Basket Dapat Melatih Kepemimpinan Seseorang
Ada yang menyebut basket itu suatu olahraga, ada pula yang menyebut lebih dari olahraga seperti gaya hidup maupun budaya. Terlepas dari persoalan tersebut, basket merupakan permainan antara 2 tim yang saling berlawanan, berisi 5 orang pemain dalam tiap timnya, dimainkan dengan cara mencetak poin sebanyak mungkin dengan memasukkan bola ke ranjang lawan. Basket adalah permainan kolektif atau tim, bukan permainan individu. Basket menuntut sesorang memiliki lawan main maupun partner satu tim. Kata kolektif tadi akan menghantarkan kita pada istilah kerjasama tim atau kerjasama antar pemain dalam satu tim. Dalam sebuah tim tentunya dibutuhkan sosok leader atau pemimpin yang dapat membawa tim mewujudkan visinya. Tiap pemain, pelatih, dan tim tentu memiliki visi dalam bermain. Visi tersebut tentu harus selaraskan, sementara keberadaan leader/ pemimpin dalam tim akan berguna bagi terwujudnya visi tersebut. Artinya secara tak langsung tiap orang yang berkutat di basket pasti akan belajar maknya kepemimpinan. Minimal memimpin dirinya sendiri agar dapat berkontribusi pada tim sehingga visi bersama tadi bisa terwujud. Basket termasuk olahraga yang punya gengsi tinggi, dianggap keren oleh sebagian banyak orang khususnya anak muda. Bagaimana bisa basket melatih jiwa pemimpin dalam diri seseorang? Pada dasarnya visi terwujud jika tiap orang atau anggota tim dapat memimpin diri sendiri dan timnya dengan baik. Hal ini secara berkelanjutan akan melatih kepemimpinan. Melatih bagaimana memperlakukan teman satu tim, pelatih, pendukung, pemain tim lawan, diri sendiri, menyikapi berbagai keadaan yang terjadi. Pemimpin bukan soal orang yang paling hebat dalam tim. Pemimpin lebih kepada subjek dari objek yang kita sebut visi tadi. Untuk itu kemampuan seseorang akan terasah sebagai pemimpin yang baik.
Kenali lebih dekat sebuah brand pakaian lokal yang terinspirasi dari basket yaitu ‘rebound klase’ melalui instagramnya @reboundklase.