Kaskus

Entertainment

pog94Avatar border
TS
pog94
[NASKAH FILM] MIMPI SEUMUR HIDUP
[NASKAH FILM] MIMPI SEUMUR HIDUP

Premis: Seorang anak bermimipi mendapatkan kesempatan bertemu ayahnya sekali lagi.

Sinopsis: Anda, seorang anak yang selalu ingin bertemu dengan ayahnya sekali lagi. Satu hari dia mempunyai kesempatan untuk menghabiskan waktu seharian bersama ayahnya. Anda pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.

SCENE 1: RUMAH

EXT. TERAS DEPAN RUMAH - PAGI HARI


CAMERA LONG SHOT TO TERAS RUMAH

CAST: AYAH, ANDA 

CAMERA CLOSE UP TO PINTU RUMAH


Anda keluar rumah.

DIALOG: 

Parenthetical: menguap, mengusap-usap mata, meregangkan tubuh.

Anda: "Ayah berangkat jam berapa? Aku kesiangan ini, kok nggak ada yang ngebangunin aku?" 

CAMERA PAN TO: AYAH

Ayah mengisap rokoknya sekali lalu meminum kopinya sambil menyaksikan tetangganya berangkat kerja.

CAMERA PAN TO: ANDA

DIALOG:
PARENTHETICAL: CANDAAN SINIS

Anda: "jangan keseringan ngerokok yah, udah tua. Cepat mati nanti!"

Ayah: "kayak sendirinya nggak ngerokok aja kamu"

CAMERA FOLLOW: ANDA

Anda masuk kembali ke rumah

SCENE 2: RUMAH

EXT. TERAS RUMAH - PAGI HARI

CAST: AYAH, ANDA

CAMERA CLOSE UP TO: AYAH

Ayah merapikan pakaian dan menghabiskan kopinya

DIALOG

Ayah: "Nda ayo berangkat!" 
Anda (Sound only): "Iya bentar, lagi pake jaket dulu yah!"

CAMERA FOLLOW: AYAH DAN ANDA

CAMERA ZOOM OUT

FADE OUT

SCENE 3: JALAN

EXT. JALAN RAYA - PAGI HARI

CAMERA FOLLOW: MOTOR AYAH

Ayah dan Anda asik berbicara selama 10 menit perjalanan dari rumah ke sekolah Anda

FADE OUT

SCENE 4: RUMAH

INT. RUANG TAMU - SORE HARI

Anda baru pulang sekolah, ayah sedang duduk di kursi ruang tamu. 

CAMERA ESTABLISHING SHOT: RUANG TAMU

CAMERA ZOOM IN TO AYAH DAN ANDA

DIALOG

Ayah: "Nda sini duduk, ayah mau ngomong"
Anda (sound only): "iya yah, ambil minum dulu sebentar"

Anda datang membawa secangkir teh manis dingin

CAMERA FOLLOW ANDA

Anda duduk di samping ayah

DIALOG
PARENTHETICAL: ANDA MENCIUM AROMA PARFUM AYAH

Ayah: "begini, dulu waktu ayah seusiamu, ayah sudah berpacaran dengan ibumu. Mungkin waktu itu kami sudah jalan 3 tahun kurang lebih. Kami bertemu di SMP, dalam kelas yang sama, ekstrakulikuler yang sama, dan tentunya pelajaran favorit yang sama.

Mungkin lebih tepatnya, ayah yang menyukai apa yang ibumu suka. Ayah melakukan itu demi bisa terus dekat dengan ibumu. Jaman dulu mau ketemuan itu susah, komunikasi susah, sekolah jadi satu-satunya tempat ayah bertemu dengan ibumu.

Tau apa yang membuat ayah menyukai ibumu? Dia itu pintar dan punya senyum yang manis. Ayah selalu menyukai perempuan yang pintar, karena kamu anak ayah, pasti kamu pun seperti itu. Perempuan pintar itu selalu mengejutkan. Ada banyak pemikiran-pemikiran ajaib yang bisa kamu temukan dari seorang perempuan pintar. Jangan merasa malu saat kamu berhadapan dengan perempuan seperti itu, hadapi, tantang kepintarannya, cari tau sejauh mana dia mengetahui dunia ini. Ayah jamin, kamu akan semakin jatuh cinta padanya.

Dulu satu-satunya orang yang mendapatkan nilai bagus dalam pelajaran kimia itu ibumu. Padahal semua orang enggak menyukai gurunya, kami semua sama-sama malas belajar kimia. Tapi ibumu berbeda, dia selalu rajin dan mengikuti semua pelajaran sebaik mungkin. Ayah penasaran, apa yang ada di dalam otaknya? Bagamana mungkin ibumu bisa memahami cara mengajar guru kimia yang satu itu.

Lalu akhirnya ayah sering bertanya tentang pelajaran kimia pada ibumu, sampai akhirnya kami berpacaran. Karena ibumu, nilai kimia ayah ikut naik. Kadang-kadang, waktu di sekolah lagi musim ujian, ibumu memaksa ayah belajar. Sampai marahin ayah loh. Marahnya kamu itu mirip seperti ibumu. Kalian Cuma bisa diam kalau marah, memikirkan apa yang harus diucapkan dan dilakukan, meskipun pada akhirnya kalian akan tetap diam sampai perasaan emosi itu hilang sendiri terbuang bersama tarikan nafas panjang yang kalian buang pelan-pelan. Iya kan?

Ayah sudah hafal di luar kepala bagaimana kelakuan ibumu, makanya ayah enggak akan heran kalau melihat anak-anak ayah ada yang marahnya diam saja hahaha

Ayah sebenarnya selalu ingin jadi guru bahasa inggris, dulu guru bahasa inggris belum banyak seperti sekarang. Tapi yah mau gimana lagi, mungkin Allah pengennya ayah ngajar jadi guru SD. Mendidik anak bangsa sejak kecil, membangun karakter mereka sedar awal. Kamu jangan sampai kehilangan karaktermu, jangan bikin malu ayah ya! Nasi sudah jadi bubur, ya ayah makan sekalian buburnya. Sekarang kamu sudah mau lulus, kamu mau kan masuk ke pendidikan bahasa inggris?"


CLOSE UP TO AYAH DAN ANDA

FADE OUT

SCENE 5: RUMAH

INT. RUMAH - PAGI HARI

CAMERA FOLLOW ANDA

Anda bangun dari tidurnya, berjalan ke teras rumah melihat kursi kayu di depan rumahnya sebentar lalu kembali ke dalam dan mempersiapkan diri. Kemudian anda berjalan keluar rumah.

FADE OUT

SCENE 6: GANG KECIL

EXT. GANG KECIL - PAGI HARI

FADE IN

CAMERA FOLLOW ANDA

CLOSE UP TO WAJAH ANDA

VOICE OVER ANDA
PARENTHETICAL: PANDANGAN KOSONG JAUH KE DEPAN

"aku mau yah, malah aku sudah lulus sekarang. Meskipun telat satu tahun lebih beberapa bulan hehehe tapi hey yang penting aku lulus. Jadi sarjana pendidikan bahasa inggris. Tapinya lagi, sampai sekarang aku belum mau jadi guru. Dedikasi ku belum sebesar ayah dan ibu, pun aku selalu merasa belum sanggup dan belum pantas menjadi seorang guru. Oh ayah harus tahu, aku sekarang terlalu berkarakter mungkin. Makanya aku sampai enggak kepikiran menjadi guru, padahal ayah dan ibu guru. Enggak, bukan karena enggak mau meneruskan jejak kalian. Memang akunya saja yang belum siap.

Oh iya, aku bertemu beberapa teman ayah dan ibu waktu kalian SMP dulu. Mereka selalu mengatakan ‘ayah dan ibu memang sudah jodoh sejak SMP’ dan ternyata benar kalian berjodoh sampai sekarang kan? Aku pun punya pacar dulu sejak SMP sampai kuliah, tujuh tahun aku berpacaran. Belum memutus tali silaturahmi sih, pun belum terpikirkan melangkah ke jenjang yang lebih serius. Engga tahu kenapa aku belum ingin menikah.

Aku lihat sepertinya ayah dan ibu baik-baik saja—selalu berharap seperti itu tepatnya—dan aku pun baik-baik saja. Kemarin maret aku wisuda, kami berangkat dari rumah bersama-sama, sebagai sebuah keluarga. Ayah ikut kan dulu? oh aku berangkat lebih dulu karena harus menghadiri acara di fakultas, pantas saja kita enggak bertemu ya. Maaf yah, aku belum bisa menjadi guru. Aku belum bisa mengikuti jejakmu, padahal semua orang berharap aku menjadi guru. Tapi mencerdaskan anak bangsa enggak selalu lewat pendidikan, ya kan?"


FADE OUT

SCENE 6: PEMAKAMAN

EXT. PEMAKAMAN - PAGI HARI

CAMERA ESTABLISHING SHOT PEMAKAMAN

CAMERA ZOOM IN TO ANDA

Anda duduk di samping makam ayahnya, membersihkan bagian-bagian kotor di sekitar makam dan mengusap nisan ayahnya perlahan.

DIALOG
PARENTHETICAL: SEDIH

Anda: "Makasih yah, makasih udah mau nengokin Anda meski cuma sebentar. Tapi itu udah cukup banget. Maaf Anda baru dateng ke sini. Semoga ayah tenang di sana ya. Anda baik-baik aja kok. Sekali lagi Makasih."

Anda berdiri, lalu pergi

CAMERA MEDIUM CLOSE UP TO MAKAM AYAH

CAMERA ZOOM OUT TO AREA PEMAKAMAN

FADE OUT

CREDIT TITLE


Spoiler for sumber:



cerita ini hanya karangan fiktif belaka, kesamaan nama tokoh, latar cerita, dan cerita merupakan hal yang tidak disengaja. 

- pog -


rienas82Avatar border
anasabilaAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
465
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan