- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anak Gila Gadget karena Orangtua Sibuk Kerja Bayar Cicilan


TS
magelys
Anak Gila Gadget karena Orangtua Sibuk Kerja Bayar Cicilan
JAKARTA - Dalam era digital dan kecanggihan membuat anak-anak terpapar penggunaan gadget dalam waktu yang lama atau yang kerap disebut kecanduan dan gila terhadap gadget masing-masing.
Bahkan, yang terbaru, tak sedikit anak-anak yang terpaksa dibawa ke rumah sakit jiwa karena sudah "gila" terhadap gadgetnya. Lantas bagaimanakah pandangan psikolog anak mengenai hal ini?
Praktisi psikologi anak dan remaja Anrio Marfizal menjelaskan bahwa seorang anak bisa dikatakan sudah kecanduan terhadap gadget ketika terlihat merasa gelisah, cemas, dan khawatir jika gadget tidak ada di tangan mereka.
"Merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, merasa sangat khawatir, sehingga kekhawatiran itu bisa melampaui normalnya orang yang merasa khawatir gitu," ucap Rio kepada Okezone, Jumat (25/10/2019).
Rio pun menyebutkan kalau anak-anak sudah kecanduan terhadap gadget tak akan lagi mempedulikan waktu yang telah dihabiskan mereka untuk bermain gadget.
Ia mengungkapkan kalau anak-anak menjadi tidak peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, rasa peka terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang.
"Akan merusak otak tengah, otak tengah itu fungsinya empati, kasih sayang, peka terhadap perasaan orang, rasa lah. Fungsi rasa itu sudah mati ketika sudah addictive," ungkapnya.
Oleh sebab itu, peran orangtua dalam menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak sangat diperlukan. Dalam hal ini, Rio mengungkapkan kalau peran orangtua yang lemah yang menyebabkan anak-anak kecanduan gadget.
"Kalau saya masih berpandangan hal yang mendasar adalah pola asuh yang semakin lemah di orangtua. Orangtua cuma bisa membatasi gadget tapi enggak bisa ngasih subsitusinya apa," terang Rio.
Sedangkan dunia anak memang dunia bermain, mereka bermain, dan mereka enggak punya pilihan, mau apalagi?" tambahnya.
Ia pun dapat menyimpulkan kalau kasus kecanduan terhadap gadget hingga menyebabkan anak-anak dilarikan ke rumah sakit jiwa merupakan tamparan untuk semua keluarga, terutama orangtua.
"Kasus ini adalah tamparan untuk semua keluarga di Indonesia," ungkap Rio.
Maka dari itu, Rio berharap para orangtua tak hanya mencegah atau melarang anak-anaknya menggunakan gadget, namun juga menyediakan waktu untuk anak-anaknya agar bisa bermain, dan mendengarkan keluh kesah.
"Ini adalah tanda bahwa ayah harus segera pulang ke rumah, ibu harus segera pulang ke rumah. Sekarang era digital, era kapitalisme, semua orangtua sibuk cari uang," paparnya.
"Ninggalin anak-anaknya, sibuk membiayai semua cicilan-cicilannya, sehingga anak baru mau cerita sama ibunya dibilang bawel," tutup Rio.
https://nasional.okezone.com/amp/201...cicilan?page=2
Demi gaya hidup,
bukan keluarga cemara
Bahkan, yang terbaru, tak sedikit anak-anak yang terpaksa dibawa ke rumah sakit jiwa karena sudah "gila" terhadap gadgetnya. Lantas bagaimanakah pandangan psikolog anak mengenai hal ini?
Praktisi psikologi anak dan remaja Anrio Marfizal menjelaskan bahwa seorang anak bisa dikatakan sudah kecanduan terhadap gadget ketika terlihat merasa gelisah, cemas, dan khawatir jika gadget tidak ada di tangan mereka.
"Merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya, merasa sangat khawatir, sehingga kekhawatiran itu bisa melampaui normalnya orang yang merasa khawatir gitu," ucap Rio kepada Okezone, Jumat (25/10/2019).
Rio pun menyebutkan kalau anak-anak sudah kecanduan terhadap gadget tak akan lagi mempedulikan waktu yang telah dihabiskan mereka untuk bermain gadget.
Ia mengungkapkan kalau anak-anak menjadi tidak peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, rasa peka terhadap lingkungan sekitar menjadi berkurang.
"Akan merusak otak tengah, otak tengah itu fungsinya empati, kasih sayang, peka terhadap perasaan orang, rasa lah. Fungsi rasa itu sudah mati ketika sudah addictive," ungkapnya.
Oleh sebab itu, peran orangtua dalam menerapkan pola asuh yang benar terhadap anak sangat diperlukan. Dalam hal ini, Rio mengungkapkan kalau peran orangtua yang lemah yang menyebabkan anak-anak kecanduan gadget.
"Kalau saya masih berpandangan hal yang mendasar adalah pola asuh yang semakin lemah di orangtua. Orangtua cuma bisa membatasi gadget tapi enggak bisa ngasih subsitusinya apa," terang Rio.
Sedangkan dunia anak memang dunia bermain, mereka bermain, dan mereka enggak punya pilihan, mau apalagi?" tambahnya.
Ia pun dapat menyimpulkan kalau kasus kecanduan terhadap gadget hingga menyebabkan anak-anak dilarikan ke rumah sakit jiwa merupakan tamparan untuk semua keluarga, terutama orangtua.
"Kasus ini adalah tamparan untuk semua keluarga di Indonesia," ungkap Rio.
Maka dari itu, Rio berharap para orangtua tak hanya mencegah atau melarang anak-anaknya menggunakan gadget, namun juga menyediakan waktu untuk anak-anaknya agar bisa bermain, dan mendengarkan keluh kesah.
"Ini adalah tanda bahwa ayah harus segera pulang ke rumah, ibu harus segera pulang ke rumah. Sekarang era digital, era kapitalisme, semua orangtua sibuk cari uang," paparnya.
"Ninggalin anak-anaknya, sibuk membiayai semua cicilan-cicilannya, sehingga anak baru mau cerita sama ibunya dibilang bawel," tutup Rio.
https://nasional.okezone.com/amp/201...cicilan?page=2
Demi gaya hidup,
bukan keluarga cemara




4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.8K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan