MAICIH adalah salah satu produk makanan ringan yang terbuat dari kentang dan singkong. Lebih familiar jika kita menyebutnya keripik, tapi Maicih bukan sembarang keripik. Maicih mempunyai ciri khas yaitu level kepedasan yang berbeda-beda. Dari 1-10, jadi kalian bisa memilih level kepedasan sesuai lidah kalian. Saya yakin kalian sudah tidak asing lagi dengan produk makanan ringan ini, karena pemasarannya sudah mencapai seluruh Indonesia. Melalui toko ritel seperti Alfamart, Indomart, Alfamidi, Alfa Express, Carefour, Superindo dan banyak lainnya. 

Saya sendiri adalah penggemar makanan pedas, jadi tipe makanan seperti ini sangat cocok di lidah saya. Walaupun jika memakan level 10 lidah seperti hampir terbakar hahahaha. Maicih paling menonjolkan rasa pedas, namun kombinasi bumbu lainnya sangat pas. Asin nya, gurihnya benar-benar nampol. Pesan saya, jika kalian membeli produk ini jangan gunakan ego, gunakanlah rasa. Pikirkan level berapa yang sekiranya akan membawa kenikmatan untuk kalian. 

Di event CONTENTHUNTdari MLDSPOT dan Kaskus Kreator kali ini, saya ingin mengangkat Maicih untuk melambangkan TASTETHELOKAL dan mewakili INSPIRING PRODUCT versi saya. Kalian wajib mencoba nya agar mengetahui alasan saya menjadikan produk ini sebagai INSPIRING PRODUCT. 

Maicih bukan produk makanan ringan baru, artinya produk makanan ini sudah dijual sejak lama. Yaitu dari tahun 2010. Sosok dibalik produk Maicih jarang sekali terekspos di media, saya pun mengetahui sosoknya belum lama ini. Pertama kali memasarkan produk, Reza Nurhilman sang pencipta Maicih berusia 23 tahun. Usia yang cukup muda, untuk memulai suatu bisnis. Namun diusia muda nya tersebut, ia mampu menunjukan ia bisa menjadi pribadi yang mandiri memulai usahanya berbekal modal minim tanpa brand, siapa sangka produk yang awalnya tanpa brand itu mampu menembus pasar Indonesia dan menjadikan produknya cemilan favorit kalangan muda-mudi. 

Nama Maicih diambil spontan, ketika Reza Nurhilman memasarkan produk tanpa nama ke teman--teman dekatnya, mereka bertanya keripik enak apa ini? Spontan Reza menjawab Maicih, Keripik Maicih. Kenapa dari sekian banyak nama, yang keluar dari mulut Reza adalah Maicih? Dari penuturan Reza, ketika melihat keripik ini dia teringat dengan emak-emak yang bertugas menggoreng keripik. Emak-emak itu membawa dompet kecil yang biasa disebut Maicih. Nah dari sinilah nama Maicih tercetus. Unik ya? 

Yang saya salutkan adalah strategi pemasaran dari Reza Nurhilman, banyak produk lokal bagus, enak namun karena strategi pemasaran yang kurang akhirnya produk tersebut lama-lama tenggelam dan gulung tikar. Kita patut meniru strategi pemasaran Reza Nurhilman, awalnya dia melihat peluang dari Internet, tahun 2010 semua orang sudah akrab dengan internet, banyak produk ditawarkan melalui Internet, Reza pun mencoba meniru menawarkan produknya lewat Twitter, Facebook, dan akun sosial media lainnya. Di jejaring sosial tersebut Reza membagikan lokasi agen-agen keripiknya, untuk memudahkan pembeli memilih lokasi terdekat. 

Selain itu, Reza menggunakan jargon lucu dalam pemasaranya. Mereka para pembeli dipanggil "cucu" dan untuk produsen dipanggil "emak", reseller disebut "jenderal" , dan penggemar keripik Maichi disebut "ichier". Terdengar lucu kan? Tapi ya begitulah trik pemasaran, harus ada atribut keunikan/kelucuan didalamnya untuk menarik minat konsumen.

Sembilan tahun kehadiran keripik Maicih, bukan kemerosotan atau kemunduran yang Reza peroleh. Kenaikan omset, pelebaran pemasaran, keuntungan yang terus melimpah yang ia dapatkan. Maicih seperti camilan makanan ringan yang tak lekang oleh waktu. Produknya tetap unggul dan mampu bersaing ditengah banyaknya produk serupa yang mulai bermunculan. Kemampuan Maicih dalam mempertahankan eksistensinya juga perlu diacungi jempol. Harapan saya, Maicih akan tetap menjaga rasa dan kualitas agar tetap menjadi camilan favorit muda-mudi Indonesia.

sumber