shopia2005Avatar border
TS
shopia2005
Istri Tua VS Istri Muda



Namaku Surti

"Kenalin, Dek, ini Mbak Surti, istri pertama Mas." Joko menunjuk seorang perempuan berdaster kumel, yang tengah asyik ngemil kuaci, posisi duduknya terlihat sembarangan.

Kurang sopan kesannya memang. Tapi dia cuek dan tak memperdulikan pandangan wanita muda yang tengah digandeng suaminya.

Wanita itu sangat cantik, kulitnya putih, kinclong, kukunya berwarna merah merona, serasi dengan aksesoris dan pakaian yang dikenakannya.

"Sur, ini Ayu, istri baruku, mulai hari ini kalian tinggal serumah. Ini permintaanmu kan?" Joko menatap wajah gembul istrinya.

"Yo wiss, tak apa, sudah sana ajak istrimu bulan madu." jawab Surti tanpa ekspresi.

Dahi Ayu berkerut, ada ya manusia seperti ini?

"Ayo, Sayang, kita naena dulu!" Joko mengamit lengan istri barunya mesra, Surti melirik dengan ekor matanya, meludah ke lantai tapi segera dibersihkan dengan kakinya.

Terdengar suara cekikikan dari dalam kamar, Surti mengencangkan volume televisi. Telinga terasa panas.

Segera dia mengambil ponsel dan headshet, wanita berbodi di atas rata-rata ini mulai membuka fitur Smule, dicarinya rekan duet yang cocok.

Maka dipilihnya lagu Tersisih versi dangdut Koplo.

Tak berapa lama suara cempreng Surti membahana, mengalahkan sound-nya tetangga yang lagi kendurian.

"Kutersisih tak dikenang lagi dari pandanganmu dan perhatianmu. Syalala.... La.. La!"

emoticon-Kiss

Puluhan kali dia mengulang lagu itu. Tak perduli sepasang pengantin baru yang tengah asyik bercinta merasa terganggu dengan tingkahnya.

Surti tersenyum puas saat suami dan istri barunya keluar kamar dengan wajah masam.

Wanita itu tetap enjoy dengan Smule-nya.

"Tarik, Mang! Hobah...!" teriak Surti berapi-api.

Joko dan Ayu menutup kuping.

======================================

BULAN KE DUA

"Yu, hari ini buatkan saya menu diet lengkap, awas kalau buahnya kurang." ucap Surti dengan muka sejulid Leily Sagita di sinetron Azab.

Rona wajah wanita itu berubah drastis saat Joko sudah berangkat ke kantor.

"Tapi Mbak, saya belum beres nyuci, kemarin Rona dan Roni kan hujan-hujanan, terus main pasir, bajunya kotor semua." jawab Ayu memelas.

"Lah piye iki, sampeyan doyan sama Bapaknya tapi ngeluh ngerawat anak sama istrinya? Salah besar Mas Joko itu memilih kamu." Surti melotot, Ayu mengkeret.

Pintar sekali mbak Surti bersandiwara, di depan Mas Joko dia selalu bersikap manis, sabar, dan seolah-olah menerimanya, sikapnya pun seperti wanita yang teraniaya lahir bathin.

Ditatapnya cucian kotor yang menggunung, sayuran dan bumbu serta piring kotor terlihat campur aduk di dapur, belum lagi ruang tamu yang acak-acakan, cangkang kwaci, kulit kacang, hingga bungkus sneak serta tusukkan cimol tergeletak sembarangan.

"Ampun, Mas, aku ra kuat kalau kek gini." batin Ayu.

Sebulan tinggal bersama keluarga suaminya, ibarat neraka, mukanya kusam karena tiap hari harus memasak, kukunya yang lentik rusak parah, kulitnya pun jadi kasar, gegara gak sempat perawatan.

Ayu memungut piring kotor sambil menangis, air matanya bercucuran.

"Yu, buatin Mbak kopi ya, gak pake lama." jerit madunya.

"Buat sendiri." ingin rasanya Ayu berteriak juga, tapi mengingat sorot mata dan galak, serta cubitan Mbak Surti yang ajib banget, Ayu menahan keinginannya.

Cubitan di paha yang kemaren aja masih biru.

======================================

BULAN KE TIGA

"Mas, aku minta cerai." Ayu berlinang air mata.

"Kenapa, Sayang? Apa salah, Mas?" Joko bingung.

"Aku ra kuat jadi istrimu, Mbak Surti terlalu baik, aku gak tega terus-terusan menyakiti hatinya." jawab Ayu.

"Sayang, aku sangat mencintaimu." Joko memeluk tubuh Ayu.

"Segera urus perceraian kita, Mas, hari ini juga antar aku pulang."

"Ayu jangan pergi, Mbak sayang sama kamu." tetiba Surti masuk kamar dan memeluk Ayu.

Ditindihnya badan mungil madunya, tak lupa dia mencubit perut wanita itu sambil berbisik.

"Bagus, awas kalau sampai mas Joko tau semuanya, akan kusantet semua keluargamu, dan martabak manis yang kaubanggakan bakal kubikin bau ikan asin sampe gak ada laki-laki yang mau deketin kamu." sekali lagi Surti menekan cubitannya.

Ayu mengangguk, menahan sakit luar biasa di perutnya.

Setelah lepas dari pelukan Surti dia tergopoh keluar kamar, tak lagi perduli pada Joko yang memanggil namanya.

Kapok jadi istri kedua.

Di sana Surti tersenyum bahagia. Lanjut ngemil kwaci.

emoticon-Ngakak



Pict by:Shopia Baequni
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
17.7K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan