Dilantiknya presiden dan wakil presiden baru, tentunya menumbuhkan doa dan harapan baru dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk ane. Ane memiliki satu harapan di bidang kesehatan kepada presiden Jokowi.

Seperti yang kita tahu, negeri ini sedang dilanda berbagai permasalahan di bidang kesehatan yang pelik dan tantangan dari era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Salah satunya, menyangkut sistem layanan kesehatan dan juga sumber daya manusia di bidang kesehatan.

Permasalahan di bidang kesehatan, yaitu sarana dan prasarana kesehatan yang sulit didapat di daerah terpencil, ketersediaan SDM kesehatan yang terbatas, pelayanan kesehatan terhadap pengguna kartu BPJS Kesehatan dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang kurang maksimal, defisit keuangan BPJS Kesehatan dan masalah masalah stunting.

Di daerah terpencil atau sulit dijangkau, sarana dan prasarana kesehatan sulit didapatkan. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan ataupun berobat, warga harus menempuh perjalanan jauh.

Tak jarang, perjalanan tersebut berbahaya karena kondisi desa yang sulit diakses dengan kendaraan sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk berjalan kaki di jalanan berlumpur.

Ketersediaan SDM kesehatan juga terbatas akibat penyebaran tenaga kesehatan yang masih belum diatur dengan baik dan belum merata di seluruh Indonesia.

Namun, diantara tenaga medis, ada yang rela mengabdikan diri untuk membantu warga di daerah terpencil dengan langsung datang mengunjungi seluruh warga di rumahnya secara langsung.

Dalam kunjungan, sang petugas medis rela menempuh perjalanan jauh yang menantang demi melaksanakan tugas mulianya.

Oleh karena itu, ane berharap pemerintah dapat membangun sarana dan prasarana kesehatan dan perbaikan jalan sehingga akses untuk mendapatkan ataupun menerima pelayanan kesehatan bisa lebih mudah.

Setidaknya, petugas medis ataupun warga yang ingin berobat, tak perlu bertaruh nyawa ketika ingin memberi ataupun mendapatkan pelayanan kesehatan.

Dilansir dari laman m.cnnindonesia.com, mantan Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek mengatakan bahwa ada hampir 15 ribu lulusan dokter yang harus diberdayakan, jika bersedia mereka untuk ditugaskan ke daerah. Tak cuma itu, dalam satu tahun ada 4-5 ribu perawat yang lulus, namun keberlanjutannya masih belum pasti.

Selain itu, menurutnya, Kemenkes harus menyediakan fasilitas layanan kesehatan yang merata, menguatkan puskesmas, mendirikan RS Pratama untuk mengimbangi akses masyarakat dari daerah.

Masyarakat Indonesia yang mengandalkan kartu BPJS Kesehatan dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk berobat berharap dapat memperoleh pelayanan yang memadai.

Sebab, pelayanan kesehatan saat ini kurang memadai. Selain itu, pengobatan beberapa penyakit kronis kini biayanya sudah tidak ditanggung pemerintah lagi sehingga pengguna kedua kartu kesehatan tersebut mengeluhkan hal itu.

Padahal, penyakit kronis menjadi beban bagi masyarakat menengah ke bawah karena ketiadaan maupun kekurangan biaya untuk mengobatinya.

Selain itu, masyarakat Indonesia berharap agar BPJS Kesehatan bisa terbebas dari permasalahan yang tengah membelitnya sehingga menimbulkan defisit keuangan.

Beberapa masalah BPJS Kesehatan, yaitu ketidakcocokan daftar peserta di administrasi dan di lapangan, dugaan manipulasi kelas dan jenis layanan bagi fasilitas BPJS Kesehatan di sejumlah rumah sakit, hingga menumpuknya jumlah tunggakan yang belum dibayar peserta (sumber). 

Ane juga berharap pemerintah dapat menyelesaikan masalah stunting, yaitu kondisi tubuh yang pendek akibat kekurangan gizi.