missforget21Avatar border
TS
missforget21
Black Eye.(5)
     
Black Eye
Cp.5

*****

. Dengan ketakutan di dada masing-masing, kami berdua melangkah maju mendekati pintu masuk rumah itu di ikuti oleh pria tua itu dibelakang kami.

Sesekali aku dan laura melirik kebelakang. Memastikan bahwa pria itu masih dibelakang kami. Dan yang terpenting.. Untuk memastikan pria itu manusia atau bukan.

Pria itu tersenyum sinis saat kami berbalik melihatnya. Mungkin dia risih dan tidak nyaman dengan kedatangan kami.

"Maaf pak.. Apa bapak tinggal sendiri di rumah ini..??" tanyaku.

"Tidak. Saya tinggal bersama tuan muda di rumah ini.."

Tuan muda..?? Berarti kemungkinan bukan pria ini sang penulis artikel. Mungkin tuan muda yang dia maksud adalah orang yang kami cari.

*****

Setelah berjalan beberapa waktu, kami akhirnya masuk ke dalam rumah itu. Dan WOOW... ada begitu banyak hal menarik di dalam rumah itu. Setiap dinding penuh dengan ukiran berbentuk wajah. Tapi lagi.. Wajah itu tdk memeperlihatkan bentuk mata.

Apa ukiran itu juga tidak memiliki mata..?

*****

"Anda bisa duduk di sini dan menunggu.. Saya akan panggilkan tuan muda.."

Pria itu kemudian berjalan perlahan. Menaiki tangga satu demi satu dan membawanya ke lantai dua.

"Mi.. Kok perasaan aku ngak enak ya..??"

"Kamu cuman lelah mungkin.. Kita sekarang sudah ada di rumah si penulis.. Satu-satunya orang yang bisa membawa kita semua keluar dari masalah ini.."

Aku mencoba menguatkan temanku itu. Dia memang sangat penakut. Dan aku tidak menyangka dia akan berada di sini menemaniku sampai sejauh ini.

"Ra.. Kamu takut..??" tanyaku dengan senyum.

"Menurut kamu mi..??"

. Hm.. Aku menarik nafas panjang dan mulai menggenggam tangan teman ku itu.

"Ra.... Kita udah sampai sejauh ini.. Kita.. Kita berdua.. Dan sama seperti biasa.. Kita akan berhasil melewati masalah bersama..."

Mata Laura terlukis keraguan dan ketakutan. Mungkin laura tidak yakin kami akan berhasil. Sedangkan resiko yang kami ambil begitu besar.

"Aku Janji Ra.... Aku janji sama kamu.. Apapun yang terjadi.. Aku bakal selalu ada di samping kamu.. Aku ngak bakal biarin kamu terluka.. Aku bukan TUHAN Ra.. Aku bahkan tidak bisa menjamin nyawa aku sendiri.. Tapi aku bisa janji ke kamu.. Aku bakal jaga kamu seperti kamu jaga persahabatan kita selama ini..."

Mata Laura berbinar. Buliran itu mengalir di pipi nya. Setidaknya ketenangan itu kembali pada Laura.

*****

Dalam suasana haru yang saling menguatkan itu, keheningan kami di pecahkan oleh suara seorang pria. Kali ini suaranya berbeda dengan pria tua sebelumnya.

"Jadi kalian orangnya..?" ucap pria itu.

Sontak saja, aku dan Laura langsung menoleh ke arah suara itu.
Dan ternyata telah berdiri di depan kami seorang pria muda.
Mungkin usianya 5 tahun di atas kami. Pria itu terlihat agak aneh. Dan tentu.. Dia berbeda dari orang - orang yang sebelumnya.
Kedua mata pria itu lengkap dan berfungsi dengan baik.
Dia benar-benar selamat...

"Selamat datang di gubuk kecil ku ini.." ucap pria itu merendah.

"Gubuk..?? Gubuk mata Lu Soek..?" ucapku dalam hati.
Bagaimana bisa rumah sebesar ini di sebut sebagai gubuk.

"Ah.. Anda terlalu merendah.." ucap laura.

Perlahan pria itu maju dan mendekat pada kami. Kemudian duduk berhadapan dengan kami.

Jujur.. Pria itu terlihat memukau dengan kemeja hitam dan celana hitam yang ia kenakan. Tapi sungguh tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu sebenarnya.

"karena anda sudah tau tujuan kami kemari.. Kami rasa.. Kami tidak perlu lagi mengulang alasan kami.." ucap ku.

"Heh.. Yah.. Aku tau tujuan kalian.. Tapi sepertinya kalian masih belum sadar dengan resiko yang kalian ambil ini.."

Kembali.. Kalimat yang mengundang takut itu terdengar. Kali ini bahkan dari seseorang yang pernah mengalahkan Black Eye.

"Kami tau.. Dan kami sadar dengan semua resiko yang kami ambil.. Dan karena itulah kami berani melangkah sejauh ini.." ucap ku.

"Mungkin kalian sadar akan resiko itu.. Tapi kalian sama sekali belum sadar tentang Apa yang kalian hadapi.."

Sontak suasana menjadi tegang. Pria itu benar. Kami telah melompat ke dalam sungai berisi Buaya kelaparan.

"Black Eye bukan hanya seorang Psicopat Gila yang suka memakan Mata.. Tapi dia juga jelmaan dari Iblis yang sengaja di panggil dari kegelapan untuk menghabiskan umat manusia..."

SIAL..!! aku bahkan tidak tau fakta mematikan itu. Dan kini kami terlambat menyadari itu.

"Lalu.. Bagaimana cara mengalahkan Black Eye itu..??" tanya ku.

"Tidak ada...."

"APA..??!!" Ucapku kaget.

Laura bahkan tidak berani bernfas setelah mendengar ucapan pria itu. Laura begitu takut sampai air matanya jatuh tanpa suara.

"Tid..tidak.. Pasti ada cara mengalahkan Black Eye.. Bukan kah kau pernah mengalahkan nya..???"

"Bukan aku.. Itu adalah kakek ku. Tapi kini kakek ku sudah meninggal 30 tahun lalu.. Apa kau berfikir untuk menghidupkannya dan bertanya padanya..??"

Jujur.. Aku sangat kecewa mendengar ucapan pria itu. Dia bahkan menghancurkan harapan terakhir kami.

"Jika memang tidak ada jalan keluar.. Untuk apa kau mengirim alamat ini ke kami...??!!"

Suasana mulai panas antara aku dan pria itu. Tambah lagi Laura yang kini menjadi patung hidup karena takut. Sial.. Semuanya menjadi kacau.

"untuk apa..?? Atau kau memang sengaja agar kami segera menjadi korban dari Psico gila itu..!!"

"Justru aku menyelamatkan mu dari Black Eye..!!"

. Aku bingung.. Apa maksudnya menyelamatkan kami dengan memancing kami ke kota ini.

"Apa maksud mu menyelamatkan kan..?? Kau jelas jelas menjebak kami datang ke kota asal Black Eye..??"

"Karena kota mu tidak aman lagi..,!!"

Pernyataan pria itu membuatku kaku. Aku semakin bingung dengan perkataannya.

"Kau tau..?? Black Eye berkeliaran di Kota mu untuk mengumpulkan 100 pasang bola mata dan mempersembahkannya pada Dewa Iblis untuk menemukan Reinkarnasi dari anaknya...."

SIAL.. 100 pasang..

"Tap..tapi.. Kenapa dia datang ke kota ku yang jaraknya cukup jauh dari kota asalnya..??"

"aku fikir kau tau penyebabnya.." ucap pria itu dengan teka teki.

Kami pun terdiam beberapa saat hingga laura membuka mulut dan bicara.

"Larry.. Itu pasti Larry.. karena Ritual yang dilakukan Larry.. Membuat Black Eye bangkit dan berkeliaran di lingkungan kita.."

. Argh.. Sial..

"Jadi.. Lingkungan kami adalah Target utama Black Eye..???" tanyaku pada pria itu.

"Yah.. Dan mungkin semua yang tinggal disana akan habis tak tersisa.. Oleh karena itu aku memanggil kalian kemari.." Jelas pria itu.

"SIAL.. Keluarga ku akan pulang hari ini.. Aku harus kembali..."

Aku memang tidak memberitahu keluarga ku tentang kekacauan ini. Dengan tujuan agar tidak merusak acara pernikahan bibiku dan kini aku merasa menyesal. Aku berlari secepat mungkin meninggalkan Rumah itu dan Laura. Aku berlari menuju Halte. Aku harus cepat dan menyelamatkan mereka.

"MIA.. MIA..."

Laura dengan lantang meneriaki ku dan mengejarku. Tapi aku tidak bisa berhenti.

"Kembalilah Laura.. Kembali ke rumah itu.. Aku akan pergi dan kembali menjempu mu nanti.. Kau aman di Kota ini..."

Next...
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
pilotugal2an541Avatar border
pilotugal2an541 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
2.4K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan