Industri pakaian merupakan salah satu industri tua yang sudah ada sejak lama. Pakaian yang merupakan komoditas utama mereka menjadikan industri ini tak akan mati karena kebutuhan nya di masyarakat yang tidak pernah surut. Pakaian yang merupakan kebutuhan sandang utama manusia menjadikan industri ini kian berkembang dan mulai mengembangkan sayap nya. Diantara sekian banyak teknologi diluar sana, beberapa perusahaan pakaian di dunia sudah mulai menerapkan teknologi terbarukan seperti Machine Learning, Artificial Intelligence, serta Deep Learning dalam perusahaan mereka. Meski tak berhubungan langsung dengan proses pembuatan pakaian nya, teknologi terbarukan ini mengambil peran di beberapa sektor pada industri ini.

Artificial Intelligence, Machine Learning, serta Deep Learning sudah mulai diperhitungkan penggunaan nya. terlebih bagi perusahaan-perusahaan besar yang memang berbasiskan teknologi. Namun kini perusahaan non-teknologi pun sudah mulai melirik penggunaan nya. Industri pakaian modern kini sudah mulai menggunakan teknologi diatas sebagai ajang memperbaharui diri perusahaan serta menjadikan perusahaan mereka tetap reliabledi mata konsumen karena melek teknologi. Lantas seperti apa saja penggunaan AI, ML, serta DL pada industri pakaian ini? Mari kita bahas bersama.

Industri pakaian cukup lekat dengan manajemen inventaris. Para pengusaha pakaian sebagian besar akan cukup terpaku pada hal ini. Memastikan stok mereka selalu cukup agar bisnis dapat terus berjalan adalah fungsi utama dari manajemen inventaris ini. Barang-barang mana saja yang kurang peminat nya, serta kapan saja harus memperbaharui stok hingga saat ini masih dikerjakan secara manual. Dihitung dan dicatat sebelum akhirnya di input kedalam data. Penggunaan Machine Learning sebagai sarana untuk manajemen inventaris dapat menjadi opsi pemilik usaha ritel pakaian. Untuk penggunaan Machine Learning ini sendiri, pengusaha harus mampu memprediksi demand dari produk-produk mereka. Machine Learning menggunakan histori data untuk kemudian dapat memberi prediksi serta pilihan. Dengan kemampuan analisis permintaan barang nya, Machine Learning mampu menjadi pilihan bagi perusahaan atas manajemen inventaris kantor nya.

Chatbot memang sudah tidak diragukan lagi penggunaan nya. Sudah banyak perusahaan non-pakaian yang sudah menyematkan teknologi chatbot sebagai garda utama customer service pada website mereka. Kini, para pelaku indusri pakaian di dunia juga sudah mulai menyematkan teknologi ini di website mereka. Jika chatbot pada umum nya hanya bertugas sebagai pengarah laman website, chatbot pada industri pakaian dapat lebih di spesifikasikan penggunaan nya. Seperti memberi saran pakaian yang cocok dengan anda, ataupun memberi rekomendasi item sejenis yang anda pilih. Semua dapat dilakukan oleh Chatbot yang memiliki kemampuan analisa berkat teknologi text recognition mereka.

Demi menekan pengeluaran perusahaan, beberapa merk pakaian harus memperediksi jenis pakaian serta model apa yang konsumen inginkan dengan cara mengumpulkan data tipe pakaian. Sebuah startup bernama Stitch Fix melakukan hal itu. Mereka meminta rekomendasi langsung kepada konsumen, jenis pakaian seperti apa yang mereka inginkan berdasarkan kebutuhan nya. Nantinya, dari data yang mereka dapatkan. Konsumen akan mendapatkan rekomendasi jenis pakaian yang sesuai dengan keinginan mereka.

Pengembalian barang dari konsumen adalah suatu hal yang menyakitkan bagi pemilik perusahaan pakaian. Hal ini bisa terjadi karena kekecewaan konsumen atas beberapa aspek, seperti ukuran yang tidak sesuai, hingga kualitas barang yang tidak sesuai dengan ekspektasi konsumen. Menurut analisa dari IHL, industri pakaian kehilangan hingga $642.6 Milyar dollar setiap tahun nya karena barang yang dikembalikan dari konsumen yang tidak puas. Ketika pakaian dikembalikan, akan ada tim yang menyeleksi kenapa barang tersebut dikembalikan. Proses seleksi ini memakan biaya operasional yang tidak sedikit. Bahkan tak menutup kemungkinan barang yang dikembalikan tidak dalam kondisi utuh seperti saat barang pertama kali dikirimkan. Penggunaan AI mampu membantu para pemilik industri pakaian untuk meningkatkan pengalaman belanja konsumen nya. Mereka dapat memberi opsi dan keterangan yang lebih lengkap mengenai pembelian suatu barang. Meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen melalui website yang dapat mengurangi tingkat pengembalian suatu barang dan mengurangi kerugian.

Industri pakaian yang sudah mulai memanfaatkan teknologi digital memudahkan mereka untuk melakukan ekspansi konsumen ke seluruh penjuru dunia. Kebiasaan berbelanja yang berbeda-beda menjadikan sebuah perusahaan harus memberikan pengalaman belanja yang memudahkan. Salah satu nya adalah memudahkan penggunaan search engine pada aplikasi ataupun website mereka. Para pengguna umum nya menyukai hal yang lebih visual dibanding teks pada website e-commerce. Mereka dapat melihat langsung barang secara visual dari berbagai angle. Penggunaan search engine yang mutakhir biasanya menggunakan Machine Learning untuk memberi kemampuan bagi konsumen untuk melakukan pencarian berdasarkan gambar. Mereka dapat mengupload gambar pakaian yang mereka cari, maka dengan otomatis Machine Learning dengan algoritma nya akan mencari jenis pakaian yang sama maupun sejenis dengan yang mereka cari.

Machine Learning serta Artificial Intelligence hingga hari ini memang banyak sekali penggunaan nya. industri pakaian yang sudah besar kini sudah mulai memanfaatkan teknologi terbarukan demi mencapai target konsumen  yang mereka inginkan. Penggunaan teknologi ini juga dapat mereka gunakan demi mengatur manajemen inventaris perusahaan dan lain sebagai nya.