- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dari Suaka Margasatwa ke Taman Nasional, Akankah Pulau Komodo Menjadi Cagar Alam?


TS
mayyarossa
Dari Suaka Margasatwa ke Taman Nasional, Akankah Pulau Komodo Menjadi Cagar Alam?

Halo, GanSist, jumpa lagi dengan ane, MayyaRossa. Langsung aja, ya, kali ini kita obrolin tentang komodo. What? Komodo? Apa yang terlintas saat GanSist mendengar kata itu? Kalo ane, langsung teringat hewan mirip kadal, tapi guedeee sekaleee. Ya, komodo memang salah satu kadal terbesar di dunia!

Foto by No Maden, dokpri
GanSist, komodo adalah salah satu hewan asli Indonesia. Habitat asli komodo adalah di Pulau Komodo, di tengah-tengah Sumbawa dan Flores, perbatasan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Namun, secara administratif masih masuk wilayah Nusa Tenggara Timur. Selain Pulau Komodo, ada Pulau Rinca dan Pulau Padar yang juga menjadi tempat tinggal komodo.

Komodo dilindungi dan dilestarikan di bawah Taman Nasional Pulau Komodo yang didirikan tahun 1980. Sedangkan tahun 2013, Komodo ditetapkan sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia terbaru. Wah, hebat, yah, GanSist?

Foto by No Maden, dokpri
Beberapa waktu lalu sempat beredar isu, bahwa Pulau Komodo akan ditutup sementara. Kabarnya, pulau ini akan dibuat wisata eksklusif, dengan harga yang cukup fantastis, yaitu 14 juta rupiah! WOW!
Saat ini, harga tiket masuk/HTM untuk pulau komodo adalah 150.000 untuk wisatawan manca dan 5.000 untuk wisatawan domestik. Harga yang cukup terjangkau bukan? Namun, harga tersebut belum termasuk harga yang harus dibayarkan untuk kegiatan lain.
Jika ditotal, harga untuk wisatawan mancanegara adalah sekitar 460.000 di hari biasa, dan 535.000 di hari libur. Untuk wisatawan domestik, total harga adalah 265.000 di hari biasa dan 267.500 di hari libur. Masih cukup terjangkau, ya, GanSist?

Nah, seberapa penting, sih, penutupan Pulau Komodo ini? Atau, seberapa penting mengubahnya menjadi Taman Wisata Eksklusif? Banyak hal yang harus dipikirkan bila akan menutup kawasan konservasi ini, Gansist.
Taman Nasional Pulau Komodo yang terletak di sabuk wallacea ini mempunyai flora dan fauna yang unik, berbeda dari daerah lain. Bentang alammya pun memanjakan mata. Maka, tak heran, semakin ke sini, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan konservasi ini.

Menurut ane, kalau memang mau menaikkan pendapatan daerah, maka daripada menaikkan HTM, lebih baik meningkatkan potensi pariwisata yang ada, juga faktor-faktor pendukungnya.
Saat ini, banyak travel agent, hotel, cottage, juga resto yang berdiri di sana. Hal ini mau tak mau memberikan pengaruh terhadap warga sekitar. Mau tak mau, mereka banyak yang mendulang rupiah dari sektor pariwisata.

Nah, ane rasa, masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor pariwisata ini. Tak hanya mengandalkan cottage, hotel, dan transportasi saja. Kearifan lokal pun bisa menjadi daya tarik tersendiri. Kerajinan tangan khas daerah sana juga ane rasa cukup diminati.
Namun, jika kenaikan harga dimaksudkan untuk meminimalisir pengunjung yang datang, dengan alasan menjaga ekosistem, mengapa tak dinaikkan saja statusnya menjadi Cagar Alam? Bukankah Taman Nasional Komodo dulunya adalah Suaka Margasatwa Komodo? Jadi, biarlah para komodo hidup tenang di habitatnya, tanpa terganggu oleh apa pun dan siapa pun juga.

Foto by No Maden, dokpri
Jogjakarta, akhir Oktober 2019.
Dari ane, yang dengan harga tiket murah pun belum bisa berkunjung ke Pulau Komodo.
Referensi dan sumber gambar
1. Opini Pribadi
2. Dokumentasi Pribadi
3. Di sini
4. Di sini
5. Di sini
6. Di sini
Sekian dan terima sayang.






sebelahblog dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.1K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan