shopia2005Avatar border
TS
shopia2005
Madu Yang Beracun


Prolog

Ivanka!

Wanita tangguh, mandiri, cantik, tapi harus mendulang kekecewaan yang mendalam saat suami yang dipercayai olehnya justru menikah, dengan alasan ingin memiliki buah hati.

Ivanka, terluka, hingga akhirnya dia bertemu dengan pria masa lalu yang ternyata mencintainya, apakah mereka akan terjebak kenangan masa lalu?

Temukan kisah menarik tentang poligami di sini.




"Dek, aku sudah menemukan tempat yang strategis untuk butik yang akan kamu kelola." Bang fadli tersenyum manis ke arahku.

"Serius, Bang?"

"Serius dong, tuh lihat aja sendiri lokasinya di hp abang. " Pria ramah berwajah, necis itu menyodorkan benda hitam persegi padaku.

"Abang, mandi dulu ya. Dek." Tanpa berkata lagi dia segera berlalu ke kamar mandi, terdengarlah suara air gemericik

"Kodenya apa, bang?" Jeritku menghalau suara keran yang berisik

"Tanggal jadian kita, Sayang." Balasnya tak kalah keras

Segera ku sentuh beberapa nomor yang selalu lekat dalam ingatku.

Tak berapa lama Segera aku berselancar ke Galeri foto sesuai yang diarahkan Bang Fadli.

Gambar bangunan cantik dengan warna cat terang tampak menggoda diantara jajaran toko-toko di sebelahnya, selera suamiku memang terbilang oke, tidak pernah mengecewakan.

Beberapa menit kemudian aku pun sibuk mengirimkan gambar itu via WA ke nomorku, sesaat sebelum mataku tertumbuk pada beberapa foto yang sontak mbuat debaran di dadaku naik ribuan kali lipat.

Nampak disana seorang wanita berwajah cukup manis dan menggoda sedang menggendong seorang bocah berumur kira-kira tiga tahun.

Sementara di latar belakang jelas mobil suamiku terparkir manis disana.

Mataku memanas, ada rasa sesak yang menjalar tak terkendali di dada ini, sejuta prasangka lebur dalam rasa cemburu yang membludak.

Hingga satu foto yang memperjelas keadaan sesungguhnya, mereka pose bertiga di atas tempat tidur, dengan raut wajah dipenuhi sejuta bahagia.

"Kau sudah kalah, Ivanka." Desisku, tak sanggup menahan bulir bening yang kini mengalir deras di pipi.

Dengan tangan bergetar ku letakan ponsel milik Bang Fadli di atas meja rias, tak ada lagi gairah untuk melanjutkan usaha yang sudah kami rintis selama belasan tahun, bahkan kini Ivanka seolah kehilangan niat untuk hidup.

"Siapa wanita itu, Bang? Apakah dia maduku?" Batinku berbisik perih

"Hey, apa kamu sakit, sayang?"

Hampir saja gelas yang kupegang terjatuh, Ketika Bang Fadli sudah berdiri dengan T Shirt hitam, dan jeans pendek, terlihat lebih casual dan menggoda bagi siapa saja yang melihatnya.

"Kayaknya aku masuk angin, Bang," ujarku pelan

"Istirahatlah, Dek, kamu terlalu banyak aktivitas," pria itu merengkuh bahuku, aroma tubuhnya sesaat melenakan amarahku, namun bayangan wanita beraut wajah menawan menghancurkan rasa itu.

"Ayo, Abang temani kamu istirahat, sekalian Abang mau ngecek laporan keuangan yang tadi siang di kirim pak Faisal." Tanpa menunggu jawaban dariku tubuh ini dibopongnya ke tempat tidur.

Tanpa merasa bersalah dia membuka laptop dan serius dengan pekerjaanya, sedangkan aku memperhatikan tingkahnya dengan sejuta tanya dan prasangka.

Tak ada yang berubah darinya, Bang Fadli tetap sama, perhatian, Romantis, sabar dan penyayang. Setiap malam pun dia selalu bersamaku, kecuali ada tugas yang benar-benar urgen, dia akan pamit padaku untuk mengecek kondisi beberapa toko kami yang berada di luar kota.

Aku menatap lekat wajah tampannya, kami memang seusia, teman saat kuliah dulu, sama-sama aktif di organisasi. Dan hal itu pula yang akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta diantara kami.

Hingga Aku akhirnya memutuskan menerima lamaran dari pria yang hanya bermodalkan cinta saat memintaku jadi istrinya.

Sempat ditolak oleh keluarga, karena dikira belum mapan, tidak menyurutkan langkahnya untuk mempersuntingku jadi istrinya, dengan doa dan segala daya yang kami punya, ketulusan hati kami pun akhirnya meluluhakan kekerasan prinsip Ayah dan Ibuku saat itu.

Kami menikah di tahun ketiga hubungan yang kami jalani.

Dengan perjuangan yang betul-betul melelahkan, bisnis Distro yang kami kelola berkembang pesat, materipun mulai berkecukupan. Aku dan Bang Fadli berjibaku mengembangkan usaha ini, dengan tetesan keringat dan air mata.

Kami sudah 18 tahun menikah, tapi belum juga di berikan momongan, walau berbagai usaha telah kami coba, baik itu lewat dokter dan juga dengan cara alternatif, tapi hasilnya masih nihil, tak membuahkan hasil.

Kini pria, yang kuanggap sosok paling jujur, paling setia dan bisa kupercaya itu telah menghianati segalanya, janji suci pernikahan, dan ikrar yang kami sepakati sebelum pernikahan terjadi.

Walau baru hari ini aku meragukan cinta dan kesetiannya, setelah foto wanita dan balita itu ada didalamnya.

"Bang, apakah aku sudah tak layak lagi menemani hari-harimu, hingga kau harus menghadirkan sosok lain untuk mengisinya?"

Netra hitam ini kembali berair akubterisak pelan, dadaku terasa sakit, serasa ada ribuan batu besar yang menimpanya.

Namun, isak itu masih terdengar walau kututupi wajah dengan sebuah bantal.

emoticon-Peluk

Hai Agan dan Sista, ketemu lagi dong dengan aku, kini di karya terbaruku ya.

Selamat membaca, jangan lupa kritik dan sarannya.



Pict by: Shopia Baequni


Bersambung.
Diubah oleh shopia2005 19-11-2019 23:13
someshitnessAvatar border
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 17 lainnya memberi reputasi
18
8.6K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan