Apakah kalian salah satu dari kategori manusia yang menjaga image?
Quote:
Apakah kalian pernah bertemu dengan seseorang yang terlalu jaim (menjaga image) kemudian menyukainya?
Dan demi menjaga image (jaim) sampai-sampai merubah totalitas dirinya, menjadi bentuk lain dan keluar dari jati diri yang sebenarnya. Memang secara sadar ataupun tidak sadar, menjaga image menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, sehingga penilaian orang lain menjadi begitu sangat pentingnya. Dan pengaruh inilah yang akan membuat seorang pribadi jaim jenuh dan akhirnya muak dengan kejaimannya sendiri.
Namun apakah kalian merasakan kenyaman, menjadi pribadi yang jaim?
Quote:
Berikut ini Delia memberikan beberapa tips, agar kita tidak terkontaminasi oleh yang namanya jaim, yaitu:
1. Membentuk pribadi yang positif.
Sebenarnya jika kejaiman bisa dialihkan kepada sesuatu yang berbau kebaikan, maka untuk apa menjadi pribadi yang jaim. Kita cukup menjadi diri sendiri tanpa ingin menjadi sempurna hingga kata jaim tidak membuat kita terkontaminasi untuk menjadi pribadi yang serba Perfect.
Tunjukkan saja sikap positif dimana segalanya begitu natural tanpa mengada-adakan penampilan untuk terkesan sempurna. Walau memang menjaga image bisa membangun diri untuk bersikap hati-hati sekali hingga tak ingin ada kesalahan sedikitpun.
Tapi berkacalah sekali lagi! Tidak ada yang sempurna. Dan manusia itu tempatnya kesalahan. Jadi walaupun sudah bersikap hati-hati sekali, pasti masih bisa terpeleset dan terjatuh. Karena kita adalah manusia normal yang masih menggemari tubuh bumi. Bukankah demikian adanya?
2. Menjadi diri sendiri.
Terkadang ketika kita sedang mendekati seseorang, ada keinginan untuk menjadi pribadi yang jaim untuk menarik perhatian lawan jenis. Padahal jika kita menilik lebih jauh lagi, ketika sang pujaan hati mengetahui pribadi yang sebenarnya dan merasakan dibohongi, maka hubungan akan hancur. Bahkan sebuah kepercayaan akan hilang begitu saja.
Mengapa tidak menjadi diri sendiri untuk berkenalan. Karena Bukankah menjalin sebuah hubungan itu lebih baik dan paling aman adalah dengan sebuah kejujuran? Karena tingkat kejujuran yang sudah sangat mahal, maka dari itu semestinya dibudayakan agar tidak punah dan menjadi sisa-sisa sejarah
Quote:
3. Berani, tegas dan sportif.
Jaim jadi terkesan pemalu dan penakut. Pada dasarnya seorang wanita terkadang melihat tingkah jaim menjadi sesuatu yang tidak berlaku. Karena kondisi jaim hanya baik di depan mata dan busuk dibelakangnya. Walau kebanyakan para jaim bersikap lebih berwibawa, tenang dan good looking. Namum pada dasarnya kejaiman itu menutupi bagian dirinya sendiri, sehingga dapat dipastikan bahwa kejaiman merupakan muka dua, yang mana sebuah diri yang tidak baik ditutupi dengan kewibawaannya.
Kejaiman tidak akan berlangsung lama dalam sebuah hubungan, kenapa? Karena lama-lama tingkat kejenuhan akibat kejaiman bisa terbongkar dengan sendirinya. Dan pada detik itulah akan menyadari bahwa kejaiman tidak bermanfaat dengan baik dalam memulai sebuah hubungan. Baik dalam percintaan ataupun pertemanan biasa.
Pernah gak sih kalian mendengarkan kasak-kusuk dari muka para pembenci jaim-er?
Quote:
"Gue enek sama pangeran HT, lihat aja gayanya selangit. Padahal tridnya kaga lulus, sok jaim banget."
"Eh lihat deh gayanya si bintang jaim! Masa deketin gue penuh wibawa, pas gue tolak menangis kaya bayi. Hoax kewibawaan tuh!"
Dan lain sebagainya ...
Dari sisi kejaiman seseorang itu lama-lama akan membuat kawan-kawannya menjauh. Karena pribadi jaim merasa kalau dialah pribadi sempurna, sehingga melupakan jati dirinya yang sebenarnya. Jaimer juga akan lebih menikmati kejayaan ketika semua orang memujinya. Dan pengaruh pujian inilah yang membawa para jaimer lupa kepada batasan waktu dan keadaan.
Menurut kalian apakah para jaimer ini menyenangkan dalam bersilahturahmi antara sesama manusia?
Quote:
saran sesat dari aye:
Jadilah pribadi yang aslinya elo bukan elo yang aslinya hilang. Karena seberapapun elo membuat diri menjadi pribadi yang perfek, pada akhirnya elo akan menjadi dan menemukan siapa diri elo sendiri. Dan pada sisi terlambat elo baru menyadari bahwa jaimer bukanlah pilihan bagus untuk pendekatan sebuah hubungan dalam berinteraksi.
Jangan sampai terlambat menyadari bahwa rekapan diri itu gak selamanya abadi.