Dilansir dari ksp.go.id, Jokowi menekankan bahwa negara harus hadir dalam upaya pembangunan SDM Indonesia agar memiliki daya saing dalam persaingan global.

Ane sependapat dan sangat mendukung fokus Pak Presiden kita untuk pembangunan SDM sehingga ane berharap janji beliau ini bisa segera terealisasi secara merata dan menyeluruh di berbagai daerah hingga ke pelosok-pelosok sekalipun.

Pembangunan SDM harus dibentuk kepada seorang individu sejak ia kecil bahkan sejak dari kandungan kalau perlu karena menurut ane, pembangunan SDM erat kaitannya dengan akhlak, karakter, pendidikan dan kemampuan diri anak yang dimulai sedini mungkin.

Jadi, ada peran orang tua dalam membentuk akhlak dan ada peran pemerintah dalam menyediakan kebutuhan untuk pembangunan SDM dimulai dari ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan formal maupun nonformal.

Berikut ini pertimbangan yang mungkin menjadi dasar Presiden untuk fokus pada pembangunan SDM serta harapan ane di dalamnya, yaitu :

1. Bonus Demografi

Dilansir dari www.cnbcindonesia.com, dalam wawancara CNBC Indonesia dengan Iwantono, yang juga pendiri Iwant Co. Business and Antimonopoli Counselor, Iwantono mengatakan bahwa penekanan pada SDM ini sangat penting mengingat kita saat ini tengah memasuki periode bonus demografi, yaitu struktur demografi di mana populasi umur muda mendominasi keseluruhan jumlah populasi.

GanSis pasti sering mendengar kan bahwa istilah generasi milenial saat ini tengah booming-booming-nya? Nah, ternyata menurut Pak Iwantono, itu karena populasi umur muda mendominasi keseluruhan jumlah populasi.

Generai milenial saat ini tengah berada  
di usia produktif. Harusnya, ini jadi bonus bagi pembangunan Indonesia. Momen ini tak akan datang dua kali. Oleh karena itu, pemerintah harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.

Pemerintah harus bertindak cepat karena usia populasi ini akan terus bertambah. Jika terlambat maka usia mereka akan semakin tua dan tak sempat mempersiapkan diri untuk menghadapi masa tua sehingga menjadi beban bagi generasi berikutnya.


2. UMKM

Pada 2017, tingkat pendidikan pelaku UMKM dinilai rendah karena lebih dari 61% SMP ke bawah, 40% SD ke bawah dan 21% SMP. Sementara yang tingkat SMA/SMK hanya 29% dan pendidikan tinggi hanya sekitar 9% (www.cnbcindonesia.com]sumber).

Oleh karena itu, ane berharap, melalui pembangunan SDM ini, pemerintah dapat memberi perhatian besar untuk pengembangan SDM bagi pelaku ekonomi kerakyatan yaitu Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) dan Koperasi sekaligus upaya demi meningkatkan pendidikan seluruh anak Indonesia agar tercipta SDM yang berkualitas.

Menurut Pak Iwanonto, Dari sekitar 120 juta angkatan kerja di Indonesia, kurang lebih 96% diserap di sektor UMKM. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian.


3. Pelatihan Teknologi bagi Pelaku UMKM

Ane berharap, pemerintah dapat memberikan pelatihan kepada Pelaku UMKM agar dapat menggunakan, memanfaatkan dan meningkatan keterampilan komputer dan internet agar UMKM kita terselamatkan dari ketertinggalannya di era digitalisasi.

Dengan begitu, mereka dapat menyelesaikan urusan bisnis dan manajemennya dengan lebih cepat dan efisien selain untuk sarana komunikasi.

Tak hanya itu saja, kemampuan memanfaatkan teknologi digital juga dapat membantu mereka untuk memperbaiki kualitas produk dari segi desain atau inovasi misalnya, menemukan informasi, memperluas jaringan pasar dan memasarkan produknya.


4. Pendidikan Vokasi dan Training

Dengan adanya pembangunan SDM, ane berharap pendidikan vokasi dan training bisa diperbanyak karena keahlian teknis sangat dibutuhkan di lapangan. Namun, pemilihan progam dan sektornya harus dilakukan dengan lebih fokus dan tersebar secara besar dan merata di tiap daerah.