Hola, selamat siang, Gansist.

Thread kali ini aku tulis untuk memeriahkan event MLDSPOTKONTENHUNT yang diselenggarakan oleh KASKUSXMLDSPOT. Berhubung ini thread pertama yang aku ikutkan di event. Aku ingin menulis tentang sosok yang tak pernah hilang dalam memori, juga tak akan pernah kulupakan jasanya. Beliau adalah ibu, INSPIRING PEOPLE, TASTETHELOCAL dalam hidupku.

Perempuan paruh baya kelahiran 01 Juli 1969, Nurhamimah namanya. Ia mengajarkan banyak hal padaku. Tentang nilai kehidupan, adab, tentang cara menyikapi suatu masalah. Alhamdulillah beliau masih diberi umur panjang, semoga sehat selalu.

Aku mengidolakan banyak orang, tetapi Ibu tetap nomor satu. Aura keibuannya yang benar-benar ingin kupanuti.

1. Penyabar
Siapa yang tidak tahu bagaimana kesabaran seorang Ibu?
Sosok yang paling sabar yang pernah kutemui. Kalau bukan karena kesabarannya, mana mungkin aku bisa lahir ke dunia ini, tumbuh sebesar ini. Meskipun didampingi ayah, mendidik lima orang anak itu tentu tidak mudah. Ditambah lagi dengan berbagai karakter yang kami miliki. Terutama aku yang keras kepala.

2. Mengutamakan Pentingnya Pendidikan
Bagi Ibu, pendidikan adalah yang utama. Ibu selalu bilang, “belajar yang tinggi, biar tidak seperti ibu.” Dengan segala upaya ia kerahkan agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang baik. Sekolah dan mengaji adalah hal yang utama. Dulu, sering kalau ada pekerjaan rumah yang belum selesai berbenturan dengan waktu mengaji atau sekolah, ibu akan menyuruhku untuk ke tempat belajar terlebih dulu. Saat pulang, semua pekerjaan yang memang tugasku, sudah ia selesaikan.

3. Tulus
Ketulusan yang beliau miliki memang benar-benar terasa untuk keluarga kami. Misal mati lampu, tidak bisa masak nasi di rice cooker. Ibuku masak dan mengukus nasi dalam dandang. Tahu apa yang paling menyebalkan setelah nasi itu masak?
Beliau sibuk bilang ke aku, “itu nanti nasinya diangkat ke tempat khusus dan masukkan ke bawah tudung saji. Atau, itu tolong bilangin sama Abang dan adikmu ya, gak ada nasi di rice cooker. Nasinya masih di atas kompor, baru masak.”

Ibuku selalu begitu, sampai ke hal seperti itu, yang menurutku lebay. Aku yang keras kepala sering jawab begini, “Bu, mereka itu bukan orang asing di rumah ini, toh rumah sendiri. Saat mereka melihat rice cooker gak ada nasi, inisiatiflah ngambil sendiri di dandang. Mereka tau kalau lagi mati lampu.” Ibu cuma diam.

Sering juga kalau Abang atau adikku pergi misal ke mana. Kebiasaan Abang memang pulang malam, kerja. Jadi, kalau lewat waktu sedikit, Ibu sudah risau tak menentu. Karena Ibu bukan orang yang melek teknologi, jadi beliau menyuruhku berkali-kali menelepon Abang.

Kukatakan, “nanti juga pulang, Bu. Bisanya juga maleman.” Sambil kadang ogah-ogahan menghubungi berkali-kali. Dasar aku!

Tau apa yang ibu katakan padaku?

“Nanti kamu bakal tau gimana rasanya. Nanti saat udah nikah dan punya anak.” Kata-kata ini sukses membuatku diam.

4. Pekerja Keras
Sejak Ayah sakit-sakitan, Ibu yang menggantikan posisinya sebagai tulang punggung keluarga. Meskipun Abangku yang pertama sudah bisa mencari nafkah sendiri, Ibu tidak menggantungkan hidup keluarganya pada seorang anak. Kadang hal ini yang membuatku banyak berpikir, tentang bagaimana caranya agar Ibuku tidak lagi bekerja. Biar aku saja, tapi kapan?

5. Ramah
Di lingkungan tempat tinggalku, Ibu terkenal ramah dengan siapa pun. Sikap ini masih dalam proses kucontohi.

Beliau berteman dan menyapa siapa saja, tanpa memandang status atau usia. Karena menurutnya, mencari teman dan musuh itu mudah. Tinggal memilih, mau cari apa.


“Setiap manusia tak ada yang mampu membalas jasa orang tuanya, tapi kita semua punya kesempatan untuk menyenangkan hatinya. Love you, Mom😘”

Sekian thread kali ini, nantikan thread aku selanjutnya. See you.

*Sumber : Opini TS pribadi