Kaskus

Entertainment

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Kala Terlambat Katakan Cinta
Kala Terlambat Katakan Cinta

Premis :

Terkadang tak ada kata kesempatan kedua dalam cinta.

Sinopsis :

Hubungan pertemanan Sinta dan Rama, berakhir saat Rama mengemukakan rasa cinta-nya pada Sinta. Dipermalukan di depan teman-teman sekelas-nya, Rama pun berhenti mendekati Sinta.

Sejak itu Rama yang tambun mulai diet dan rajin berolahraga.

Di saat yang sama, berjauhan dari Rama, Sinta mulai merasa rindu dan sering terkenang sifat-sifat Rama yang baik.

Akhirnya Rama yang tambun berubah menjadi seorang pemuda tampan dengan tubuh ideal. Sementara Sinta, akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian-nya, untuk ganti mengungkapkan rasa cinta ke Rama.

Tapi apakah Rama mau menerima cinta Sinta?

Tokoh Utama

1. Rama, siswa SMA yang ceria dengan tubuh tambun.

2. Sinta, siswi SMA yang cantik dan populer di sekolah-nya.

[SCRIPT]

Scene 1:

Setting : Di dalam ruangan kelas di satu SMA. Guru sedang mengajar di depan kelas.

Shot-1, kamera, Close up :

Rama, seorang siswa dengan muka bulat, tidak berkonsentrasi pada pelajaran dan beberapa kali mencuri pandang ke arah kiri.

Shot-2, kamera berpindah menyorot Sinta, over shoulder, dari sudut pandang Rama  :

Sinta sedang mendengarkan pelajaran dengan seksama, sesekali mencatat pada bukunya.

[Suara bell berdering, tanda pelajaran selesai.]

Shot-3, kamera wide/long shot, memperlihatkan kesibukan di kelas, siswa-siswa membereskan buku mereka dan saling bercanda.

Guru : "Untuk tugas kalian minggu depan, pelajari bab 3, halaman 24 sampai 30. Silahkan membuat kelompok sendiri, tiap kelompok terdiri dari 2 atau 3 orang siswa. Buat esai berdasarkan bacaan tersebut."

Shot-4, kamera, medium close up, menyorot Sinta yang sedang mengobrol dengan dua orang sahabat wanita-nya.

Sahabat 1 : "Sin, aku lihat Rama dari tadi berkali-kali ngeliatin kamu lho."

Sahabat 2 : "So sweet... Rama dan Sinta, kisah kasih di SMA."

(tertawa geli)

Sinta terlihat malu : "Ah, jangan sembarangan ngomong. Siapa juga yang mau ama dia."

Sahabat 1 : "Hmm... yang bener Sin... kalian kan sering bikin tugas bareng-bareng. Temen yang lain juga suka ngomongin kok, kayaknya dia ada hati ama kamu, dan kamu juga sudah ngasih lampu hijau gitu."

Sinta dengan nada agak naik : "Enggak ya..., jangan mengada-ada deh. Aku cuma anggap dia temen."

Sahabat 2: "Psstt.. dia ke sini tuh."

Shot-5, kamera medium shot, over shoulder Sinta, Rama berjalan mendekat dengan wajah terlihat gugup, namun coba tersenyum.

Shot-6, kembali ke angle Shot-4, kamera medium close up, dengan posisi yang sama, namun sekarang ada Rama dalam frame.

Rama : "Sinta, aku pingin ngobrol bentar ama kamu, bisa ga?"

Shot-7, medium close up, two shot, Rama - Sinta.

Sinta (dengan nada sedikit keras) : "Ya bisalah, ada apa sih?"

Rama : "Tapi jangan di sini... mmm... maksudku kita berdua aja." <sambil melirik ke arah sahabat Sinta.>

Sinta (nada terlihat makin tidak sabar) : "Di sini sajalah."

Rama : "Tapi..."

Shot-8, medium close up, sahabat Sinta dan beberapa siswa lain terlihat mulai tertarik.

Sahabat A setengah berbisik : "O...M... G..."

Sahabat B : "Dumdurudum dum dum..."

Keduanya berpandangan dan tertawa kecil.

Shot-10, Sinta melihat sekilas ke sekitarnya. Beberapa orang siswa setengah berkumpul memperhatikan Sinta dan Rama.

Shot-11, close up, ekspresi Sinta mulai kesal.

Sinta : "Apaan sih? Ram, kalau mau ngomong, ngomong sekarang gih. Cepetan."

Shot-12, extreme close up, wajah Rama gugup dan ragu. Tangannya mengepal, matanya melihat ke kiri dan kekanan. Kemudian fokus ke ekspresi Rama.

Rama : "Sinta... aku.. aku cinta kamu."

Shot-13, wide shot, seluruh kelas tertawa dan siswa laki-laki mulai ada yang bersuit-suit.

Shot-14, Medium close up, Sinta, terkejut dan malu. Sinta terlihat beberapa kali berusaha menjawab, namun kehilangan kata-kata. Sementara suara siswa lain masih terdengar riuh rendah.

Tiba-tiba Sinta pun menampar Rama sambil membentak kesal, "Rama! Aku ga mau kenal kamu lagi!"

Plak!!!

Shot 15: Close up, fokus ke ekspresi terkejut Rama, sekitarnya sedikit blur dan perlahan mundur menjauh.

Cutaway, bird view, perlahan menjauh dari pemandangan di luar kelas, sampai seluruh sekolah.

Scene 2
Setting :
Kamar Rama.

Shot -1, medium shot.
Rama berdiri di atas sebuah timbangan badan.

Shot-2, extreme close up.
Angka berat di timbangan berada di angka 5 (max. 120 kg).

Shot-3, close up, ekspresi Rama yang terkejut tak percaya.

Shot-4, medium close up, Rama turun dari timbangan dan kembali melihat ke arah timbangan.

Shot-5, extreme close up. Menyorot ke bacaan berat, jarum masih menunjukkan angka 5. Kamera berpindah menyorot sepsifikasi timbangan, terbaca, "Max. 120 kg"

Shot-6, Close up, Rama menepuk jidatnya sendiri.

Scene 3
Setting : Jalanan di kompleks perumahan, di pagi-pagi buta, jalanan diterangi lampu jalan.
Shot-1, wide shot, Rama sedang berlari tertatih-tatih dengan jaket dan celana olahraga.

Scene 4
Setting : kamar Rama.
Shot-1, wide shot, Rama berusaha melakukan push up.

Shot-2, medium shot. Tangannya bergetar ketika tubuhnya bergerak turun, dan sesaat kemudian dia pun jatuh berdebum.

Scene 5
Setting : ruang depan keluarga Rama,
Shot 1, medium shot. Ayah dan ibu Rama sedang duduk di sofa (keduanya sama-sama tambun seperti Rama), ketika Rama berjalan keluar dari rumah.

Rama : "Ma.. Pa.. Rama sekolah..."
Ibu Rama : "Ram... kamu ga sarapan?"
Rama : "Nggak ma... Rama diet."

Shot 2, close up, two-shot. Ayah dan ibu Rama saling berpandangan.

Shot 3, close up, wajah ibu Rama kuatir.
Ibu Rama : "Itu anak ga apa apa tuh pa?"

Scene 6
Setting : Jalanan di kompleks perumahan, di pagi-pagi buta, jalanan diterangi lampu jalan.
Shot-1, wide shot, Rama sedang berlari dengan jaket dan celana olahraga. Tidak lagi tertatih-tatih.

Kamera perlahan bergeser menyorot langit yang perlahan berubah terang. Menunjukkan langit di pagi hari-siang-sore-malam, dalam beberapa kali siklus, untuk menggambarkan hari-hari yang berlalu.

Scene 7
Setting : Ruangan kelas Rama dan Sinta di tengah pelajaran, murid duduk dalam kelompok-kelompok kecil. Sinta dengan dua orang sahabatnya dan satu orang siswa tampan (karakter-C). Sementara Rama berada di ujung lain kelas, dengan kelompoknya sendiri.

Shot-1, high angle, long shot, suasana kelas.

Shot-2, medium close up, menyorot wajah Sinta yang terlihat sedikit sedih, melihat ke arah Rama.

Shot-3, medium close up, Rama sibuk berdiskusi, dan tak sekalipun melihat ke arah Sinta.

Terlihat berat tubuh Rama mulai berkurang.

Scene 8
Setting : jajaran sofa di salah satu ruang tunggu sinema.

Shot-1, wide shot, dengan latat belakang, bbrp poster film berjajar, terlihat Sinta dan seorang remaja laki-laki (karakter-C, lihat scene-7) sedang bercakap-cakap.

Sesekali terlihat Sinta tersenyum lelah.

Tak berapa lama kemudian, pasangan Sinta pergi untuk mengantri membeli pop-corn.

Shot-2, close up, terlihat Sinta termenung.

Cut-in
Scene 9
Setting : flashback, depan kelas, saat istirahat.

Shot-1, medium shot, terlihat Rama dan Sinta sedang bersenda gurau.

Rama membuat mimik muka lucu sambil menggoyangkan perut tambun-nya.

Sinta pun tertawa terbahak-bahak.

Cut in
Scene 10.
Setting : kembali ke scene 8. Ruang tunggu sebuah sinema.

Shot 1, close up, wajah sedih Sinta, termangu menatap lantai.

Kemudian dia menengadah untuk mencari pasangan-nya

Shot 2, wide shot, over shoulder, Sinta menangkap basah pasangan-nya sedang mencuri-curi pandang ke seorang gadis dengan baju seksi, yang berdiri beberapa meter di samping-nya.

Cut in
Scene 11.
Setting : Di dalam kelas.
Shot 1, medium shot, menyorot Rama yang sedang menjelaskan satu penyelesaian persamaan matematika di depan kelas.

Terlihat penuh percaya diri dan lancar menjelaskan. Tubuhnya tidak lagi tambun, meskipun masih sedikit chubby.

Selesai dia menjelaskan, teman-teman sekelas dan guru pun bertepuk tangan.

Shot 2, close up, menyorot wajah Sinta yang berbinar-binar dan ikut bangga. Sebelum kemudian seperti tersadar dan terlihat sedih.

Scene 12
Setting : halaman sekolah yg dipenuhi siswa-siswi dengan baju penuh coretan. Gedung sekolah terlihat dihiasi umbul-umbul di beberapa tempat dan di atas gerbang sekolah terpampang sebuah kain layar panjang dibentang dengan tulisan : "Selamat Atas Kelulusan Siswa-Siswi SMA xxxxxx Angkatan : 2xxx-2xxx".

Shot 1, wide shot, kamera berkeliling menampilkan suasana di pelataran sekolah.

Shot 2, medium shot, Sinta terlihat berdiri di luar kerumunan, wajahnya terlihat tegang, matanya tertuju ke arah Rama yang sedang bersenda gurau dengan teman yang lain.

Sekarang Rama terlihat tampan dengan postur tubuh yang ideal.

Beberapa saat kemudian, Rama terlihat berpamitan dan berjalan keluar sekolah.

Shot 3, close up, menyorot wajah Sinta yang ragu dan cemas.

Sebelum kemudian, dia mengepalkan tangan, lalu berlari mengejar Rama.

Scene 13
Setting : Sebuah jalanan yang tidak terlalu ramai, dengan pohon-pohon besar dan rindang di kiri kanan jalan.

Terlihat teduh dan syahdu.

Shot 1, extreme close up, kaki Sinta yang berlari kecil menapaki jalan.

Shot 2, medium close up, fokus ke ekspresi Sinta.

Sinta memanggil : "Rama!"

Shot 3, medium close up, Sinta dan Rama, masing-masing di sisi kiri dan kanan layar, dengan ruang kosong di antara mereka.

Keduanya saling berpandangan.

Diam.

Sinta : "Rama...aku... Aku suka padamu."

Diam, keduanya terlihat ragu.

Lalu perlahan, Rama berjalan mendekat.

Shot 4, close up, two-shot.

Rama : "Sinta... Aku..., Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menerima perasaanmu."

Sinta : "Rama..., kenapa? Tidak... maksudku.. Aku tahu aku menyakitimu. Tidak bisakah kau memaafkanku?"

Rama tersenyum : "Tentu saja Sinta, aku sudah memaafkanmu. Lupakan saja, aku juga sudah melupakan-nya."

Sinta : "Tapi....kalau benar begitu, kenapa perasaanmu padaku berubah Rama?"

Rama terlihat tercenung, dengan berhati-hati dia menjawab : "Sinta... Aku hanya merasa... kau bukan gadis pilihanku. Aku... Aku ingin seseorang yang bisa menghargaiku karena sifat-sifat dan pribadiku."

"Bukan penampilanku."

Sinta : "Tapi Rama... Aku... Aku..."

Shot 5, medium close up. Rama.

Kamera bergerak dari atas ke bawah, dan kembali lagi ke atas.

Mulai dari menunjukkan ekspresi Rama yang menunggu penjelasan Sinta.

Postur tubuh dan penampilannya yang sekarang berbeda.

Shot 6, medium close up. Sinta.

Sinta terlihat ingin mengucapkan sesuatu untuk membela diri. Namun akhirnya dia diam.

Sinta : "Rama... Aku..."

Diam.

Shot 7, medium close up, two shot.

Dengan lembut Rama menepuk bahu Sinta.

Rama : "Maaf... Sudahlah... Aku pulang duluan ya."

Shot 8, wide shot. Rama yang berjalan semakin jauh. Tanpa pernah menoleh sedikitpun.

Shot 9, close up, Sinta memandang kepergian Rama penuh penyesalan.

Kamera perlahan mundur menjauh.

Sampai long wide shot, menyorot Sinta yang berdiri sendirian dan terlihat kesepian.

------- END --------
Diubah oleh lonelylontong 20-11-2019 23:35
lonelyqueen999Avatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan lonelyqueen999 memberi reputasi
2
510
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan