WAKIL Ketua DPRD Surabaya AH Thony mengaku bangga saat Surabaya nantinya bisa terealisasi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Ini akan menjadi sejarah peradaban dan perkembangan Kota Surabaya karena telah dipercaya dunia.

Mimpi itu segera terealisasi asalkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak saja ngebut dalam mengerjakan proyek sambut Piala Dunia.

Namun, langkah percepatan menjadi tuan rumah event internasional itu juga harus terukur.

"Harus dilakukan dengan skema dan target yang jelas," kata Thony, Minggu (24/11).

DPRD Surabaya mendukung penuh Pemkot Surabaya serius menyambut tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia.

DPRD pun mengesahkan pengajuan anggaran yang dinilai realistis. Total anggaran khusus untuk menyambut Piala Dunia U-20 ini sebesar Rp 81,1 miliar.

Anggaran tersebut digunakan khusus untuk renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana pendukung Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Venue utama pelaksanaan Piala Dunia U-20 ini digelontor anggaran Rp 30 miliar.

Sedangkan anggaran untuk menata dan memperbaiki Lapangan Karang Gayam Rp 21 miliar, dan untuk memperbaiki Stadion 10 November Tambaksari Rp 23 miliar.

Keduanya harus menjadi venue pendamping untuk digelarnya latihan.

Tidak hanya, khusus untuk pemasangan singgle seat VIP dianggarkan Rp 5,5 miliar dan Rp 1,6 miliar untuk buffer some GBT.

"Semua harus dilihat dalam perspektif investasi," kata Thony.

“Ada lagi... kita minta kepada pemkot, termasuk pihak ketiga agar tidakmain-main dengan anggaran ini, termasuk kualitas barang dan bangunan," imbuhnya.

Thony menyebut bahwa megaproyek Piala Dunia ini akan selalu disorot oleh masyarakat, baik dalam negeri ataupun luar negeri.

Kalau sampai ada kasus suap atau buruknya kualitas proyek, akan menjadi masalah besar.

"Makanya harus terukur. Jangan sampai menimbulkan masalah hukum yang bikin trauma masyarakat. Pecinta sepakbola akan tidak nyaman di Stadion GBT. Saya minta Komisi C dan Komisi D untuk serius memonitor terus," kata Thony. 

.........