Menulis, Cara Asyik Mengusir Bad Mood

Jika disodorkan sebuah pertanyaan tentang cara terbaik untuk menghilangkan rasa jenuh, kecewa, sedih, atau marah, maka apakah jawaban ibuk?

Menulis?
Curhat?
Shopping?
Jalan-jalan?
Masak?
Makan?
Tidur?

Pastinya tiap orang bakal punya jawaban berbeda ya? Meski tidak menutup kemungkinan ada beberapa yang sepakat memilih jawaban yang sama.

Ada yang lebih nyaman meluapkan emosinya dengan menulis. Entah menulis artikel, cerpen, puisi, atau sekedar nulis status gaje di media sosial. Di jaman now, eksis di media sosial seolah sudah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar orang.

Hari gini, siapa sih yang gak punya akun medsos? Mulai dari anak esde hingga oma-oma bercucu lima, hampir semua punya akun medsos kan. Tak heran jika para pemakai akun fb saat ini semakin banyak. Facebook adalah salah satu akun medsos yang paling mudah digunakan semua usia(kecuali mereka yang belum bisa baca, ya. Misal adik bayi yang lucu ngegemisin).

Balik ke jalan yang benar yuk, tentang kenapa seseorang memilih menulis sebagai sarana untuk menuangkan isi hati dan kepalanya.

Aku sendiri lebih nyaman menulis daripada shopping karena menulis nggak perlu keluar duit. Cuma modal gadget di tangan, gerakin kedua jempol. Udah. Paling banter modalnya cuma kuota internet aja kan. Lah iya, masak mau nulis di buku diary. Udah gak jamannya, kali. Ih, ketahuan kalau umur udah tuwir aja ya. Haha ... .

Tulis deh semua uneg-uneg yang bikin nyesek. Di situ kita bebas mau nulis apa aja, mau maki-maki orang yang bikin kita bete juga bisa. Tapi ingat, jangan asal share/upload ya. Karena sangat memungkinkan akan timbul penyesalan di kemudian hari. Bisa-bisa orang yang kita maki-maki tadi baca tulisan kita. Kan ngeri, tuh.

Jadi, saran dari aku ... Untuk postingan 'sampah' itu kita share dengan setting privat aja. Karena cuma kita yang bisa baca. Gak perlu di setting publik, buat apa? Kecuali memang situ mau cari perkara. Kalau cuma pengen ngurangin beban di hati, cukup sampai dituangkan lewat tulisan kan.

Ada juga yang lebih suka curhat kepada teman. Kalau curhatnya pas lagi sedih doang, hati-hati ya. Khawatir teman kita nanti bosan dan mengecap kita ini tukang ngeluh. Dan sedihnya lagi, kalau nanti dia baper dan menganggap dirinya adalah 'tempat sampah'. Hanya dicari saat kita lagi butuh membuang sesuatu yang gak enak. Lalu melupakannya saat kita bahagia.

Itu mah, temen gak tau diuntung namanya. Jadi harus imbang ya, ceritakan suka dan dukamu. Jangan khawatir dibilang ember, karena sahabat yang baik justru ikut bahagia melihat kebahagiaan sahabatnya.

Lalu, di mana asyiknya menulis?

Yaa ...
Asyiknya menulis akan kamu temukan saat kamu tak menemukan sesuatu yang membuatmu tenang ketika curhat, shopping, jalan-jalan, makan, masak atau tidur.

Kalimatnya bikin pusing nggak, sih?
Bacanya pelan-pelan kata perkata ya, coba deh.
Kalau masih pusing, ulangi lagi sampai paham.

Mohon maaf sebelumnya, karena tulisan inu sengaja dibuat untuk memenuhi syarat daftar di kaskus kreator. Jadi harap maklum kalau tulisannya ngawur dan nggak jelas arahnya.

Salam dari newbie 😍