

TS
dwianggieprase
Semangat Dari Sang Malaikat Sekolah
Sementara itu dibascamp basket saat Levei pingsan, Alek ,Reine dan Toni melakukan sebuah pertemuan tertutup.[/font]
Reine : tadi Levi kenapa sih kok tiba2 pingsan?? Apa dia kram?
Alek :bukan. kurasa dia masih belum bisa menghilangkan traumanya atas kejadian 2 tahun lalu.
Reine : Kejadian apaan emng kak?
Alek : tentang kematian ibunya 2 tahun lalu.
Reine : lah terus hubunganya ama basket apaan?
Alek : aku rasa Toni lebih lebih tahu daripada aku. Ceritain ke kita aja Ton, aku janji jaga rahasia ini.
Toni : yah sebenarnya ini juga bukan rahasia juga sih, tpi aku kadang malas membahasnya karena
takut Levei kembali trauma. Tapi karena ini juga untuk kebaikanya lebih baik aku ceritakan
saja apa yg sebenarnya terjadi 2 tahun lalu. Dan mengapa Levei berhenti bermain basket setelah
menjuarai turnament tingkat provinsi. Jadi aku ini adalah temanya sejak masih smp dulu dan
aku juga adalah anggota Tim Basket Nevada 2 tahun lalu.
Reine : jadi kamu juga ton?
Alex : hmm pantas kamu masih jago sepeti dulu.
Toni : yah begitulah meskipun tidak sehebat Levei. Levei bisa menjadi peamin yg sangat hebat adalah
berkat ibunya dulu. Dulu Ibunya selalu mengawasinya berlatih setiap hari bahkan sampe
ibunya memanggil pelatih khusus untuk melatih Levei. Ibunyalah satu2nya orang yg selalu
mendukungnya agar menjadi pebasket yg hebat. Secara akademik Levei juga selalu masuk 3
besar di kelasnya. Dia bener2 anak yg penuh semngat dan sukses baik dalm bidang basket
ataupun pelajaran berkat ibunya. Hingga pada hari itu tepatnya 2 tahun lalu saat pertandingan
final turnamen tingkat provinsi ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan saat akan
menontonnya bertanding.
Sejak saat itulah dia berubah 180 derajat bahkan memutuskan untuk berhenti bermain basket
sampe saat ini.
Reine : aku benar2 tidak menyangka....
Alek : jadi bisa kita simpulkan dia masih trauma akan kematian ibunya, sehingga berhenti bermain
Basket.
Toni : sepeti itulah, kukira setelah 2 tahun berlalu dia sudah benar2 pulih. Ternyata aku salah telah
mengajaknya bermain basket lagi....
Alek : kurasa tindakanmu sudah tepat ton
Toni : maksudmu lek?
Alek : kita sebagai temanya tidak bisa membiarkan dia berlarut2 dalam traumanya. Kita harus
membuatnya pulih meskipun itu sedikit menyakitinya.
Reine : maksud kaka ?
Alek : kita akan membuatnya pulih dan menjadikan seperti dulu lagi. Reine ! aku mengandalkanmu
Reine : aku gk ngarti ka.
Alek : kurasa kamu adalah orang yg tepat. Mulai besok kamu beri Levei latihan khusus yak, dan
selama latihan tersebut kamu juga harus memberikan masukan2 penyemengat agar dia pulih
dari rasa traumanya juga.
Reine : tapi kenapa aku kak?
Alek : kamu adalah orang yg tepat karena karaktermu yg keibuan dan kurasa mungkin sifat dari
Ibunya Levei juga sepertimu. Dengan sifat keibuanmu itu dan kau yg selalu mengawasinya
berlatih setiap hari Levei akan merasa bahwa di dunia ini bukan Cuma ibunya saja yg selalu
mendukungnya tapi juga ada kita disini.
Toni : apa kamu gk keberatan Rein?
Alek : Aku mohon Reine, ini demi Levei, demi aku dan juga demi tim basket kita karena aku yakin
ketika kemampuan Levei telah kembali impian Tim Bola basket sekolah kita untuk menjuarai
turnament tingkat provinsi akan terwujud.
Reine : Baiklah kak, aku mau.
Alek : Terimakasih banyak yk Rin. (sambil mengelus kepala Reine)
Reine : Hmmm ( pipnya pun memerah)
Toni : kurasa Reine bener suka alek (bicara dalam hati)
Perbincangan mereka bertiga itu diakhiri karena alek yg harus pamit untuk pulang sedangkan Reine dan Toni pergi menuju ke ruang uks tempat Levei dirawat. Krek.. mereka masuk ke ruang uks dan mendapati Levei sudah terbangun dari pingsanya dan sedang melamun menghadap ke luar jendela.
Levei : (sambil menoleh) hei kalian ?
Toni : dah sadar jagoan ?
Reine : Syukurlah Lev.
Levei : maafkan aku yah karena sudah mengecewakan kalian, aku tdak sehebat yg kalian harapkan.
Toni : aku tahu kok, ini pasti sulit buatmu.
Reine ; yak gpp Lev, aku dah tau semuanya tentang kamu Toni dah cerita ke aku.
Toni : maafkan aku Lev, aku gk bermaksud....
Reine : Toni gk salah, dia Cuma ingin aku bisa membantumu Lev. Dan setelah tau semuanya aku
berjanji aku membantumu hingga pulih dari trauma itu.
Levei : maksud kamu Reine ...?
Reine : nanti aku jelaskan... syukur deh kamu dah gpp sekarang aku pamit pulang dulu yuh, Ayahku
sudah menunggu di depan. Dah Levei Toni.
Levei : yah hati2 d jalan Reine...
Toni : sampai besok yak. Hai jagoan kita harus pulang sekarang sudah petang.
Levei : baiklah ayok. Oh yak aku gk ngerti sama sekali maksud Reine...
Toni : y ntar aku jelasin sambil jalan kita pulang....
Tony pun menjelaskan semua apa yg baru saja mereka bicarakan bersama Alek dan Reine selama perjalanan pulang. “jadi gimana kamu gk keberatankan?” tanya Toni. “hmm terserah kalian aja dah”jawab levei singkat. Dan akhirnya mereka pun berpisah di persimpangan jalan untuk menuju kerumah masing2.
Malam itu sama seperti malam biasnyaa dirumah sunyi senyap, sepertinya Ayah lembur lagi hari ini. Setelah mandi makan malam Levei pun hanya tidur2an di kamarnya sambil memandangi keluar jendela kamarnya membayangkan kejadian tadi sore dilapangan basket. Apa mungkin aku memang sudah tidak bisa bermain basket lagi yk? Gumam Levei dlm hati. “kringgg...... tiba2 ponsel yg ditaruh disampingnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Leveipun mengambil ponsel tersebut dan memandanginya. “siapa ini koq gk da namanya?”. Leveipun meletakan kembali ponselnya karena dia memang malas kalau mengangkat telepon dari nomer baru. Tetapi pomsel tersebut tidak hentinya berhenti berdering. Dengan malas dan sebal akhirnya Leveipun mengangkat panggilan tersebut.
Levei : (diam hanya mengangkat panggilan itu)
Reine : halo..halo Levei nih kamu kan ? ini aku Reine
Levei : oh kamu Reine...iya ini aku ada apa emang...?
Reine : yah lo ditelpon dari tadi juga lama bnget ngankatnya udah kaya orang sibuk aja... g ngapain sh
dari tadi ?
Leivei : y maaf tadi aku ketiduran.... ini kan udah aku angkat.
Reine : aku mau ngomong banyak nih...
Leivei : y udah ngomong aja (senyum2 sendiri)
Reine pun bicara panjang lebar tentang tugasnya untuk mengawasi latihan setiap hari dan membantu levei pulih dari rasa traumanya.
Leivei : y rein makasih yak, mang kamu gak keberatan dgn tugas ini?
Reine : gaklah aku malah seneng ini buat kamu, tim basket kita dan juga demi . . . ....
Levei : alek yk reine? (dengan sedikt sedih)
Reine : ah gak ini buat sekolah kita juga. Alek yakin kalo kamu dah kayak dulu lagi Tim kita bakal
juara di turnamen Provinsi
levei : juara tingakt provinsi itu gk mudah tau!
Reinei : ye kan ada kamu sama kak alek aku yakin kita bisa koq.
Levei : iya rein mudah2an. Aku juga akan berusaha sekuat tenaga membantu tim ini.
Reine : yaudah dah malem tidur sana aku juga dah ngantuk. Mtar kita kesiangan lagi besok.
Levei : ya siap bu meneger.
Reine : met tidur yak leive....
Levei : y kamu jga Reine....
“Sebenarnya aku agak sedikit kecewa sih ternyata kamu melakukan ini semua demi Alek dan kayaknya kamu emang beneran suka sama Alek tapi bodolah yg penting aku bisa kembali bermain basket seperti dulu lagi dan bisa dekat denganmu Reine “Gumam Levei dalam hati’’.
Reine : tadi Levi kenapa sih kok tiba2 pingsan?? Apa dia kram?
Alek :bukan. kurasa dia masih belum bisa menghilangkan traumanya atas kejadian 2 tahun lalu.
Reine : Kejadian apaan emng kak?
Alek : tentang kematian ibunya 2 tahun lalu.
Reine : lah terus hubunganya ama basket apaan?
Alek : aku rasa Toni lebih lebih tahu daripada aku. Ceritain ke kita aja Ton, aku janji jaga rahasia ini.
Toni : yah sebenarnya ini juga bukan rahasia juga sih, tpi aku kadang malas membahasnya karena
takut Levei kembali trauma. Tapi karena ini juga untuk kebaikanya lebih baik aku ceritakan
saja apa yg sebenarnya terjadi 2 tahun lalu. Dan mengapa Levei berhenti bermain basket setelah
menjuarai turnament tingkat provinsi. Jadi aku ini adalah temanya sejak masih smp dulu dan
aku juga adalah anggota Tim Basket Nevada 2 tahun lalu.
Reine : jadi kamu juga ton?
Alex : hmm pantas kamu masih jago sepeti dulu.
Toni : yah begitulah meskipun tidak sehebat Levei. Levei bisa menjadi peamin yg sangat hebat adalah
berkat ibunya dulu. Dulu Ibunya selalu mengawasinya berlatih setiap hari bahkan sampe
ibunya memanggil pelatih khusus untuk melatih Levei. Ibunyalah satu2nya orang yg selalu
mendukungnya agar menjadi pebasket yg hebat. Secara akademik Levei juga selalu masuk 3
besar di kelasnya. Dia bener2 anak yg penuh semngat dan sukses baik dalm bidang basket
ataupun pelajaran berkat ibunya. Hingga pada hari itu tepatnya 2 tahun lalu saat pertandingan
final turnamen tingkat provinsi ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan saat akan
menontonnya bertanding.
Sejak saat itulah dia berubah 180 derajat bahkan memutuskan untuk berhenti bermain basket
sampe saat ini.
Reine : aku benar2 tidak menyangka....
Alek : jadi bisa kita simpulkan dia masih trauma akan kematian ibunya, sehingga berhenti bermain
Basket.
Toni : sepeti itulah, kukira setelah 2 tahun berlalu dia sudah benar2 pulih. Ternyata aku salah telah
mengajaknya bermain basket lagi....
Alek : kurasa tindakanmu sudah tepat ton
Toni : maksudmu lek?
Alek : kita sebagai temanya tidak bisa membiarkan dia berlarut2 dalam traumanya. Kita harus
membuatnya pulih meskipun itu sedikit menyakitinya.
Reine : maksud kaka ?
Alek : kita akan membuatnya pulih dan menjadikan seperti dulu lagi. Reine ! aku mengandalkanmu
Reine : aku gk ngarti ka.
Alek : kurasa kamu adalah orang yg tepat. Mulai besok kamu beri Levei latihan khusus yak, dan
selama latihan tersebut kamu juga harus memberikan masukan2 penyemengat agar dia pulih
dari rasa traumanya juga.
Reine : tapi kenapa aku kak?
Alek : kamu adalah orang yg tepat karena karaktermu yg keibuan dan kurasa mungkin sifat dari
Ibunya Levei juga sepertimu. Dengan sifat keibuanmu itu dan kau yg selalu mengawasinya
berlatih setiap hari Levei akan merasa bahwa di dunia ini bukan Cuma ibunya saja yg selalu
mendukungnya tapi juga ada kita disini.
Toni : apa kamu gk keberatan Rein?
Alek : Aku mohon Reine, ini demi Levei, demi aku dan juga demi tim basket kita karena aku yakin
ketika kemampuan Levei telah kembali impian Tim Bola basket sekolah kita untuk menjuarai
turnament tingkat provinsi akan terwujud.
Reine : Baiklah kak, aku mau.
Alek : Terimakasih banyak yk Rin. (sambil mengelus kepala Reine)
Reine : Hmmm ( pipnya pun memerah)
Toni : kurasa Reine bener suka alek (bicara dalam hati)
Perbincangan mereka bertiga itu diakhiri karena alek yg harus pamit untuk pulang sedangkan Reine dan Toni pergi menuju ke ruang uks tempat Levei dirawat. Krek.. mereka masuk ke ruang uks dan mendapati Levei sudah terbangun dari pingsanya dan sedang melamun menghadap ke luar jendela.
Levei : (sambil menoleh) hei kalian ?
Toni : dah sadar jagoan ?
Reine : Syukurlah Lev.
Levei : maafkan aku yah karena sudah mengecewakan kalian, aku tdak sehebat yg kalian harapkan.
Toni : aku tahu kok, ini pasti sulit buatmu.
Reine ; yak gpp Lev, aku dah tau semuanya tentang kamu Toni dah cerita ke aku.
Toni : maafkan aku Lev, aku gk bermaksud....
Reine : Toni gk salah, dia Cuma ingin aku bisa membantumu Lev. Dan setelah tau semuanya aku
berjanji aku membantumu hingga pulih dari trauma itu.
Levei : maksud kamu Reine ...?
Reine : nanti aku jelaskan... syukur deh kamu dah gpp sekarang aku pamit pulang dulu yuh, Ayahku
sudah menunggu di depan. Dah Levei Toni.
Levei : yah hati2 d jalan Reine...
Toni : sampai besok yak. Hai jagoan kita harus pulang sekarang sudah petang.
Levei : baiklah ayok. Oh yak aku gk ngerti sama sekali maksud Reine...
Toni : y ntar aku jelasin sambil jalan kita pulang....
Tony pun menjelaskan semua apa yg baru saja mereka bicarakan bersama Alek dan Reine selama perjalanan pulang. “jadi gimana kamu gk keberatankan?” tanya Toni. “hmm terserah kalian aja dah”jawab levei singkat. Dan akhirnya mereka pun berpisah di persimpangan jalan untuk menuju kerumah masing2.
Malam itu sama seperti malam biasnyaa dirumah sunyi senyap, sepertinya Ayah lembur lagi hari ini. Setelah mandi makan malam Levei pun hanya tidur2an di kamarnya sambil memandangi keluar jendela kamarnya membayangkan kejadian tadi sore dilapangan basket. Apa mungkin aku memang sudah tidak bisa bermain basket lagi yk? Gumam Levei dlm hati. “kringgg...... tiba2 ponsel yg ditaruh disampingnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Leveipun mengambil ponsel tersebut dan memandanginya. “siapa ini koq gk da namanya?”. Leveipun meletakan kembali ponselnya karena dia memang malas kalau mengangkat telepon dari nomer baru. Tetapi pomsel tersebut tidak hentinya berhenti berdering. Dengan malas dan sebal akhirnya Leveipun mengangkat panggilan tersebut.
Levei : (diam hanya mengangkat panggilan itu)
Reine : halo..halo Levei nih kamu kan ? ini aku Reine
Levei : oh kamu Reine...iya ini aku ada apa emang...?
Reine : yah lo ditelpon dari tadi juga lama bnget ngankatnya udah kaya orang sibuk aja... g ngapain sh
dari tadi ?
Leivei : y maaf tadi aku ketiduran.... ini kan udah aku angkat.
Reine : aku mau ngomong banyak nih...
Leivei : y udah ngomong aja (senyum2 sendiri)
Reine pun bicara panjang lebar tentang tugasnya untuk mengawasi latihan setiap hari dan membantu levei pulih dari rasa traumanya.
Leivei : y rein makasih yak, mang kamu gak keberatan dgn tugas ini?
Reine : gaklah aku malah seneng ini buat kamu, tim basket kita dan juga demi . . . ....
Levei : alek yk reine? (dengan sedikt sedih)
Reine : ah gak ini buat sekolah kita juga. Alek yakin kalo kamu dah kayak dulu lagi Tim kita bakal
juara di turnamen Provinsi
levei : juara tingakt provinsi itu gk mudah tau!
Reinei : ye kan ada kamu sama kak alek aku yakin kita bisa koq.
Levei : iya rein mudah2an. Aku juga akan berusaha sekuat tenaga membantu tim ini.
Reine : yaudah dah malem tidur sana aku juga dah ngantuk. Mtar kita kesiangan lagi besok.
Levei : ya siap bu meneger.
Reine : met tidur yak leive....
Levei : y kamu jga Reine....
“Sebenarnya aku agak sedikit kecewa sih ternyata kamu melakukan ini semua demi Alek dan kayaknya kamu emang beneran suka sama Alek tapi bodolah yg penting aku bisa kembali bermain basket seperti dulu lagi dan bisa dekat denganmu Reine “Gumam Levei dalam hati’’.
Diubah oleh dwianggieprase 30-10-2019 20:14
0
396
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan