- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Puji Greta Thunberg, Anies Minta Jangan Remehkan Kata-kata


TS
i.am.legend.
Puji Greta Thunberg, Anies Minta Jangan Remehkan Kata-kata

Puji Greta Thunberg, Anies Minta Jangan Remehkan Kata-kata
Jakarta, CNN Indonesia -- Anies Baswedan memuji aktivis 16 tahun asal Swedia, Greta Thunberg, yang baru saja terpilih menjadi Person of the Year 2019 majalah TIME dan menyebutnya sebagai sosok yang berhasil menggerakkan dunia lewat kata-kata.
"Greta Thunberg menjadi Person of the Year majalah TIME. Umurnya 16 tahun, dia punya pemikiran lalu diturunkan jadi satu rangkaian kata-kata, protes," ujar Gubernur DKI Jakarta itu dalam acara Milenial Fest 2019 di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (14/12).
Thunberg sendiri memang dikenal vokal mendesak pengambilan langkah menghadapi krisis iklim global. Dia memulai aksi pada Agustus 2018 dengan bolos sekolah dan berkemah di depan gedung parlemen Swedia, meminta pemerintah setempat mengambil tindakan atas bahaya perubahan iklim. Dari sana, kampanye Thunberg makin membesar menjadi pergerakan global.

Protes Thunberg itu, kata Anies, disampaikan di hadapan parlemen hingga akhirnya menjadi perhatian para pemimpin dunia. Anies menyebut aksi Thunberg sebagai contoh pentingnya bernarasi.
"Karena akhir-akhir ini kata-kata dianggap tidak penting, yang penting kerja. Kata-kata itu menjadi sesuatu," kata Anies.
Padahal, lanjut Anies, seorang pemimpin harus menggunakan kata-kata untuk menyampaikan gagasan sehingga orang-orang akan sukarela mengikuti gagasan tersebut.
"Kalau punya gagasan, itu harus diterjemahkan dalam bentuk narasi. Bisa lisan, tulisan, audio visual. Anda harus punya narasi kemudian diterjemahkan jadi aksi," ucap Anies.
"Jangan pernah remehkan kata-kata. Tanpa narasi you go nowhere," lanjutnya.
Mantan Mendikbud di era pemerintahan Joko Widodo itu juga menyebut Thunberg sebagai contoh nyata sosok yang menggerakan dunia melalui kata-kata.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, orang nomor satu di DKI itu membantah pujiannya pada Thunberg merupakan sindiran bagi pihak yang kerap menyebutnya hanya menjual kata-kata.

"Enggak, enggak. Ini justru contoh bahwa narasi punya kekuatan besar. Dan bagaimana narasi itu bisa menjangkau begitu banyak orang," tuturnya.
Anies sebelumnya banyak dikritik sejumlah pihak karena terlalu mengumbar kata-kata.
Dalam satu tahun masa pemerintahan Anies yang lalu, ia pernah diibaratkan kaya akan kata-kata, tetapi minim perbuatan. Anies juga disebut tak memberikan kinerja nyata dalam setahun pemerintahannya. (pris/vws)
sumber
☆☆☆☆☆
Betul Mister Gubernur.
Mudah-mudahan kedepan, di Jakarta ini, ada anak laki-laki atau perempuan usia 16an tahun seperti Thunberg yang akan membolos dari sekolahnya lalu membuat tenda di depan Balai Kota, duduk diam, hanya membawa selembar kertas bertuliskan : Tertibkan PKL yang mengokupasi trotoar!
Lalu esoknya dia membolos sekolah lagi dan kembali membuat tenda di depan Balai Kota, dan kali ini dia bersuara lantang : "Tuan Gubernur! Tertibkan PKL yang mengokupasi trotoar!"
Besoknya dia datang lagi, membolos lagi, dan mendirikan tenda lagi. Kali ini dia membawa Toa dan berkata : "Tuan Gubernur! Engkau tidak tuli kan? Tertibkan PKL yang mengokupasi trotoar!"
Lalu ada yang mulai jengah. Satpol PP datang untuk membongkar tenda tersebut, tapi dilawan oleh si anak muda. Wartawan meliput. Berita tersebar. Para wartawan online dan televisi berdatangan.
Mulailah para pahlawan kesiangan ikut bersuara. Membawa suara pribadi, membawa suara partai. Artis-artis ikut bersuara. Dan tuntutan semakin membesar. Para anak muda dari penjuru kota Jakarta berdatangan. Mereka semua membolos sekolah. Kelas sepi. Guru-guru kehilangan murid. Para orangtua panik.
Tuntutan semakin meluas. Kini tak lagi soal PKL yang dituntut, tapi tuntutan interpelasi kepad Gubernur DKI Jakarta. DPRD sibuk menyiapkan hak angket. Mosi tidak percaya digulirkan. Dan ada yang emosi dibalik gorden Balai Kota.
Cut!
Bukan begitu caranya Mister Gubernur. Mau mister berdalih apapun juga, nyata, dari semua kata-kata yang mister keluarkan, mister tengah berkelit, tengah membela diri dari sebutan familiar untuk mister. Gubernur ahli tata kata.
Modal dasar mister menjadi Gubernur memang hanya kata-kata. Dan sesudahnya kata-kata itu yang terlanjur menjadi janji, dipaksakan menjadi realita meskipun hanya janji surga.
Hanya Anies yang berani menolak Reklamasi. Tak ada kompromi! Segel bangunan Reklamasi! Esoknya tersiar kabar, ada pertemuan dengan para pengembang. Dan tiba-tiba tersiar lagi kabar, IMB telah keluar ribuan lembar. Dan pembela mister dengan enteng bicara : "Pengembang sudah keluar uang triliunan. Kita harus realistis, tak boleh pragmatis."
Selesai? Ya. Selesai. Tapi bau busuknya tak akan hilang hingga tahunan kedepan. Dan bau busuk itu juga menghampar di Kampung Akuarium, di bantaran kali, disisi-sisi sungai, dibawah jalan layang, di trotoar, di gedung-gedung sekolah, di RPTRA, di pembelanjaan anggaran, di tim buzzer, hingga sampai ke ormas-ormas.
Thunberg tidak sebanding dengan anggota-anggota Green Peace yang sejak 1 dekade menyuarakan tentang perubahan iklim dengan segala tindakannya bertaruh nyawa.
Dan kenapa mister justru mencontohkan kepada Thunberg? Karena diksi yang mister pilih adalah narasi. Hanya narasi. Kata-kata. Dan memang hanya itu yang mister punya dan mister bisa.
Jadi wajarlah. Pengobral kata-kata harus mencari contoh yang sama. Dan itu manusiawi sekali.
Bukan begitu bukan?
Diubah oleh i.am.legend. 15-12-2019 01:16






4iinch dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.6K
35


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan