Kaskus

Story

muthialaqilahAvatar border
TS
muthialaqilah
Percaya atau Tidak, Ini Yang Dikatakan Tuhan Jika Kita Taat Kepada-Nya
Percaya atau Tidak, Ini Yang Dikatakan Tuhan Jika Kita Taat Kepada-Nya

Sebuah Kisah Pendek Bermakna.

Anak manusia itu berlari di tengah rerumputan yang hijau. Ia mengejar sesuatu yang ia anggap bisa meringankan dan menghilangkan segala kesedihannya. Pepohonan berjejer di kanan kirinya, menumbuhkan buah-buahan yang segar dan matang. Di atas langit tampak pelangi melengkung menyentuh tempat ajaib yang ditapakinya. Tempat luas itu indah sekali. Sebuah latar yang hanya terbayang di negeri-negeri dongeng.

Anak manusia itu bukanlah anak yang jatuh lalu hidup dari dan ke tempat yang antah berantah. Ia ditakdirkan untuk berkelana dengan susah payah, bersama keluarganya yang akan selalu mendukungnya. Ia cukup berbahagia. Insan mengakuinya.


Tapi pada saat ini anak itu berlari. Semain jauh, tanpa menghiraukan sesak yang mulai merambat di dada. Ia mulai pusing, menahan tangis yang seolah-olah akan meledak dan meletup-letup kapan saja.

Sedari tadi, ia memutuskan untuk berlari kepada Tuhan. Bukan pergi untuk kembali. Ia telah melihat cahaya di ujung sana. Cahaya yang amat menyinari kalbunya, dan tubuhnya akan kokoh dengan keridhoan jika cahaya itu mengarunginya.


Ia terjatuh lalu menahan rasa sakit dari luka yang mulai menyayat lutunya. Ia terdiam beberapa saat, berpikir apakah akan sangat melelahkan sekali jika ia melanjutkan pejalanannya ini. Tapi ia tahu, ini adalah haknya.


Sang anak manusia pun bangkit bersama luka fisik yang ia bawa. Ia berlari dengan tertatih-tatih, dengan air mata yang tumpah dari penglihatannya. Ia masih terus mengejar, semakin lama cahaya itu semakin dekat. Padahal, ia tahu kecepatan larinya tak seberapa.

Cahaya itu semakin tak berjarak.
Padahal, dosa telah mengotori punggung sang anak manusia.


Cahaya itu hendak mendekap.
Padahal hawa nafsu telah memeluk relung hati sang manusia.


Cahaya itu hendak menjamunya.
Padahal sang manusia belum bisa menjadi tamu yang memakai pakaian kebaikan yang layak.


Cahaya itu menenangkannya.
Padahal sang manusia seringkali datang hanya ketika tengah dalam kesulitan dan kebutuhan.


Cahaya itu menaunginya dengan rahmat.
Padahal sang manusia bukanlah manusia suci yang memiliki tempat khusus disurga.

Cahaya itu merangkulnya.
Padahal sang manusia hanya bisa meluangkan waktu ditengah kesibukannya, bukan sibuk yang ditinggalkan untuk melakukan.




Cahaya itu amat ikhlas. Dengan tanpa sifat tercela.

"Ada apa wahai hamba-Ku?."

"ADRIKNIIII YA RABBIII!!!"


Cahaya itu berhasil memeluknya. Mengusap kepalanya, seperti induk yang baru saja menemukan anaknya yang telah hilang selama berhari-hari.


Sang manusia berkata dengan lirih.
"Orang itu... Orang itu kembali membuat ulah denganku."


Cahaya menjawab, "Ya, aku tahu."


"Aku telah meminta maaf kepadanya. Aku telah berbuat janji kepada diriku sendiri tak akan membuat kesalahan yang sama. Aku telah mengakui kekeliruanku selama ini. Aku telah meminta ampun kepada-Mu, Kau pun tahu itu Wahai Penciptaku."


Cahaya mengangguk lembut, masih mengusap kepala sang anak manusia. "Iya, hamba-Ku.. Aku telah mendengar segalanya. Aku tahu apa yang sedang kau rasakan. Aku tahu kondisi hati yang seperti apa yang sedang menutupi maafnya."

"Tuhanku..."


"Ya?"



"Aku menyampaikan aduanku untuk yang kesekian kalinya. Dia bisa saja menahan itu semua, tapi jiwanya sedang tidak baik-baik saja. Aku pun tahu soal itu."


"Doakan saja. Setiap manusia pasti mendapatkan waktu terendah terhadap amalnya. Seperti harapanmu yang kau sampaikan kepada-Ku beberapa waktu yang lalu; kau ingin dia tersadar, bahkan menyesal dengan apa yang telah ia lakukan padamu. Kau telah memberikan peringatan kepadanya. Maka dari itu, tanggung jawabmu telah gugur wahai hamba-Ku. Kau tak akan merasakan kesaksian buruk yang menahanmu dari kebaikan karena hal ini. Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Tugasmu sekarang adalah teruslah bercerita kepada-Ku. Apa pun itu. Senang, susah, sedih, bahagia, terpuruk bahkan hampir binasa. Kembalilah selalu kepada-Ku. Kau adalah milik-Ku. Adukan siapa pun yang membuatmu tertekan ketika Aku memberikanmu ketenangan kepada-Mu. Kau memiliki hak yang lebih besar dari kewajibanmu. Karena kau diciptakan oleh-Ku, dididik oleh-Ku, dibangkitkan oleh-Ku, dihidupkan dan dimatikan oleh-Ku. Aku berada lebih dekat dari urat nadimu, dan lebih menyayangimu melebihi kedua orang tuamu. Percayalah, ketika kau menganggap Aku sebagai tempat pelarian dan pengaduanmu, maka Aku akan menganggapmu sebagai berkah untuk kebahagiaan dan rahmat bagi sekelilingmu. Jangan pernah lupakan Aku, maka Aku tak akan pernah membiarkanmu terduduk sendirian. Aku menyayangimu."
Diubah oleh muthialaqilah 08-11-2024 21:38
ayaswordsAvatar border
ayaswords memberi reputasi
1
629
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan