- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Taung Child, Fosil Penting yang Kurang Dikenal


TS
shinhikarugenji
Taung Child, Fosil Penting yang Kurang Dikenal
Spoiler for taung child:
Jika bicara fosil manusia purba, apa yang terlintas?
Java Man alias Pithecanthropus erectus (atau sekarang dikenal sebagai Homo erectus)?
Lucy si Australopithecus afarensis?
Atau Turkana Boy, Homo erectus/ergaster yang dulu sering dicatut Harun Yahya?
Atau fosil lain seperti Floresiensis, Neanderthal, Denisova, Cro Magnon, dsb?
Atau mungkin fosil jejadian Piltdown Man?
Sebenarnya ada satu temuan fosil hominid yang memiliki posisi penting, namun mungkin kurang dikenal. Ditemukan oleh pekerja tambang batu di Taung, Afrika Selatan di tahun 1924, fosil yang termasuk spesies Australopihecus africanus ini dideskripsikan oleh Raymon Dart di jurnal Nature di tahun 1925.
Di masa dimana fosil ini ditemukan, ada dua fosil lain yang menarik perhatian. Yang pertama adalah Java Man yang ditemukan Eugene Dubois, yang membawanya pada kesimpulan manusia awalnya berkembang di Asia. Yang lain adalah fosil palsu Piltdown Man, yang mengesankan manusia awalnya berkembang d eropa (dan seakan bahwa otak manusia berkembang lebih dulu dari rahang).
Fosil yang kemudian dikenal sebagai Taung child, fosil tengkorak anak berusia 3 tahun, adalah bukti awal keberadaan hominid yang berjalan dengan dua kaki (bipedal). Fosil ini juga menjadi bukti perkembangan manusia awal di Afrika. Bukti bipedalisme Taung Child ditunjukkan dari posisi foramen magnum (lubang besar di tengkorak yang menghubungkan saraf tulang belakang dan otak) yang menuju ke bagian depan tengkorak.
Lalu apa Taung Child dapat dukungan luas sebagai leluhur manusia? Tidak!
Penolakan terutama datang dari paleoantropologis Inggris, yang sebagian adalah pendukung Piltdown Man. Mereka beranggapan kurang bukti untuk menyokong pernyataan Dart, dan bahkan menuduh Taung Child adalah fosil anak simpanse atau gorilla. Terlebih, Taung Child bertentangan dengan Piltdown Man, karena dibanding Piltdown Man Taung Child memiliki gigi yang lebih modern namun tengkorak yang masih primitif.
Penolakan lain datang dari kaum agama, yang sebagian bahkan melontarkan ancaman dan kutukan.
Sokongan datang dari Robert Broom - dokter Skotlandia yang kemudian menjadi paleontologis - yang kemudian menemukan fosil dewasa dari africanus dan juga Australopithecus/Paranthropus robustus. Dukungan juga datang dari paleontologis Amerika, William King Gregory.
Dan titik baliknya saat antropologis terkenal Inggris, Le Gros Clark (tokoh yang kemudian membuktikan kepalsuan Piltdown Man), yang awalnya datang ke Afrika Selatan di tahun 1946 untuk membuktikan A. africanus cuma kera. Penelitiannya malah mengubah pandangannya, dan dia menyimpulkan africanus lebih mirip manusia ketimbang pongid (gorilla, simpanse, orangutan). Tahun 1947, Sir Arthur Keith, mantan mentor Dart yang awalnya menentang berbalik mengakui bahwa Dart dan Broom benar, Australopihecus adalah bipedal yang lebih mirip manusia.
Awalnya karena bekas luka pada tengkorak, Taung Child diduga dibunuh oleh leopard atau macan taring pedang. Di tahun 2006, Prof. Lee Berger menyimpulkan bekas luka yang ada menunjukkan Taung Child dibunuh oleh elang atau burung predator besar lain. Bekas luka yang ada mirip bekas cakaran dan patukan elang pada monyet di zaman sekarang.






deanvaldis dan 2 lainnya memberi reputasi
3
419
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan