- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Cerbung Pendakian Terakhir] Bab 3 - Kenyataan Mencengangkan
TS
juneldi
[Cerbung Pendakian Terakhir] Bab 3 - Kenyataan Mencengangkan
Pendakian Terakhir
Petualangan Tiga Sahabat
By Juneldi
Petualangan Tiga Sahabat
By Juneldi
Joni seakan tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari ucapan orang tua di hadapannya.
"Berarti makhluk itu lebih dari satu? Seberapa banyak jumlah mereka? Dan mahluk apa sebenarnya mereka itu?" Joni memberondong Ki Basram dengan pertanyaan yang sudah membuat ia penasaran dari tadi.
Lelaki lanjut usia itu menoleh ke arah Joni, sorot matanya tajam, tetapi ada kesan iba di sana.
"Tak ada yang tahu sebenarnya makhluk apa mereka itu. Ada yang mengatakan mereka binatang buas, ada juga yang bilang manusia siluman."
Ki Basram menyeruput sisa air teh di gelas, lalu melanjutkan ceritanya.
"Yang jelas, mereka yang menceritakan hal ini sama sepertimu, sudah cukup beruntung bisa lolos dari sergapan makhluk itu. Mereka juga kehilangan teman-teman."
Air muka Joni menunjukkan rasa tidak puas dengan penjelasan Ki Basram. Namun, ia sadar bahwa tak ada yang bisa dilakukan sekarang. Badannya masih lemah.
"Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Ki," cetusnya.
"Apa kau siap menempuh resikonya? Bisa jadi nyawa kita yang akan jadi taruhan. Karena kita masih belum tahu pasti apa yang kita hadapi nanti."
Pertanyaan Ki Basram memantik rasa ngeri Joni. Wajahnya yang tiba-tiba berubah tegang, menunjukkan ketakutannya. Ia sadar akan ancaman bahaya yang menanti.
"Aku siap, Ki. Bagaimana pun kita harus mencari tahu kebenaran di balik semua ini."
"Baiklah, kita berangkat besok pagi-pagi sekali," kata Ki Basram memutuskan.
***
Sumber Pixabay
Ufuk timur masih belum terlalu terang ketika Joni dan Ki Basram sedang mempersiapkan peralatan yang seadanya untuk bekal perjalanan mereka nanti. Sinar mentari baru sedikit saja yang sudi mengintip menerangi permukaan bumi. Kedua lelaki beda usia itu sudah hampir selesai.
"Kamu bawa badik ini untuk jaga-jaga," ucap Ki Basram sambil menyodorkan pisau belati kepada Joni.
"Aku masih ada lading," sambungnya sambil mengikat pisau panjang itu di pinggang.
Setelah menghabiskan sarapan pagi, mereka beranjak berjalan menyusuri hutan yang masih gelap. Ki Basram berjalan di depan. Wajar, karena ia lebih mengenal seluk-beluk hutan dibandingkan Joni.
***
Sumber Pixabay
Keadaan hutan sekarang lumayan terang. Matahari sudah naik sepenggalah. Kedua lelaki itu sudah semakin dalam memasuki hutan. Mendadak terdengar suara auman menggelegar memenuhi hutan. Ki Basram refleks tangannya menahan Joni.
"Kau dengar itu? Jangan-jangan...,"
Secepat kilat, Ki Basram berlari menuju arah suara. Joni juga mengikuti dari belakang. Sesampainya di sana, mereka terkejut.
"ASTAGA ! ...,'" teriak Ki Basram.
Bersambung
Diubah oleh juneldi 30-10-2019 23:19
lina.wh dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
9
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan