Pemerintah berencana menjadikan Pulau Komodo sebagai tempat wisata eksklusif. Meski rencana ini masih sebatas wacana, namun pro dan kontra mulai terjadi. Pihak yang kontra sebenarnya bukan tidak setuju dengan rencana besar dinas pariwisata tersebut, melainkan karena tarif yang akan diberlakukan terlalu ‘menjerat leher’ bagi sebagian orang.


Detik.com

Bayangkan saja, untuk bisa masuk ke lokasi eksklusif yang dihuni oleh komodo-komodo raksasa, maka setiap pengunjung akan dikenakan biaya sekitar 14 juta rupiah.

14 juta hanya untuk sebuah tontonan, memanjakan mata sesaat, saya rasa memang agak kemahalan, meski bagi seorang yang punya uang segudang. Lagi pula apa yang dilihat itu sebenarnya masih bisa dilihat secara tidak langsung, misalnya melalui tayangan video dan media grafis lainnya.

Karena itu, menurut hemat saya, kalau memang pemerintah serius menggarap objek wisata ini dengan tarif yang berkelas, maka hal-hal berikut juga harus disertakan sebagai secondary objek selain komodo.

Apa saja secondary objek tersebut, berikut ulasannya:


1. Ciptakan Keindahan Alam dan Lingkungannya


Travelingyuk.com

Selain komodo, wajib pula ada unsur lain sebagai penunjang daya tarik wisatawan rela membayar mahal. Misalnya tata kelola alam dan lingkungan yang indah, bersih, sejuk dan asri. Dengan perpaduan kendahan alam dan keunikan komodo, aka tercipta landscap yang harmoni.

Boleh jadi wisatawan lebih menikmati keindahan alamnya, komodonya atau dua-duanya. Jika mereka puas maka uang 14 juta bukan hal yang mahal buat sebuah kesenangan.


2. Sediakan Sarana dan Prasarana yang Mendukung


Source

Tempat wisata komodo eksklusif, sebaiknya juga dilengkapi dengan fasiltas yang benar-benar menajakan pengunjungnya. Misalnya sarana akmodasi berupa hotel-hotel yang mewah dan megah, alat-alat komunikasi dan transportasi yang lengkap, dan berbagai prasarana lainnya yang mendukung keamanan dan kenyaman wisatawan saat menikmati objek wisata.

Semua fasilitas itu dijadikan satu paket dengan biaya tiket masuk, sehingga pengunjung mungkin tidak akan merasa kemahalan dengan uang 14 juta untuk sebuah wisata. Bahkan harganya mungkin tarif tiketnya lebih ditinggikan.


3. Pengelolaan Profesional dan Layanan yang Ramah

Pengelolaan yang profesional seperti sistem pemesanan tiket dan pembayaran yang sudah online, promo objek wisata melalui berbagai media. Da yang lebih penting lagi, adanya adanya pelayanan yang ramah dari petugas yang bekerja di tempat itu. Misalnya petugas memberikan semacam guide wisata bagi turis asing yang biayanya sudah satu paket dengan harga tiket.

Dengan demikian, mungkin pengujung tidak merasa kemahalan dengan anka 14 jura rupiah, jika mereka merasa mendapat banyak manfaat dari nominal segitu.

Itulah beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah jika ingin mewujudkan objek wisata pulau komodo secara eksklusif. Intinya, harus ada nilai plus selain objek utama.(*)
Ref.