Taman Nasional Komodo (TNK), adalah tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun Asing. Taman tersebut berada disebuah pulau di NTT (Nusa Tenggara Timur), yang disebut dengan Pulau Komodo.

Beberapa hari yang lalu beredar isu bahwa pulau TN Komodo akan ditutup, dan isu tersebut pun langsung mendapat penolakan dari warga setempat yang beranggapan bahwa pulau komodo merupakan tanah leluhur mereka.

Berbagai suara pro dan kontra pun mulai dilancarkan oleh berbagai pihak, soal isu penutupan tersebut. Untuk itu, mari kita cari tempe!

Belum ada keputusan resmi soal penutupan TN komodo, yang artinya hal tersebut masih menjadi wacana dari pihak pemerintah antara menutup atau tidak.

Kalau keputusan tersebut dibuat secara sepihak, berarti pemerintah cari gara-gara lagi nih sama warga timur. Maka dari itu, hal tersebut perlu pendapat dari berbagai pihak untuk mendapatkan hasil kesepakatan dan keputusan yang damai.

Gosip penutupan tersebut sampai diberitakan oleh BBC News(salah satu media berita luar) loh! Ternyata sorotan tentang isu tersebut tidak hanya diberitakan didalam negeri saja, bahkan diluar negeri juga menjadi topik hangat untuk diperbincangkan.

Itu wacana apa bacot marah-marah pak? Macam bukan seorang pemimpin aja sibapak. (Beta butuh air. ✌😂)

Seperti yang dijelaskan oleh BBC Newsdiatas bahwa Gubernur NTT (Males sebut namanya, baca sendiri aja diatas. 😑) memiliki wacana bahwa ingin menutup pulau komodo, dengan alasan bahwa untuk menjaga kelestarian dan keaslian alamnya.

Selain itu warga yang tinggal dipulau komodo akan direlokasikan ketempat lain. Ia juga menyinggung soal bahwa dipulau tersebut hanya ada "hak asasi binatang" (itu sama saja seperti mengatakan bahwa semua penghuni pulau tersebut adalah hewan, dan hal tersebut membuat gw geram. (Saya sarankan untuk mencari lagi kebenaran pasti dari berita tersebut. 😔)

Selain itu, Gubernur NTT juga ingin memberlalukan kenaikan tarif masuk pulau komodo sebesar Rp.14 Juta untuk setahun. Entah apa yang merasukimu pak, sampai kau tega menaikkan tarif setinggi gedung.


Kalau tiket masuk nya sebesar itu sapa yang masuk pak? Kalau "bule" mungkin bisa jadi ada beberapa yang mau, lah kalau wisatawan lokal? Gw yakin hampir ga ada yang mau.

Bila tarif setinggi itu diberlakukan maka yang terjadi adalah sepinya pengunjung yang datang ke pulau komodo, nah hal tersebut akan berdampak pada mata pencaharian penduduk setempat.

Karena banyak dari mereka yang mengandalkan pemasukan dari wisatawan yang datang, seperti menyediakan segala macam keperluan wisatawan dan lainnya.

Pencemaran lingkungan laut dengan membuang sampah memang tidak baik, namun hal ini bisa diatasi dengan cara menyadarkan manusia akan kebersihan laut. Dan juga bila memungkinkan, dibuat tim khusus untuk membersihkan sampah dilaut dengan menggunakan boat.

Karena ga mungkin donk salah satu tempat keajaiban dunia ditutup untuk selamanya? Karena yang namanya keajaiban dunia, ya untuk dikunjungi. Bukan cuma dirawat doank, lama-lama tekor tuh kas negara bila tidak adanya pemasukan dari tempat tersebut. (Mikir.. mikir!!)

Ternyata sibule Australia ini marah sama wisatawan yang suka membuang sampah kelaut pemirsah, tidak dengan penduduk pulau komodo (takut didemo ya lek? 😂).

Menurut pendapat ahli yang bernama pak Tim Jessop, bahwa tidak ada masalah dengan penduduk pulau komodo yang suka merawat dan menjaga alam sekitar pulau. (Pak tim yang orang luar aje membela penduduk lokal, masa pak gubernur setempat kebalikannya yak? Tuker posisi aja dah ama sibulek 😂).

Dengar tuh yang dibilang sama kepala desa disono, bahwa ada 2000 lebih penduduk yang tinggal di pulau komodo. Kalau mereka semua direlokasi, emang uda ada tempat untuk menampung 2000 orang lebih tersebut?

Dan juga, warga disana tidak pernah berburu, menangkap, apalagi menyelundupkan komodo-komodo tersebut. Karena mereka mempunyai hubungan dan kepercayaan yang kuat antara warga dan komodo. Terjamin aman, bahkan dijaga tuh komodo sama warga.

Lagian, sapa juga yang mau digusur dari tanah leluhur sendiri, biar dikasih berapapun ga bakal mau tuh warganya. Contoh kecilnya begini, maukah kita disuruh pindah dari Tanah Air yang kita cintai ini?
Jawabannya ada dihati nurani masing.

Mudah-mudahan Ibu mentri (KLHK) dan segenap anggotanya berpikiran logika dalam mengambil keputusan perkara nasib pulau komodo beserta penduduknya untuk dimasa mendatang.

Dan dengan keputusan itu pula kedua kubu (pro dan kontra) bisa saling menerima keputusan tersebut tanpa adanya keributan yang ditumbulkan. Hidup rakyat.


Narasi: Opini pribadi
Sumber quote berita: (Klik Disini)
Sumber gambar: google images