

TS
adininggarVir
KETIKA RIUH TEPUK TANGAN UNTUK MENTERI NADIEM DI MILAD MUHAMMADIYAH
Bergemuruh tepuk tangan dari para pengurus, tamu undangan dan warga Persyarikatan Muhammadiyah pada peringatan Miladnya ke 107 di Yogyakarta, Senin (19/11/2019).
Ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyapa 'Mas Nadiem' ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Supaya makin lebih akrab, ungkap Prof Haedar. Sportarium kampus UMY -yang jadi lokasi penyelenggaraan- pun riuh dengan tepuk tangan.
Kiranya sah saja menganggap bila Muhammadiyah dan Menteri Nadiem punya kesamaan. Visioner, pembuktian perubahan, modernisasi dan pendidikan. Ingin mencerdaskan bangsa.
Kesamaan seperti itu yang kiranya Muhammadiyah dan Menteri Nadiem membuat cukup akrab sampai kini dan saling berinteraksi. Mungkin, itu juga makna dari gemuruh tepuk tangan di Yogyakarta.
Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar kedua di Tanah Air. Dari Muhammadiyah harus diakui visi pendidikan modern berkembang. Model pendidikan Indonesia lebih menyesuaikan semangat zamannya.
Muhammadiyah melakukan perubahan di dunia pendidikan Indonesia. Muhammadiyah melahirkan inovasi untuk pembaruan wajah pendidikan nasional. Muhammadiyah mengubah pandangan kuno cara mencerdaskan anak bangsa.
Dan kemudian, Menteri Nadiem: adalah contoh anak muda masa kini. Generasi milenial yang terbukti kreatif serta inovatif. Sukses memimpin usaha Gojek yang dibentuk dari kreativitas pikirannya. Menteri Nadiem: anak muda yang visioner. Harus diakui.
Dan keyakinan membuncah. Menteri Nadiem bakal mampu mengubah wajah pendidikan Indonesia lebih modern lagi. Tanpa meninggalkan identitas keindonesiaan.
Seperti dulu dilakukan Muhammadiyah. Menteri Nadiem punya bekalnya: gagasan modern dan cekatan membaca kebutuhan masa depan. Terbukti, Menteri Nadiem merupakan bagian dari Tokoh Perubahan Dunia.
Jiwa yang melekat di Persyarikatan Muhammadiyah dan Menteri Nadiem ada kesamaan; berkarakter menciptakan inovasi, perubahan dan modenisasi. Kebetulan, baik Muhammadiyah dan Menteri Nadiem sama-sama mengemban misi yang suci: di bidang pendidikan.
Jadi, wajar saja kalau Muhammadiyah dan Menteri Nadiem sekarang ini cukup dekat. Ketika dulu Muhammadiyah menggebrak dengan pembaruan pendidikan, kiranya kini Menteri Nadiem pun ingin mengarah yang sama.
Membentuk pendidikan Indonesia yang sesuai dengan modernisasi kemajuan zaman. Berbekal kreativitas pikirannya.*
Ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyapa 'Mas Nadiem' ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Supaya makin lebih akrab, ungkap Prof Haedar. Sportarium kampus UMY -yang jadi lokasi penyelenggaraan- pun riuh dengan tepuk tangan.
Kiranya sah saja menganggap bila Muhammadiyah dan Menteri Nadiem punya kesamaan. Visioner, pembuktian perubahan, modernisasi dan pendidikan. Ingin mencerdaskan bangsa.
Kesamaan seperti itu yang kiranya Muhammadiyah dan Menteri Nadiem membuat cukup akrab sampai kini dan saling berinteraksi. Mungkin, itu juga makna dari gemuruh tepuk tangan di Yogyakarta.
Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar kedua di Tanah Air. Dari Muhammadiyah harus diakui visi pendidikan modern berkembang. Model pendidikan Indonesia lebih menyesuaikan semangat zamannya.
Muhammadiyah melakukan perubahan di dunia pendidikan Indonesia. Muhammadiyah melahirkan inovasi untuk pembaruan wajah pendidikan nasional. Muhammadiyah mengubah pandangan kuno cara mencerdaskan anak bangsa.
Dan kemudian, Menteri Nadiem: adalah contoh anak muda masa kini. Generasi milenial yang terbukti kreatif serta inovatif. Sukses memimpin usaha Gojek yang dibentuk dari kreativitas pikirannya. Menteri Nadiem: anak muda yang visioner. Harus diakui.
Dan keyakinan membuncah. Menteri Nadiem bakal mampu mengubah wajah pendidikan Indonesia lebih modern lagi. Tanpa meninggalkan identitas keindonesiaan.
Seperti dulu dilakukan Muhammadiyah. Menteri Nadiem punya bekalnya: gagasan modern dan cekatan membaca kebutuhan masa depan. Terbukti, Menteri Nadiem merupakan bagian dari Tokoh Perubahan Dunia.
Jiwa yang melekat di Persyarikatan Muhammadiyah dan Menteri Nadiem ada kesamaan; berkarakter menciptakan inovasi, perubahan dan modenisasi. Kebetulan, baik Muhammadiyah dan Menteri Nadiem sama-sama mengemban misi yang suci: di bidang pendidikan.
Jadi, wajar saja kalau Muhammadiyah dan Menteri Nadiem sekarang ini cukup dekat. Ketika dulu Muhammadiyah menggebrak dengan pembaruan pendidikan, kiranya kini Menteri Nadiem pun ingin mengarah yang sama.
Membentuk pendidikan Indonesia yang sesuai dengan modernisasi kemajuan zaman. Berbekal kreativitas pikirannya.*


tien212700 memberi reputasi
1
331
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan