Kaskus

Entertainment

malaikatrinduAvatar border
TS
malaikatrindu
Dilematik Pulau Komodo, Antara Wisata Ekslusif dan Nasib Pribumi
Dilematik Pulau Komodo, Antara Wisata Ekslusif dan Nasib Pribumi


Sebagai sebuah pulau yang dihuni hewan purba endemik, Pulau Komodo tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Tak hanya bagi para turis biasa yang sekadar ingin berlibur untuk menghilangkan penat atau pamer foto travellingdi sosial media, pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara ini juga ramai dikunjungi oleh para ilmuan dan naturalis yang ingin mempelajari evolusi kadal purba terbesar yang masih hidup sampai saat ini.

Selain karena keberadaan komodo, pulau ini juga terkenal dengan keindahan alamnya. Perbukitan yang sedikit gersang yang bersebelahan dengan pantai berpasir putih dan berair biru jernih benar-benar memanjakan mata. Namun tahukah Gansis jika Pulau Komodo mulai tahun depan tidak bisa dikunjungi sembarang orang?

Lah, kok bisa? Lalu, bagaimana nasib penduduk asli pulau Komodo dengan adanya kebijakan tersebut? Yuk, cek penjelasannya!

Dilematik Pulau Komodo, Antara Wisata Ekslusif dan Nasib Pribumi
Gambar: Lifstyle Okezone

Bagi saya—mungkin sebagian GanSis juga—sebagai rakyat missqueen mesti berlapang dada dengan harga tiket masuk ke Pulau Komodo yang dibandrol dengan tarif $1000 atau sekitar Rp 14 juta. Jika sudah membeli tiket masuk tersebut, maka kita langsung terdaftar sebagai membership premium tahunan. Dengan adanya membership premium ini, kita diperbolehkan mendatangi langsung habitat komodo di sana. Bagi yang tidak memiliki membership premium, biasanya hanya diperbolehkan ke Pulau Rinca, Padar, Kelor, Kanawa, Gili Lawa dan Pantai Pink.

Penutupan Pulau Komodo menjadi destinasi wisata ekslusif ini tentu saja menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dengan dalih maraknya pencurian komodo dan setelah diselediki ternyata tidak benar, banyak yang berpendapat jika perubahan status pulau ini sebenarnya tidak perlu. Warga Desa Komodo yang menjadi satu-satunya desa di pulau tersebut dan yang paling terkena dampaknya dari pengekslusifan ini menolak kebijakan pemrov NTT ini. Pasalnya, sekitar 68% masyarakat desa bermata pencaharian sebagai tour guide, pengelola home stay, kapal wisata, pengrajin patung dan penjual souvenir. Tentu saja dengan adanya kebijakan ini, kegiatan ekonomi mereka tercekik, bahlan lumpuh.

Dilematik Pulau Komodo, Antara Wisata Ekslusif dan Nasib Pribumi

Gambar: Jejakborneo

Selain kegiatan perekonomian warga yang terganggu, bayang-bayang direlokasi dari tempat lahir mereka sendiri ke tempat lain ada di depan mata. Banyak warga yang melakukan protes. Namun, pemerintah memberi klarifikasi bahwa masyarakat Desa Komodo yang berpenduduk 1.818 jiwa ini diberi tiga opsi terkait kebijakan pengekslusifan pulau tersebut yakni antara direlokasi atau dipindahkan ke tempat lain, membuat pembatas antara pemukiman dengan habibat komodo atau dibiarkan sebagaimana biasanya seperti kondisi normal saat ini.

Sebagian warga dan pelaku bisnis di sana menginginkan adanya diksusi antara masyarakat dan dinas terkait. Hal ini karena adanya kesimpangsiuaran berita yang tentu saja membuat mereka resah. Ada yang mengatakan bahwa Pulau Komodo ditutup permanen, ada pula yang mengatakan bahwa berita penutupan Pulau Komodo adalah keliru. Akhirnya, Pemerintah Provinsi NTT pun angkat bicara dan menegaskan bahwa Pulau Komodo akan dijadikan destinasi wisata ekslusif sementara selama 1 tahun. Hal ini sebagaimana penuturan Kepala Biro Humas Pemrov NTT, Matius Jelamu, yang dilansir dari Tempo pada Jumat (29/3/2019) via Bisnis.com,

“Dari hasil rapat diputuskan Pulau Komodo ditutup sementara mulai Januari 2020.”

Dilematik Pulau Komodo, Antara Wisata Ekslusif dan Nasib Pribumi

Gambar: Blog.reservasi.com


Bagi saya pribadi, apapun kebijkan pemerintah selama berdampak positif pasti setia mendukung, khususnya terkait menjadikan Pulau Komodo sebagai destinasi wisata ekslusif, jika hal ini dilakukan demi kelestarian alam di pulau tersebut. Namun, pemerintah jangan sampai lupa menyoroti nasib masa depan penduduk setempat. Jangan sampai ada pelanggaran hak asasi dan membuat masyarakat di sana menjadi sengsara.


Penulis: @malaikatrindu

Referensi:
Alasan Penutupan Pulau Komodo
Dampak Penutupan Pulau Komodo
Pulau Komodo Dipastikan Tutup Awal 2020 Untuk Rehabilitasi
Diubah oleh malaikatrindu 24-10-2019 23:50
abellacitraAvatar border
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
sebelahblog dan 8 lainnya memberi reputasi
9
739
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan