- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Enam Cara Khusyu' dalam Shalat


TS
RifanNazhif
Enam Cara Khusyu' dalam Shalat

Ibadah dalam Islam yang paling mudah dikerjakan adalah shalat. Sementara berpuasa lumayan berat karena harus menahan lapar dan haus seharian. Begitu pula zakat, baru dikerjakan kalau ada uang. Haji apalagi, karena kita mesti banyak uang agar bisa melakukannya.
Tapi apakah kamu tahu kalau sebenarnya yang paling sulit dikerjakan dengan sempurna itu adalah shalat? Kalau puasa, tinggal tidak melakukan hal-hal yang halal seharian penuh, tentu saja sudah beres. Ada uang tinggal bayar zakat, selesai. Mempunyai uang berlebih, bisa beberapa kali berangkat haji. Hanya karena terbentur masalah kuota saja akhirnya diganti dengan umrah.
Mungkin tuma'ninah atau sesuai dengan gerakan shalat, bisalah kita kerjakan. Bagaimana kalau dengan khusyu'? Saya sendiri sampai sekarang terkadang bingung menerjemahkan bagaimana rasa khyusu' itu. Padahal rasa khusyu' itu sering kita rasakan. Tentu saja bukan dengan tiba-tiba kita seperti merasakan berada di alam lain baru dikatakan khusyu'. Kita tetap sadar akan sekeliling, dan tak ada yang berbeda sama sekali.
Mungkin khusyu' itu bisa disamakan dengan orang yang bermain game. Dia tetap saja sadar sedang memegang ponsel, tapi dia sama sekali alpa sekelilingnya. Kira-kira demikianlah gambaran apa yang disebut khusyu' itu.
Lalu apa yang harus kita lakukan agar khusyu' dalam shalat?
Pertama, dengan merubah mindset saat akan melaksanakan shalat di masjid. Yakni dengan merubah rasa malas menjadi rindu ingin mendirikan shalat.
Kedua, hilangkan semua urusan dunia dari kepala kita. Mau ada pekerjaan di kantor yang amat mendesak, kita tak usah hiraukan.
Ketiga, setelah mengambil wudhu, usahakan tak lagi berbincang dengan orang, meski sekadar menegor. Lebih baik diisi dengan berzikir.
Keempat, saat muazin azan, jawablah setiap lantunan azan itu sesuai yang sudah kita ketahui bersama.
Kelima, kita sebaiknya mengerti setiap ayat yang kita baca dalam shalat. Karena kita tak akan khusyuk kalau kita sendiri tak faham dengan apa yang kita ingin. Ibaratnya, seseorang yang tidak bisa memainkan sebuah game, maka mustahil dia bisa bisa khusyu' mengoperasikannya. Pun bagaimana seorang anak meminta sesuatu kepada orangtuanya, sedang dia sendiri tak faham apa yang dia mau.
Keenam, kita melafalkan ayat dengan sirr atau pelan. Pelan di sini bukan dalam hati, tapi telinga kita juga bisa mendengarnya (tentu saja jangan sampai didengar orang lain). Sebab rasa nikmat atau khusyu' itu timbul karena korelasi panca indra. Misalnya makan akan terasa nikmat bila tidak ada masalah yang terjadi antara mulut dan hidung. Bukankah ketika hidung tersumbat, makan menjadi tak nikmat? Lebih tak nikmat lagi ketika gigi sakit. Sementara hati menjadi khusyu' ketika suara yang kita lafalkan didengar telinga. Bukankah kalau dulu kita sedang menghafal pelajaran, selalu saja bersuara, dan bukan di dalam hati.
Mungkin orang sering heran melihat mengapa mereka yang rajin shalat, tapi rajin pula korupsi. Padahal shalat itu kan mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar? Intinya karena mereka tidak khusyu' dalam shalat, maka tetap saja mereka berlaku keji dan mungkar.
Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat. Mohon maaf bila ada kekeliruan. Terima kasih.
-----
Diubah oleh RifanNazhif 14-12-2019 23:25






sebelahblog dan 3 lainnya memberi reputasi
2
698
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan