Selamat pagi, siang, sore, dan malam gansist.
Kali ini ane bakal menulis thread seputar event MLDSPOTKONTENHUNTyang diadakan lewat kerjasama KASKUSXMLDSPOT. Sebelumnya ane memang kepengen buat thread soal INSPIRING PEOPLE yang TASTETHELOCAL. Sosok yang akan ane bahas adalah Oprah Winfrey.

Oprah Winfrey merupakan seorang aktris, produser, wirausaha, dan memiliki acara TV Amerika. Dia adalah wanita Afrika-Amerika terkaya, dengan kekayaan bersih $ 2,7 miliar. Selain itu, ia telah beberapa kali masuk dalam peringkat sebagai wanita paling berpengaruh di Amerika. Jujur ane suka banget Oprah Winfrey, sampai-sampai ane bela-belain menonton pertunjukan, pidato, dan wawancaranya. Ane juga telah membaca buku biografinya dan karena itu, ane telah belajar beberapa hal darinya.

Hari ini, ane bakal bagikan tentang pelajaran yang telah ane pelajari dari wanita berpengaruh ini.

Saat bekerja di Columbia Broadcasting System (CBS), Oprah Winfrey dipanggil untuk bekerja di Atlanta di mana dia ditawari gaji $ 40.000. Gaji ini adalah $ 30.000 lebih dari apa yang dia dibayar di CBS. Pasti sebagian besar dari kita langsung menerima tawaran itu tanpa berpikir dua kali. Namun, Oprah menolak tawaran itu dan terus bekerja di CBS. Dia tahu bahwa, meskipun CBS membayarnya dengan gaji yang lebih rendah, perusahaan memungkinkannya untuk menulis lebih baik dan menyempurnakan keterampilan jurnalismenya.

Hal ini pun langsung ane implementasikan di kehidupan sendiri. Rela untuk tetap di kantor sekarang, karena di tempat ini ane bebas membuka ide-ide brilian.

Dalam sebuah wawancara di Universitas Stanford, Oprah mengungkapkan bahwa ketika dia adalah seorang reporter, dia merasa bahwa melapor bukanlah pekerjaannya. Sesuatu selalu memberitahunya bahwa dia bisa mencapai tingkat kesuksesan yang luar biasa di industri talkshow.

Karena itu, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai reporter di WJZ-TV dan pindah ke Chicago untuk menjadi pembawa acara talkshow berperingkat rendah yang dikenal sebagai AM Chicago. Bertahun-tahun kemudian, karakternya mengubah AM Chicago menjadi sukses, dan acara bincang-bincang dinamai, ' The Oprah Winfrey Show.'

Ane juga dulu sempat bimbang mau lanjutkan hobi nulis atau tidak, tapi berkat buku biografi dari Oprah. Ane langsung makin yakin kalau harus tekun dengan bidang tulis-menulis ini.

Ketika Oprah Winfrey memutuskan untuk pergi ke Chicago, semua orang selain sahabatnya mengatakan kepadanya bahwa dia membuat kesalahan besar. Bosnya bahkan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak akan berhasil sebagai pembawa acara talk show di Chicago karena dia berkulit hitam. Namun, Oprah Winfrey mengabaikan orang-orang ini dan dia pergi ke Chicago di mana dia mencapai kesuksesan besar.

Mungkin bukan cuman ane yang merasakan hal ini, terkadang orang-orang di sekitar kita memandang remeh skill dan bakat. Padahal kalau lebih diasa lagi malah bisa makin cemerlang, tetapi kenyataannya ane ataupun kalian pasti bakal ada saja satu dua orang yang menentang. Ujung-ujungnya kita langsung tidak niat lagi. Satu cara yang ane lakukan saat ini yaitu mengabaikan penentang.

Ketika Oprah Winfrey pergi ke audisi untuk film, Color Purple, dia sangat senang karena dia telah membaca buku itu dan yakin bakal lulus audisi. Namun setelah audisi, beberapa bulan berlalu pencipta film tidak pernah memanggilnya. Alih-alih frustrasi dengan kesempatan yang hilang, Oprah meminta Tuhan untuk membantunya menghilangkan obsesinya pada film. Dia juga berdoa bagi mereka yang mengambil posisi dan meminta Tuhan untuk membuat mereka melakukan peran dengan sangat baik.

Sebagian besar dari kita termasuk ane sendiri, pasti langsung menolak arus universal dengan marah pada kesempatan yang hilang. Namun, disini ane belajar kalau seharusnya kita menyerah saja pada aliran universal dengan menerima apa yang telah terjadi, dan percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Intinya sih tetap berfikir positif.

Ketika Oprah menjadi tuan rumah, The Oprah Winfrey Show, banyak acara televisi yang datang dengan pertunjukan serupa. Oprah Winfrey mengungkapkan bahwa dia tidak pernah fokus pada kompetisinya. Sebagai gantinya, dia bekerja keras dan fokus untuk menjadikannya acara bincang-bincang terbaik di dunia.

Ane benar-benar paham apa yang dilakukan Oprah, karena dulu sempat mengalaminya sendiri. Maksudnya kita tidak boleh fokus pada pesaing kita karena kita tidak bisa mengendalikan apa yang dilakukan pesaing kita. Namun, di sisi lain kita dapat mengendalikan apa yang bisa kita lakukan. Dan dengan alasan ini, ane hanya harus fokus pada kemajuan kita bukan pesaing.

Sebagai kesimpulan, dari Oprah ane belajar bahwa dalam kehidupan itu harus fokus membangun keahlian. Selain itu, ane juga menyadari bahwa untuk menjadi sukses, ane harus percaya intuisi sendiri, mengabaikan penentang, dan menyerah pada aliran universal. Oprah benar-benar mengajarkan ane untuk fokus mengerjakan diri sendiri daripada berfokus pada pesaing kita.

Sekian dan terima kasih.

SUMBER