.

Ternyata Fan K-Pop Indonesia mulai disusupi oleh para provokator. Mereka nampaknya paham betul bahwa K-Popers Indonesia terkenal dengan kepeduliannya.

Namun jika hal itu mendudukan posisi mereka seperti FPI, apa bedanya K-Popers Indonesia dengan Ormas yang cuma bisa teriak-teriak kosong dijalanan?

Berduka. Ya. Sangat berduka sekali melihat kenyataan bahwa Fandom Indonesia hanyalah sekumpulan fans yang buta mata, buta hati, buta informasi.

Mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka gaungkan membuat permusuhan dengan Fandom negara yang mereka tuduh teroris. Dan mereka pun tak tahu bahwa etnis Uyghur adalah sama dengan separatis yang ingin memerdekakan diri dari Indonesia.

Kekuatan mereka di sosial media nampaknya tak bisa menjadikan bukti bahwa mereka adalah sekumpulan abg atau anak muda yang cerdas dalam memilah informasi, padahal mungkin selama 24 jam hidupnya, 2/3 harinya dipakai untuk bersosial media dan menggunakan Internet.

Shame On You, Fandom Indonesia!


Narasi Kekesalan Oleh TS Pribadi.
Gambar-gambar diambil dari Google.
Sumber referensi dari sini