Di inaugurasi ini yang melaksanakannya adalah angkatan 19 fakultas seni rupa dan desain ISBI Bandung, dengan judul inauangsa kepanjangan dari inaugurasi angkatan salapan belas (salapan = sembilan). Tematik dari acara ini adalah pengungsi dan kegentingan, pengungsi disini memiliki artian bahwa mereka adalah mahasiswa baru di fakultas fsrd dan juga keluarga baru di organisasi mahasiswa (gamaseni) sehingga mereka memosisikan diri mereka sebagai pengungsi yang mau tak mau harus tinggal di lingkungan tersebut sampai di sahkannya menjadi keanggotaan, dan kegentingan disini juga sebagai pengungsi pasti mereka berada di posisi genting, yang harus mengurus kuliahnya, berkarya juga, dan mengurus pagelaran acara tersebut.

Di acara ini mereka mempersembahkan sebuah pameran karya seni rupa yang memiliki konsep dan gagasan serupa dengan tema acara tersebut



Dengan bentuk karya yang menggambarkan kegentingan dengan media seadanya mereka membuat sebuah karya yang menandakan bahwa mereka sedang dalam keadaan genting yang teramat, dan juga menampilkan estetik yang elegan



Komposisi display karya membaur dengan apresiator yang seolah ingin mengajak untuk ikut masuk kedalam posisi kegentingan dan letak karya yang berada di sudut seolah mereka menaruh barang di pojokan tenda pengungsi



Selain pameran 2 dimensi nya juga mereka membuat instalasi ditengah lokasi dengan komposisi bambu yang dirangkai acak dan dililitkan kertas bergambar stensil berbentuk tangan yang saling meraih dan menggenggam, dengan gambar ini mereka berusa bergotong royong, bahu membahu menghadapi posisi mereka yang sebagai pengungsi di kampus, dengan tekanan yang berat mereka memvisualisasikan ekspresinya lewat media yang eksperimental.



Selain pameran pun mereka menampilkan performance art yang menanggapi keadaan mereka yang pusing, terbelit belit dengan tugas, kehidupan diluar kuliah, dan tuntutan menjadi anggota resmi sebuah keluarga besar (ukm).





Ditampilkan dengan ciamik oleh salah satu rekan panitia inaugurasi, performance art yang berdurasi 10 menit itu membawa para apresiator melihat mereka yang sebelum acara ini digelar, mereka bersusah payah mencari sebuah ide, dan banyak kendala diluar sana yang menyerang mereka setiap waktu.

acaranya berlangsung agak chaos karena sebelum acara dimulai tiba tiba hujan deras dan angin kencang menerpa, sehingga acara pembukaan ditunda sebentar, beberapa karya rubuh dan juga robek, tetapi mereka sigap membereskan kembali mendisplay walau beberapa karya ada yang rusak, dan acara tetap terus dilanjutkan, dengan adanya hujan besar itupula yang mereka anggap bahwa alam pun ikut mengapresiasi dan menambah kesan kegentingan semakin terasa, dengan becek dimana mana, karya yang rusak dan rubuh seolah olah seperti di tempat pengungsian.