

TS
RifanNazhif
Puisi Kamu yang Sedang Kasmaran

Memelukmu
Kembali di sini memelukmu
kerinduan ini semakin padu
satu-satu mengurai rindu
di ujung waktu aku menunggu
ketika kata-kata peluru
melesat menuju
hatimu
ijinkan aku mengurai maaf
untuk sekali dan tak pernah lagi
mengulangi di hari nanti
sampai kapan pun
(Plg, 1219)
Kafe Kecil
Hujan di kafe kecil
di kerdip kerdil nyala lilin
aku mengapungkan jelanak espresso
sambil menulis larik kata
kehilangan yang tertunda
ketika maafmu terbuka
kesempatanku merayap dalam kata
meninju kafein sampai kapan
kapan juga aku terjaga
(Plg, 1219)
Sebaris Ingin
Hari ini aku ingin
kita menikmati pantai di landai senja
langit berkabut sayap
burung-burung menjala harap
masih ada rejeki di sebalik waktu
hanya usaha yang membuat kuat
seperti aku yang ingin berbuat
pada saat napas masih sempat
memaku syair di sebaris kilat
sebelum hujan turun
diam-diam
(Plg, 1219)
Menikmati Senja
Membaca koran sore ini
di senja memaku kaca
aku lihat sebaris nama
telah lama menghilang
dari dunia kata
terlalu sering bermain angka-angka
bermain kata pun tak berima
apakah itu kamu
yang terkadang mengetuk hati
ketika senja di ambang gelap
menyalakan lilin harap
meski kerdil dia memiliki harap
(Plg, 1219)
Senja Ini Hujan Lagi, Sayang
Untukmu yang duduk merenung pada teritis senja
hujan tak akan memusnah hasrat
para pecinta sekarang sedang memanen asmara
petir adalah fatwa para pujangga
ulir dingin di saat hasrat berpagut
melihatmu di jilatan kilat
betapa ingin menjaga hatimu seberkas kristal
tak pecah berderai dari nafsu ego memeluk hangat
karena hujan adalah benih-benih
yang akan menumbuhkan hutan kata
pernah kutitipkan pada dada yang berbahagia
bukan pada hujan air mata
di peluk kasihu ingin kita menari
dari percik dingin
di situ tempat kita
saling menghangatkan
mungkin di situlah cawan suka yang akan kita reguk
hingga kerut memangkas usia
(Plg, 2019)
Asmara Dunia
Sayang, ketika hujan membasuh angan
rinduku adalah savana di ujung senja
kuda-kuda binal yang tumbuh dari buncah asmara
andaikan lepas kuserahkan pada rengkuh mendekap
keindahan pasrah dari cinta berkah
ijinkan aku mengecup manik matamu
pada sejumput hangat dari aroma kafein
ketika jiwamu mengalur dari syahdu kata
begitupun tak akan kubiarkan hujan tumbuh di mata
selain di hati membasah
asmara
mereguk remang sebelum bersetia dengan lelap
waktu yang indah bagi yang mengaku faham
pada dentang waktu pada malam Jum'at
Friday yang dikutuk seram
tapi bagiku di situ;ah keringat sewangi kesturi
(Plg, 2019)
Quote:
Diubah oleh RifanNazhif 06-01-2020 12:52






nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.8K
61
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan