monicameyAvatar border
TS
monicamey
Jangan Rasuki Tubuhnya
Pagi itu suasana kos terasa sangat sepi. Mungkin anak-anak kos lagi menyiapkan ujian tengah semester. Entah mengapa perasaanku tidak nyaman pagi itu. Pokoknya pagi itu sangat ganjil menurutku. Biasanya ada saja yang lewat sekelebatan di kos tapi pagi itu tidak ada satupun penampakan yang ada. Aku jadi bingung.

"Kok sepi, Buk?"

Aku iseng bertanya sama pekerja kos karena biasanya ramai di pagi hari.

"Anak-anak ada di kamarnya, Mbak. Belajar buat besok."

Aku pikir karena mereka mau ujian besok makanya mereka menyiapkan bahan pelajaran tapi ada hal yang aku herankan. Suasananya sepi dan terasa dingin.

Ya sudahlah aku tidak ambil pusing. Aku yang sedang libur kuliah dan kakak juga libur ( bukan hari minggu) makanya kami menghabiskan waktu di kos saja. Sekitar jam 10 pagi kami hendak ambil nasi putih di dapur saat anak kos yang juga mau ambil nasi.

Saat kita bersama-sama ambil nasi. Aku merasa ada yang aneh dengan teman kosku ini. Sebutkan saja namanya Ela, ya. Aku melihat Ela serasa asing. Seperti bukan dirinya sendiri.

"La, kamu sakit? Kok batuk-batuk?"

Kakakku bertanya kepada Ela yang kebetulan antri ambil nasi putih. Bukannya menjawab dia malah tertawa yang bukan seharusnya manusia lakukan. Tertawa melengking dengan tatapan sinis. Sontak saja aku dan kakak jadi takut. Semalam dia baik-baik kemudian berubah.

Tertawanya yang melengking membuat anak-anak kos dan semua pekerja kos mendatangi dapur. Mereka bertanya mengapa Ela tertawa saja? Aku tidak bisa menjawab.

"Kamu mau apa? Hahahahaha...."

Kata Ela dengan suara berat seakan mengejek. Tentunya itu bukan suara Ela. Itu suara yang muncul suara yang berat. Aku tidak bisa membedakan suara wanita atau lelaki. Aku tidak sempat berpikir lagi saat mata ini dan Ela bertemu. Tatapan Ela berubah menjadi tajam dan menghina.

Saat Ela lengah aku memberanikan diri melepas sosok dari tubuh Ela. Aku pegang keningnya dan dia terjatuh ke lantai. Menangis, meraung dan meronta itu yang Ela lakukan saat aku memijit kening tengahnya.

"Mbak, sakit. Tolong Ela."

Aku bisa mendengar suara Ela dari kejauhan. Tenagaku hampir habis. Sungguh waktu itu aku takut tapi diriku percaya Tuhan akan membantu mengeluarkan dia dari tubuh Ela.

"La, sebut nama Tuhan."

"Kamu bisa melawannya."

Aku berteriak agar dia bisa mendengar panggilan kami meski aku tahu dia pasti mendengarnya entah dia di mana. Semua para pekerja kos ( wanita ) takut saat Ela mengerang kesakitan dan melotot ke arah kami. Pekerja yang lelaki memegang kaki dan tangannya karena sempat tangan Ela mencakar lenganku.

Kami semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Ela. Kami semua berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Ada yang muslim dan ada yang nonmuslim. Serentak kami berdoa bersama-sama meski dalam ketakutan.

Hampir satu jam setengah aku bergelut dengan Ela yang bisa aku katakan kerasukan. Kami terus berdoa dan mengusir dia untuk keluar dari tubuh Ela. Kami berhasil walau sebentar.

"Dia akan datang lagi nanti, Hana."

Felicia (penjaga setiaku ) mengatakan hal itu ketika kami berhasil menyingkirkan dia sementara. Jangan ditanya bagaimana rasa capeknya aku yang berhadapan langsung dengan dia yang tidak mau pergi. Ela yang lelah dirasuki tubuhnya tertidur hampir sore hari. Aku sampai tidak ingat makan kala itu. Sosok yang merasuki Ela adalah lelaki. Itu aku tahu saat dia keluar dari tubuh Ela.

Lengan kanan dan kiriku sakit rasanya tercabik dan memar. Aku baru tahu sosok itu merasuki tubuh Ela saat ia pergi ke Museum bersama teman kampusnya. Dia ketinggalan di sana. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi di museum sehingga menyebabkan Ela seperti itu. Lelaki itu berpakaian jawa kuno dengan celana dan kain yang disematkan di pinggang. Dia adalah sesosok yang jahat karena ingin menguasai tubuh Ela yang lemah.

Oh, ya jika kalian melihat ada yang kerasukan jangan sekali-kali menatap matanya karena dia tahu kalian kuat atau kalian takut. Jika kalian merasa takut pasti mereka akan semakin banyak merasuki tubuh orang.

Dan satu hal yang perlu kalian ingat jangan melamun dan menatap kosong. Mereka mudah merasuki kita saat kita dalam kondisi kurang fit dan pikiran kita kosong. Satu caranya yang paling ampuh adalah mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai keyakinan dan ibadah masing-masing. Pertebal keimanan kita agar mereka tidak mudah dipermainkan mereka.

Orang tua Ela dipanggil oleh pemilik kos untuk membawa Ela pulang sementara waktu. Malam itu sebenarnya Ela akan dibawa pulang tapi berhubung hujan deras akhirnya orang tua Ela menginap. Jika bisa mengulang waktu aku rasa aku tidak mau seperti ini. Ela 'kambuh' lagi saat malam hari. Anak - anak kos menutup pintu kamarnya karena takut.

Ela sama seperti tadi tapi ini lebih parah karena dia menggedor pintu kamarnya ,memukul tembok, meraung, menangis dan tertawa. Ayah dan ibunya sampai tidak bisa mengatasi. Ela bisa diam dan dia pergi ketika Pendetanya datang ke kos. Aku bukannya tidak mau membantu karena itu sudah bukan bagianku lagi. Biar yang lebih memahami kondisi Ela saja yang menangani.

Memang Ela ini anak satu-satunya dalam keluarganya. Ayah dan ibunya lama menikah dan baru bisa memiliki Ela setelah beberapa tahun kemudian. Aku rasa karena ia anak tunggal dan selalu dijaga ketat oleh ayah maupun ibunya. Dia tidak boleh berteman dengan sembarangan teman, tidak boleh keluar sampai malam, dimanja dan terkekang. Kata ayah dan ibunya, Ela adalah anak yang lemah dan mudah sakit. Jadi dia terkadang suka melamun dan pikirannya kosong.

Sebelum aku pindah ke Surabaya, Ela masih di sana. Kadang Ela itu kalau berjalan menuju dapur selalu tersenyum sendiri dan bersenandung kecil. Kadang tanpa suara muncul saja di belakangku. Ela tidak pernah 'kambuh' lagi. Dia sering menghadiri doa-doa di gereja. Sama halnya yang umat Muslim lakukan. Doa-doa di sini maksudnya seperti pengajian tiap hari dan Sholat Tahajud.

*****

Pernah tidak kalian bayangkan jika bertemu orang ( manusia ) tapi di belakangnya ada yang mengikuti dan banyak pula?

Waktu itu aku bertemu kawan lama dari kakakku. Kami tidak sengaja bertemu di jalan. Awalnya ya kaget karena begitu banyak sekumpulan mereka yang ada di belakang kawan kakakku. Namanya Irna. Aku heran mengapa Irna ini bisa di tempeli mereka?

"Kami menjaga dia. Kami tidak menganggu dia."

Suara-suara yang aku dengar dari mereka mengatakan hal itu. Kakakku dan temannya asyik ngobrol. Sedangkan aku? Ya mengobrol bersama mereka meski sedikit yang kami bicarakan. Mereka terdiri dari kakek, nenek, kakak lelaki, 2 pamannya ( itu yang aku lihat dari sorot mata mereka ). Mereka yang menjaga Irna sejak bayi karena Irna ini kondisinya lemah dan harus ada yang menjaganya agar tidak ada hal-hal yang negatif ( baca : di rasuki).

Untunglah kakakku menemui Irna sebentar karena aku lelah melihat mereka yang berada di belakang Irna yang selalu membuntuti. Kakakku belum jumpa lagi dengan Irna. Entahlah dia ada di mana sekarang.

Rasanya melihat dan menolong mereka yang (mungkin ) sedang dirasuki sangatlah menguras tenaga besar. Saat aku menolong Ela aku bisa melihat wujud dia yang menyeramkan. Bukan wujud yang sering terlihat tapi semacam kumpulan asap pekat dan hitam sekali.

Kata temanku yang Muslim jika mereka kerasukan maka jalan satu-satunya adalah di Ruqya,  sama juga di agama lain akan di doakan sesuai keyakinannya masing - masing.

Tbc

Ada yang pernah lihat orang yang kesurupan / kerasukan, Gan?

Bagaimana tanggapan Agan?

Jangan lupa beri komentar atau sarannya, ya. Terima kasih sudah mampir di thread ini, Gan.
0
642
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan