Pulau Komodo tempat habitat Komodo akan ditutup sementara sekitar satu tahun ke depan mulai per Januari 2020?

Isu yang santer terkait penutupan Pulau Komodo dan kenaikan tarif wisata ke Pulau Komodo sebesar 14 juta perwisatawan membuat sebagian orang terkejut dan bertanya-tanya kemudian.
Apakah benar semua isu itu?

Memang isu itu sudah mulai tertiup semenjak muncul wacana di tahun 2018 lalu. Rencana untuk penutupan sementara sekitar satu tahunan saja.

Timbul karena rasa keprihatinan yang dalam melihat kelestarian Komodo yang merupakan hewan prasejarah yang masih ada bersisa, satu-satunya yang hidup hanya di Pulau Komodo Indonesia ini.

Komodo atau biawak komodo, bahasa latinnya Varanus Komodoensisadalah spesies terbesar dari biawak atau kadal yang mempunyai panjang 2-3 meter dan berat bisa mencapai 100 kg.
Meski tubuhnya bongsor mampu berlari dengan kecepatan 20 km per jam.

Merupakan predator puncak dalam rantai makanan, hewan purba karnivora yang habitatnya hanya ada di Pulau Komodo dan sekitarnya.

Habitat asli di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tepatnya di Taman Nasional Komodo
( sumber Wikipedia )

Untuk melindungi kepunahan dari komodo setelah terjadi pencurian ilegal komodo seperti terakhir yang terjadi. Sebanyak 41 ekor komodo dengan bandrol 500 juta rupiah per ekor maka fauna langka yang termasuk dari World Haritage situs warisan dunia menurut UNESCO, harus dilindungi dari kepunahan.

Tidak hanya terjadi pencurian komodo yang meresahkan, bahkan terjadi pula pencurian rusa dan kerbau sebagai makanan komodo ini.
Maka wacana penutupan sementara Pulau Komodo sebenarnya adalah upaya pemulihan bagi keberadaan rusa, kerbau dan kambing yang notabene adalah makanan pokok dari komodo.

Kalau tidak ditempuh upaya ini, bisa terjadi suatu saat komodo akan kehabisan stok makanan, kelaparan dan mati.

Maka pemerintah dalam hal ini diwakili Menteri Koordinator Kemaritiman dan Kelautan, Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan bahwa tarif kunjungan bagi wisatawan untuk melihat keajaiban komodo ini menjadi 1000 dollar atau 14 juta rupiah per wisatawan, sebagai membership pertahun
( bisnis.com)

Memang mahal kalau dibandingkan tarif sekarang yang hanya berkisar Rp. 50.000 untuk wisatawan lokal.

Dan Rp. 150.000 sampai Rp. 225.000 untuk wisata mancanegara.

Masih ada alternatif lain kok, kalau hanya ingin menikmati fauna langka ini, tanpa harus merogoh kocek lebih dalam yaitu silakan menikmati komodo meski dengan ukuran yanh lebih kecil di Pulau Rinca, Pulau Padar, Flores, Gili Motang, Gili Dasami dan Pulau Pink. Tak kalah kok keindahan dan keunikannya.

Akhir kata, mari kita dukung segala usaha pelestarian dan menjaga warisan luar biasa ini. Semoga apa yang dilakukan nanti akan memberikan hasil yang terbaik bagi warga setempat, Indonesia, dunia dan komodo itu sendiri.

Selamat Siang

JAGAT ALIT