Komodo, sebagai sumber berita

Bismillah,

Selamat menyambut bulan baru wahai agan sista kaskuser yang terkasih.

Khalayak tengah dibuat tertarik pada binanatng yang bernama komodo, jangan salah ye ntar kepleset jadi kodomo.

Komodo, menjadi buah bibir sejak ditetapkannya sebagai salah satu keajaiban dunia. Apalagi sejak ada desas desus akan ditutupnya kawasan pulau komodo, menjadikan komodo semakin mencuri perhatian.

Yang lebih menghebohkan lagi adalah tarif masuk ke pulau tersebut yang dikabarkan oleh pewarta berita yang Setiap hari mengulik fakta hingga menjadi sebuah produk yang siap disampaikan kepada khalayak.

Mengenai kebenarannya, belum bisa dipastikan akan tetapi tidak akan ada asap kalau tidak ada api.

Wacana kenaikan itu semakin santer, ketika ada pro dan kontra dari masyarakat asli pulau komodo.

Pro dan kontra menjadi luar biasa dan semakin membahana, ketika ditampilkan dalam sebuah laman berita dengan judul yang menarik dan membuat penasaran.

Ilmu luar biasa yang sulit dipelajari, adalah sebuah tulisan mampu menghipnotis pembaca, hingga ia mau merampungkan rangkaian paragraf yang kadang harus bersambung ke halaman lain.

Menariknya, tak semua media menyampaikan dengan gamblang, sehingga tak jarang pembaca dibuat merasa 'digantung' karena berita yang kurang lengkap, atau kisah yang dibuat bersambung.

Nah, ilmu lain yang selalu ingin ane pelajari adalah melihat dari sudut pandang yang berbeda, dari media lain. Jika media lain fokus pada wacana kenaikan tarif dengan mengutip pernyataan bapak menteri namun berbeda dengan satu laman berita online ini.



Ane selalu suka membaca berita seperti ini, mereka bisa menampilkan sesuatu yang berbeda. Sangat menarik dan tentunya minat baca akan semakin meningkat.

Pernah suatu ketika, ane mengikuti sebuah seminar bersama seorang jurnalis, beliau menyampaikan bahwa seorang jurnalis harus bisa mencari sudut pandang yang tak biasa, agar pembaca tidak bosan dan menemukan kisah lain dari suatu peristiwa.

Kembali ke topik mengenai komodo, menjadi salah satu bahan untuk pemberitaan, lantas menjadikan pulau komodo semakin dikenal dan melekat apa yang tertuang dalam sebuah berita.

Misalnya, sekarang sedang ramai topik kenaikan tarif masuk yang mencapai empat belas juta rupiah. Orang yang hanya membaca judul atau bahkan tidak selalu mengikuti berita, akan terpatri ingatan bahwa "liburan ke sana mahal" padahal, ini kan baru sebuah wacana, namun karena sedang ramai sehingga menjadi viral dan sampai ke telinga awam.

Mengenai hasilnya, apakah akan benar-benar naik, padahal dari harga yang sebelumnya wisatawan sudah banyak yang mengeluh mengenai tarif trip ke pulau komodo. sumber

Jika benar-benar naik, apakah antusiasme wisatawan semakin tinggi atau semakin menurun, mari kita tunggu bersama.

Sekian trit receh yang ditulis saat gemericik air, meramaikan malam yang sunyi.