Kaskus

Story

arganovAvatar border
TS
arganov
TALAK
Semua hal yang dimulai dengan sebuah kebohongan, selalu akan berakhir buruk

Prolog

Aku bertemu dengannya adalah sebuah kesengajaan. Sengaja. Aku mendapatkan nomornya saat itu dari kakakku. Ia adalah teman lelaki suaminya. Aku yang saat itu telah berusia 23 tahun dan tidak bekerja, mungkin telah membuat kakak perempuanku panik.

Ia takut harus menghidupiku cukup lama.

Aku tidak punya rasa apapun untuknya. Jika cinta yang kalian tanya. Melainkan hanya rasa kagum pada dirinya yang saleh. Kenapa? Karena saat pertama kali berjumpa ia segera mengingatkan aku untuk shalat.

Tidak ada seorang pun yang pernah menjadi pacarku mengingatkan untuk itu. Hanya karena itu aku tersentuh.

"Dek sudah berapa kali pacaran?" Ia bertanya saat aku telah ada kembali di atas motornya. Motornya melaju pelan di jalanan becek.

Aku diam sebentar, "belum pernah." Aku bohong tentu, sebab aku punya misi menarik perhatiannya kan? Jaei harus bersikap lugu. Lelaki mana pun menyukai sikap lugu seorang perempuan yang baru di kenal.

"Kenapa?" Ia tanya.

"Karena tidak ada yang mau." Aku menjawab setengah berteriak.

Aku melihat bahunya terguncang, ia jelas tertawa. "Kamu cantik begini masa nggak ada yang mau?"

Tuh kan? Dia mulai memakan umpan. Dasar lelaki. Aku diam saja tak menjawab, biarlah ini menjadi misteri yang membuatnya semakin tertarik padaku.

*****

"Gimana pertemuan kalian?" Kakakku langsung menghambur ke atas kasurku ketika ia melihatku keluar dari kamar mandi.

Aku mengosok kepalaku dengan handuk. Menatapnya jengah, "Gimana apanya?" Aku benar-benar tak tertarik membahas pertemuan yang menyebalkan selain ajakan shalat itu.

"Kamu sama si Roby gimana?" Ia memainkan alis matanya.

Aku berdiri di depan cermin, menyisir rambutku yang ikal. "Nggak ada. Baru pertemuan pertama, mau ada apa?" Memang benar tak ada apa-apa yang terjadi selain ia mengajakku makan bakso dan kemudian shalat saat azan ashar berkumandang. Dan obrolannya yang menyiratkan ia tertarik padaku.

"Ih, kamu kok gitu sih. Harusnya ada ...." Ia menghentakkan kakinya lalu pergi.

Aku menggelengkan kepalaku. Dasar. Memang harus ada apa? Apa aku harus menarik lelaki yang baru ku temui dan melakukan hal haram. Aku masih cukup waras untuk itu. Didikan ibuku soal agama yang keras membuatku memiliki pagar dalam berperilaku. Lamat-lamat aku berjalan dan mengunci pintu. Menjatuhkan tubuhku di atas kasur dan memejamkan mata. Aku berharap tidak harus menjalani ini. Aku tak menyukai lelaki itu, walau aku merasa senang pada kesalehannya dalam beragama. Aku punya firasat buruk tentangnya.
TALAK
Bersambung ...
tuliptulipjeAvatar border
tuliptulipje memberi reputasi
1
479
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan