- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Waspadai 3 Modus Curanmor oleh Orang Terdekat! (Berdasarkan Pengalaman)


TS
aldysadi
Waspadai 3 Modus Curanmor oleh Orang Terdekat! (Berdasarkan Pengalaman)
Waspadai 3 Modus Curanmor oleh Orang Terdekat! (Berdasarkan Pengalaman)

sumber
Halo GanSis!
Harta hanya titipan tapi sebagai pemilik, kita punya tanggung jawab untuk menjaganya. Terlebih, jika harta tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Namun, yang namanya musibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Oleh karena itu, waspada sangat perlu. Beberapa kejadian pencurian motor di bawah ini, mungkin, bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati pada siapa saja, sekalipun itu orang terdekat.
Kejadian 1 : Motor Dicuri Teman Lama
Kejadian ini dialami oleh keluarga TS sendiri. Malam itu, selepas maghrib, datang dua orang ke rumah. Salah satu dari mereka, sebut saja Nina adalah tetangga kami.
Nina datang bersama seorang perempuan, sebut saja Tuti. Nina dan Tuti dulunya teman sekelas saudarinya TS. Akan tetapi, sudah beberapa tahun, Nina dan saudari TS tidak bertemu dengan si Tuti sejak tamat sekolah.
Singkat cerita, dalam reuni dadakan itu, Tuti mengajak Nina dan saudari TS untuk melanjutkan obrolan mereka di luar sambil mencari kedai supaya bisa makan-makan.
Namun, satu-satunya motor yang bisa digunakan adalah milik mama TS karena motor di rumah Nina dipakai ayahnya sedangkan Tuti tidak membawa motor. Terpaksa, mereka ke luar rumah dengan boti alias bonceng tiga.
Hari sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami di rumah merasa khawatir karena saudari TS tak kunjung pulang. TS coba hubungi handphone-nya tapi tak diangkat-angkat.
1 jam kemudian, saudari TS baru menelpon balik. Terdengar suara tangisan di ujung telepon. Ada ketakutan dalam suaranya. Dalam kepanikan, TS mencoba untuk tetap tenang dan menenangkannya.
"Calm down, Dear. Tell me slowly, okay?" Ujar TS saat itu. Saudari TS dan Nina temannya menceritakan bahwa ternyata, saat keluar dari rumah kami, mereka bertiga pergi ke taman kota. Taman tersebut memang menjadi tempat nongki favorit anak muda di kota kami.
Tak berapa lama setelah tiba di taman, Tuti meminta saudari TS untuk meminjamkannya motor. Alasannya, ia mau membelikan mereka sop buah. Saat itu, sop buah sedang booming-booming-nya.
Entah, apa yang membuat saudari TS mau meminjamkan motornya begitu saja. Menurut pengakuan Nina dan saudari TS, mereka seolah menurut saja pada apa yang Tuti perintahkan.
Mereka menunggu Tuti kembali di kursi taman sekitar 1 jam. Saat taman mulai sepi, mereka baru sadar bahwa Tuti sudah terlalu lama tak kembali.
Dalam ketakutan yang amat besar karena takut dimarahi orang tua, mereka terus menunggu meski malam kian larut dan hujan rintik mulai turun tapi Tuti tak kunjung kembali.
Putus asa menunggu, barulah saudari TS akhirnya memberanikan diri untuk menelpon TS. Setelah menjemput mereka berdua di taman kota. TS membawa mereka pulang ke rumah TS. Orang tua Nina juga turut datang ke rumah setelah mendengar berita tersebut.
Tengah malam itu juga, setelah bertanya ke sana ke mari alamat Tuti, kami beramai-ramai mendatangi rumahnya. Sayangnya, hanya kecewa yang kami dapat.
Rupanya, itu bukan modus pencurian pertama Tuti, bahkan kami bukan korban pertamanya. Menurut keluarganya, kami korban kesekian. Tuti sudah setahun belakangan kabur dari rumah orangtuanya.
Ia kabur bersama seorang laki-laki yang jauh lebih tua darinya bahkan lebih pantas disebut bapak ketimbang pacarnya. Laki-laki tersebut juga suami orang. Tujuan pasangan tersebut mencuri motor ialah untuk membeli narkoba.
Akhirnya, kami pulang dengan tangan kosong. Kami tak tega meminta ganti rugi kepada keluarga Tuti karena kondisi keluarganya pun sangat memprihatinkan.
Di tengah kekalutan kami, paman Nina yang juga ikut membantu kami mencari Tuti, menampar wajah Nina dengan keras sebagai ungkapan kekesalannya karena Nina menjadi jalan bagi Tuti untuk mencuri motor kami karena telah membawa Tuti ke rumah kami.
Ternyata, awalnya, Tuti mengunjungi rumah Nina dan membujuk Nina untuk makan-makan di luar. Namun, motor di rumah Nina masih digunakan ayahnya yang sedang bekerja. Oleh karena itu, Nina mengajak Tuti main ke rumah kami.
Jadi, posisi Nina adalah ia terjebak oleh permainan busuk Tuti. Keluarganya meminta maaf pada kami atas kejadian itu. Namun, TS tak menyetujui sikap pamannya itu. Kekerasan bukan jalan keluar ataupun solusi.
Anak yang diganjar kekerasan atas kesalahannya akan trauma. Kelak, saat ia berbuat kesalahan, ia takut bersikap jujur pada keluarganya dan itu akan berdampak negatif.
Semua anak gudangnya kesalahan. Kesalahan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Namun, itu hanya sebuah proses. Kelak, ia akan belajar dari kesalahan-kesalahannya.
Setelah membuat laporan pada pihak berwajib, kami mencoba mengikhlaskan motor yang hampir lunas setelah 3 tahun dicicil dengan susah payah oleh orang tua kami.
Itu kali kedua kami kehilangan motor. Kejadian pertama terjadi saat kami solat maghrib berjamaah. Selepas solat, motor kami sudah raib. Saat itu, kami juga sudah melapor pada polisi tapi tak ditemukan.
Jadi, di kejadian kedua itu, kami sudah tahu untuk tidak berharap lebih lagi. Benar saja, polisi tidak mampu menemukan motor kami maupun keberadaan Tuti dan laki-laki tersebut pun hingga saat ini thread ini ditulis.
Kejadian 2 : Motor Dicuri Teman Sepermainan
Kejadian ini dialami oleh teman TS, sebut saja Kirun. Pada suatu malam, Kirun main di warnet (warung internet) langganannya. Di sana, ternyata sudah ada temannya, sebut saja Ale yang juga dikenalnya di warnet itu.
Ale juga berlangganan di warnet tersebut sehingga mereka berdua sering berjumpa secara tak sengaja. Hal tersebut membuat mereka jadi sering mengobrol ringan ketika bertemu.
Malam itu, Ale minta tolong kepada Kirun untuk mengantarnya pulang karena ia ke warnet jalan kaki dan juga sedang banyak masalah. Sebagai teman, meski bukan teman dekat, Kirun bersimpati dan bersedia mengantarkan Ale pulang.
Saat di jalan, Kirun melihat ada warung di pinggir jalan dan menepi untuk membeli minuman kemasan karena merasa sangat kehausan. Ale yang ia bonceng mempersilakan Kirun dan menunggu di atas motor.
Kirun mematikan motornya tanpa mencabut kunci. Ia turun dan menghampiri si pemilik warung. Tiba-tiba, Ale tancap gas melarikan motornya. Sungguh di luar dugaan. Niat baiknya berbuah petaka.
Sang pemilik warung dan orang-orang di warnet menjadi saksi atas kasus pencurian tersebut. Singkat cerita, kasus di selesaikan secara kekeluargaan. Entah bagaimana akhirnya, yang jelas, keluarga Ale bersedia mengganti kerugian Kirun.
Usut punya usut, ternyata, Ale menjadi budak barang haram narkoba berupa sabu. Ia juga terlilit hutang karena judi online. Sebelumnya, ia juga menjual motornya dan kabur dari rumah.
Saat malam kejadian, Kirun sepertinya sedang apes. Mungkin, Ale tak bermaksud melarikan motornya tapi karena melihat ada kesempatan, terjadilah pencurian tersebut.
Kejadian 3 : Motor Dicuri Paman Sendiri
Kejadian ketiga ini dialami oleh teman TS juga, sebut saja Mail. Pada suatu siang, paman Mail datang ke rumah untuk meminjam motor. Katanya sebentar saja karena ada urusan mendesak.
Sejak awal, Mail sudah ragu untuk meminjamkan karena ia kenal betul, suami bibinya itu banyak masalah. Ia tak mau kalau sampai terlibat di dalamnya. Namun, merasa tak enak hati, akhirnya, ia pinjamkan juga.
Sore menjelang, tak nampak juga batang hidung pamannya. Ia lekas menelpon bibinya tapi pamannya juga tak ada di sana. Esok harinya, ia mendatangi langsung rumah bibinya untuk menanyakan keberadaan paman dan motornya.
Namun, hanya kecewa yang ia dapat. Pamannya sejak kemarin siang tak pulang ke rumah. Ternyata, Pamannya sudah punya WIL (Wanita Idaman Lain) sehingga sudah jarang sekali pulang ke rumah.
Sebelumnya, pamannya sudah pernah menggadaikan motor, membawa lari uang dan emas bibinya serta punya banyak hutang dimana-mana. Para penagih hutang itu menagih kepada bibinya.
Meski merasa kasihan tapi ia juga dalam kondisi membutuhkan. Hingga akhirnya, diketahui bahwa motornya telah digadaikan sang paman pada seorang rentenir. Akhirnya, bibinya bersedia bertanggung jawab atas perbuatan pamannya.



"Demikian thread TS. Semoga thread ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar selalu waspada pada tindak kejahatan meski pada orang terdekat. Semoga Tuhan melindungi kita dan keluarga kita dimana pun berada, aamiin. Jauhkan dirimu dari masalah. Hidup sudah rumit jangan memperumitnya lagi. Itulah kunci hidup tenang. Silakan komen di bawah, ya!."




sumber
Halo GanSis!
Harta hanya titipan tapi sebagai pemilik, kita punya tanggung jawab untuk menjaganya. Terlebih, jika harta tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Namun, yang namanya musibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Oleh karena itu, waspada sangat perlu. Beberapa kejadian pencurian motor di bawah ini, mungkin, bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati pada siapa saja, sekalipun itu orang terdekat.
Kejadian 1 : Motor Dicuri Teman Lama
Spoiler for ilustrasi:
Kejadian ini dialami oleh keluarga TS sendiri. Malam itu, selepas maghrib, datang dua orang ke rumah. Salah satu dari mereka, sebut saja Nina adalah tetangga kami.
Nina datang bersama seorang perempuan, sebut saja Tuti. Nina dan Tuti dulunya teman sekelas saudarinya TS. Akan tetapi, sudah beberapa tahun, Nina dan saudari TS tidak bertemu dengan si Tuti sejak tamat sekolah.
Singkat cerita, dalam reuni dadakan itu, Tuti mengajak Nina dan saudari TS untuk melanjutkan obrolan mereka di luar sambil mencari kedai supaya bisa makan-makan.
Namun, satu-satunya motor yang bisa digunakan adalah milik mama TS karena motor di rumah Nina dipakai ayahnya sedangkan Tuti tidak membawa motor. Terpaksa, mereka ke luar rumah dengan boti alias bonceng tiga.
Hari sudah menunjukkan pukul 9 malam. Kami di rumah merasa khawatir karena saudari TS tak kunjung pulang. TS coba hubungi handphone-nya tapi tak diangkat-angkat.
1 jam kemudian, saudari TS baru menelpon balik. Terdengar suara tangisan di ujung telepon. Ada ketakutan dalam suaranya. Dalam kepanikan, TS mencoba untuk tetap tenang dan menenangkannya.
"Calm down, Dear. Tell me slowly, okay?" Ujar TS saat itu. Saudari TS dan Nina temannya menceritakan bahwa ternyata, saat keluar dari rumah kami, mereka bertiga pergi ke taman kota. Taman tersebut memang menjadi tempat nongki favorit anak muda di kota kami.
Tak berapa lama setelah tiba di taman, Tuti meminta saudari TS untuk meminjamkannya motor. Alasannya, ia mau membelikan mereka sop buah. Saat itu, sop buah sedang booming-booming-nya.
Entah, apa yang membuat saudari TS mau meminjamkan motornya begitu saja. Menurut pengakuan Nina dan saudari TS, mereka seolah menurut saja pada apa yang Tuti perintahkan.
Mereka menunggu Tuti kembali di kursi taman sekitar 1 jam. Saat taman mulai sepi, mereka baru sadar bahwa Tuti sudah terlalu lama tak kembali.
Dalam ketakutan yang amat besar karena takut dimarahi orang tua, mereka terus menunggu meski malam kian larut dan hujan rintik mulai turun tapi Tuti tak kunjung kembali.
Putus asa menunggu, barulah saudari TS akhirnya memberanikan diri untuk menelpon TS. Setelah menjemput mereka berdua di taman kota. TS membawa mereka pulang ke rumah TS. Orang tua Nina juga turut datang ke rumah setelah mendengar berita tersebut.
Tengah malam itu juga, setelah bertanya ke sana ke mari alamat Tuti, kami beramai-ramai mendatangi rumahnya. Sayangnya, hanya kecewa yang kami dapat.
Rupanya, itu bukan modus pencurian pertama Tuti, bahkan kami bukan korban pertamanya. Menurut keluarganya, kami korban kesekian. Tuti sudah setahun belakangan kabur dari rumah orangtuanya.
Ia kabur bersama seorang laki-laki yang jauh lebih tua darinya bahkan lebih pantas disebut bapak ketimbang pacarnya. Laki-laki tersebut juga suami orang. Tujuan pasangan tersebut mencuri motor ialah untuk membeli narkoba.
Akhirnya, kami pulang dengan tangan kosong. Kami tak tega meminta ganti rugi kepada keluarga Tuti karena kondisi keluarganya pun sangat memprihatinkan.
Di tengah kekalutan kami, paman Nina yang juga ikut membantu kami mencari Tuti, menampar wajah Nina dengan keras sebagai ungkapan kekesalannya karena Nina menjadi jalan bagi Tuti untuk mencuri motor kami karena telah membawa Tuti ke rumah kami.
Ternyata, awalnya, Tuti mengunjungi rumah Nina dan membujuk Nina untuk makan-makan di luar. Namun, motor di rumah Nina masih digunakan ayahnya yang sedang bekerja. Oleh karena itu, Nina mengajak Tuti main ke rumah kami.
Jadi, posisi Nina adalah ia terjebak oleh permainan busuk Tuti. Keluarganya meminta maaf pada kami atas kejadian itu. Namun, TS tak menyetujui sikap pamannya itu. Kekerasan bukan jalan keluar ataupun solusi.
Anak yang diganjar kekerasan atas kesalahannya akan trauma. Kelak, saat ia berbuat kesalahan, ia takut bersikap jujur pada keluarganya dan itu akan berdampak negatif.
Semua anak gudangnya kesalahan. Kesalahan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Namun, itu hanya sebuah proses. Kelak, ia akan belajar dari kesalahan-kesalahannya.
Setelah membuat laporan pada pihak berwajib, kami mencoba mengikhlaskan motor yang hampir lunas setelah 3 tahun dicicil dengan susah payah oleh orang tua kami.
Itu kali kedua kami kehilangan motor. Kejadian pertama terjadi saat kami solat maghrib berjamaah. Selepas solat, motor kami sudah raib. Saat itu, kami juga sudah melapor pada polisi tapi tak ditemukan.
Jadi, di kejadian kedua itu, kami sudah tahu untuk tidak berharap lebih lagi. Benar saja, polisi tidak mampu menemukan motor kami maupun keberadaan Tuti dan laki-laki tersebut pun hingga saat ini thread ini ditulis.
Kejadian 2 : Motor Dicuri Teman Sepermainan
Spoiler for ilustrasi:
Kejadian ini dialami oleh teman TS, sebut saja Kirun. Pada suatu malam, Kirun main di warnet (warung internet) langganannya. Di sana, ternyata sudah ada temannya, sebut saja Ale yang juga dikenalnya di warnet itu.
Ale juga berlangganan di warnet tersebut sehingga mereka berdua sering berjumpa secara tak sengaja. Hal tersebut membuat mereka jadi sering mengobrol ringan ketika bertemu.
Malam itu, Ale minta tolong kepada Kirun untuk mengantarnya pulang karena ia ke warnet jalan kaki dan juga sedang banyak masalah. Sebagai teman, meski bukan teman dekat, Kirun bersimpati dan bersedia mengantarkan Ale pulang.
Saat di jalan, Kirun melihat ada warung di pinggir jalan dan menepi untuk membeli minuman kemasan karena merasa sangat kehausan. Ale yang ia bonceng mempersilakan Kirun dan menunggu di atas motor.
Kirun mematikan motornya tanpa mencabut kunci. Ia turun dan menghampiri si pemilik warung. Tiba-tiba, Ale tancap gas melarikan motornya. Sungguh di luar dugaan. Niat baiknya berbuah petaka.
Sang pemilik warung dan orang-orang di warnet menjadi saksi atas kasus pencurian tersebut. Singkat cerita, kasus di selesaikan secara kekeluargaan. Entah bagaimana akhirnya, yang jelas, keluarga Ale bersedia mengganti kerugian Kirun.
Usut punya usut, ternyata, Ale menjadi budak barang haram narkoba berupa sabu. Ia juga terlilit hutang karena judi online. Sebelumnya, ia juga menjual motornya dan kabur dari rumah.
Saat malam kejadian, Kirun sepertinya sedang apes. Mungkin, Ale tak bermaksud melarikan motornya tapi karena melihat ada kesempatan, terjadilah pencurian tersebut.
Kejadian 3 : Motor Dicuri Paman Sendiri
Spoiler for ilustrasi:
Kejadian ketiga ini dialami oleh teman TS juga, sebut saja Mail. Pada suatu siang, paman Mail datang ke rumah untuk meminjam motor. Katanya sebentar saja karena ada urusan mendesak.
Sejak awal, Mail sudah ragu untuk meminjamkan karena ia kenal betul, suami bibinya itu banyak masalah. Ia tak mau kalau sampai terlibat di dalamnya. Namun, merasa tak enak hati, akhirnya, ia pinjamkan juga.
Sore menjelang, tak nampak juga batang hidung pamannya. Ia lekas menelpon bibinya tapi pamannya juga tak ada di sana. Esok harinya, ia mendatangi langsung rumah bibinya untuk menanyakan keberadaan paman dan motornya.
Namun, hanya kecewa yang ia dapat. Pamannya sejak kemarin siang tak pulang ke rumah. Ternyata, Pamannya sudah punya WIL (Wanita Idaman Lain) sehingga sudah jarang sekali pulang ke rumah.
Sebelumnya, pamannya sudah pernah menggadaikan motor, membawa lari uang dan emas bibinya serta punya banyak hutang dimana-mana. Para penagih hutang itu menagih kepada bibinya.
Meski merasa kasihan tapi ia juga dalam kondisi membutuhkan. Hingga akhirnya, diketahui bahwa motornya telah digadaikan sang paman pada seorang rentenir. Akhirnya, bibinya bersedia bertanggung jawab atas perbuatan pamannya.
Quote:



"Demikian thread TS. Semoga thread ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar selalu waspada pada tindak kejahatan meski pada orang terdekat. Semoga Tuhan melindungi kita dan keluarga kita dimana pun berada, aamiin. Jauhkan dirimu dari masalah. Hidup sudah rumit jangan memperumitnya lagi. Itulah kunci hidup tenang. Silakan komen di bawah, ya!."



Quote:
Quote:
Diubah oleh aldysadi 27-12-2019 11:41






sebelahblog dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.8K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan