Kaskus

Story

shani.andrasAvatar border
TS
shani.andras
Ada Penghuni Lain?!!!
1988, di suatu rumah, di Surabaya.........

Selepas maghrib aku sudah sampai di rumah baru orang tuaku, rumah ini berada di daerah Pacarkeling-Surabaya, lokasinya sepi dimana lampu-lampu jalan terhalang penuh oleh banyaknya pohon-pohon besar yang berbaris di sepanjang jalan. Menurutku sangat aneh melihat seputar lingkungan rumah baru ini terdapat banyak pohon asem dan beringin yang sudah tua, tinggi dan berbatang besar. Samar terlihat di dekat rumah orangtuaku ini ternyata ada taman bermain anak-anak, kuputuskan besok saja untuk melihat-lihat kesana, malam ini istirahat dulu.

Kurogoh tasku untuk mencari kunci rumah, orang tuaku masih di Rembang untuk mengurus administrasi mutasi kerja jadi aku yang saat ini disuruh untuk menghuni sekaligus membenahi kamarku. Seminggu kemarin bapak sempat ke rumah ini selama tiga hari ditemani sepupuku untuk membantu proses pindahan kemari, namun setelah itu keduanya kembali ke Rembang. Kutemukan juga kunci rumahnya, kubuka pintunya dan masuk sambil mengucapkan 'salam', kata ibu biar kita diterima sebagai penghuni baru.

Sebetulnya orang tuaku bisa tinggal di rumah dinas, namun ibu meminta bapak untuk membeli rumah saja di Surabaya, karena ibuku asli dari Gresik yang lumayan dekat dengan Surabaya. Nah, yang jadi pikiranku kenapa bapak harus membeli rumah yang bentuknya kuno begini. Bapakku sih enteng saja menjawabnya dulu "bapak sengaja memilih rumah model tahun 30an begini karena mbahmu pernah dapat rumah dinas macam begini Ndra".

Kunyalakan semua lampu-lampu di dalam rumah ini, termasuk lampu luar juga sesuai pesan ibu. Lusa kedua kakakku akan menyusul datang kesini, jadi selama dua hari ini aku harus sendirian dulu menghuni rumah tua ini. Akhirnya lapar juga perutku, kuputuskan untuk keluar dan mencari penjual makanan di dekat-dekat sini. Baru saja melangkah keluar dari pintu aku sudah disapa oleh angin malam yang dingin, bikin merinding tapi cuek sajalah, udah telanjur kelaparan. 

Aku terhenti sejenak di depan pagar rumahku, sesuatu seperti memaksaku untuk menoleh ke arah taman bermain................apa tidak salah nih? Mataku melihat seorang ibu muda dengaan paras cantik sedang mendorong gadis kecil bermain ayunan di taman yang keadaannya gelap dan sepi. Kuperhatikan keduanya memakai semacam daster atau gaun panjang berwarna kuning, lalu tak lama bau harum bunga melati melintas dan tercium oleh hidungku hingga membuatku bersin dan terbatuk-batuk. Setelah itu kukembalikan lagi pandanganku ke taman bermain tapi....kedua perempuan tadi sudah hilang, mereka lenyap. Ingin rasanya segera balik saja ke dalam rumah, tapi diriku bisa memaksa pikiranku untuk lanjut saja mencari makanan.

Aku berjalan ke arah berlawanan dari taman tadi menuju ke sebuah pedagang makanan agak jauh di ujung jalan. Lumayan ada banyak pedagang makanan walau harus berjalan agak jauh, aku memilih untuk membeli nasi goreng karena jualnya di warung jadi aku bisa makan sambil santai sejenak sembari membersihkan pikiran. Sambil duduk terbengong tiba-tiba penjual nasi gorengnya bertanya kepadaku, "Baru pindah ya mas?" lalu kujawab "Iya pak" tanpa memikirkan dia tahu darimana kalau aku baru saja pindah kesini. Entah pikiran apa yang mendorongku, aku iseng bertanya padanya, "Rumah-rumah yang lain ini berpenghuni pak, kok sepi dan sebagian gelap ya?", dia menjawab "Ada penghuninya juga mas, tapi ya jarang keluar juga, ada kalanya mereka beli nasi goreng kesini juga kok", lalu dia menambahkan "Mas, kalau belum terbiasa di daerah sini banyakin doa saja, soalnya sampe sekarang ada saja penghuni sama penjual-penjual makanan yang ditemui makhluk halus". Mendengar ucapan penjual nasi goreng ini membuatku mengernyitkan dahi, masa bodohlah aku dulu sudah beberapa kali diganggu juga waktu camping.

Selesai makan aku balik ke rumah, obrolan denganpenjual nasi goreng tadi tidak terlalu lama kupikirkan. Sungguh aneh, datang lagi angin dingin yang mirip seperti tadi, namun kali ini anginnya tidak berhembus tapi seperti sedang berputar-putar di sekitarku. Semakin mendekati rumah kusadari ada bebauan aneh yang memasuki hidungku, mirip bau dari laut. Ah mungkin saja ada tetangga yang membuang tulang ikan di tempat sampah, pikirku.

Sesampainya di rumah aku bermaksud akan santai-santai sambil menonton Dunia Dalam Berita, tapi aku mau buang air dulu. Sampai di depan kamar mandi aku terheran, tadi seluruh lampu rumah sudah kunyalakan tanpa terkecuali, lha ini kenapa lampu kamar mandi kok jadi mati begini, tidak mungkin deh aku kelupaan. Kucoba menyalakan kembali lampunya, aneh tiga kali saklarnya kutekan tidak menyala lampunya, akhirnya pada usaha keempat baru mau menyala. Kejadian sungguh bikin diriku jadi kepikiran.

Akhirnya aku bisa santai di depan televisi sambil menonton berita. BRAAAAK!!! kudengar suara seperti kaca digebrak, arahnya dari kamar orang tuaku. Aku bergegas mendatangi kamarnya dan kudapati jedelanya terbuka dengan kaca yang sudah retak, apakah sampai seginya perbuatan angin malam, pikirku. Kututup kembali dan kupastikan slotn jendelanya terkunci rapat, kuperhatikan sekeliling kamar ini dan kusadari foto wisuda bapakku yang tergantung di dinding kamar dalam posisi miring, dan kubetulkan posisinya lalu balik ke ruang keluarga utnuk lanjut menonton TVRI.

Di depan televisi tanpa kusadari aku sudah terkantuk-kantuk, kuperhatikan tayangannya sudah di segmen Berita Terakhir berarti sudah hampir jam 12 malam nih. Kumatikan televisinya dan pergi ke kamar mandi dulu sebelum tidur. 

Apa-apaan ini!! Lampu kamar mandinya mati lagi dan posisi saklarnya off, tadi jelas-jelas sudah kubiarkan menyala deh. Kondisi ngantuk begini tidak membuatku berpikir lama, kunyalakan lampunya lalu aku buang air dulu sebelum tidur. Menuju ke kamarku aku melintasi kamar bapak dan ibu, kudapati kipas anginnya sedang menyala "Nah tambah lagi nih gangguannya" gumamku pelan. Sedikit merinding kumasuki kamar itu untuk mematikan kipas angin, setelah itu ku berbalik dan kudapati foto bapak terjatuh ke lantai tapi kacanya tidak pecah. Hal ini mulai membuatku takut, kubiarkan foto itu tergeletak di lantai dan aku berlari ke kamarku, lalu ku kunci pintunya dan tidur dengan bertutup selimut.

TOK....TOK
TOK......TOK......TOK...

Sebuah suara ketukan dari jendela kamarku membuat tidurku jadi tidak nyenyak, kuraih arlojiku dan kulihat sudah subuh, tak lama terdengar suara adzan. Dari tempat tidurku aku menoleh ke arah jendela, suara itu tidak terdengar lagi, apakah tadi itu aku cuma bermimpi?

Sudah setengah jam selepas adzan subuh, aku belum beranjak dari tempat tidurku, rasanya enggan untuk keluar kamar. Tak lama kudengar alunan musik dengan suara vokal yang  samar-samar, suara nyanyian memakai bahasa Belanda menurutku, aku bisa tahu karena aku termasuk paham bahasa Inggris, dan bahasa dalam suara vokal ini bukanlah bahasa inggris. Kuberanikan diriku mendekati pintu untuk menguping, suara musiknya terdengar dengan jelas berasal dari rumah ini! Lalu suara vokal yang samar-samar ini apakah sedang ada yang menyanyi mengiringi lagu ini, pikirku.

Praaaang......Suara benda terjatuh dan pecah terdengar sangat keras hingga aku terkejut dan kakiku sedikit menendang pintu. Suara musik dan vokalnya tadi juga ikut menghilang, kugenggam gagang pintu dan bersiap membuka kuncinya, tiba-tiba terdengar suara tertawa wanita dengan nada asing.....lama-lama suara tawa itu berubah menjadi tawa cekikikan dan perlahan menghilang.

Kumantapkan diriku untuk keluar kamar, kudapati semua benda di depan kamarku (ruang keluarga) dalam kondisi rapi. Lalu aku berjalan ke arah dapur dan kamar mandi, kulewati kamar kakak-kakakku karena terilihat biasa saja. Namun berbeda dengan kamar kedua orangtuaku, lampu di kamarnya mati dan kipas angis dalam keadaan kembali menyala......

Kali ini aku benar-benar tidak berani untuk masuk ke kamar bapak dan ibu, tapi kali ini pintu kamarnya kututup rapat, kipas anginnya kumatikan kalau hari sudah terang saja. Kulanjutkan ke arah dapur, kuperhatikan dan kucari-cari tidak kutemukan adanya gelas atau piring yang pecah, akhirnya aku menuju ke kamar mandi. Betapa kagetnya diriku, di depan kamar mandi kudapati ada gelas dalam keadaan pecah bercampur cairan coklat tua. Kudekati dan tercium aroma kopi dari carian ini, akal sehatku mulai tidak percaya dengan kejadian-kejadian yang janggal di rumah ini.

Kubersihakan pecahan gelas dan tumpahan 'kopi' ini, tak lama kemudian aku mandi. 

Selepas mandi dan sholat subuh aku mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir logis dengan duduk di ruang santai sambil menyetel kaset video berisikan acara-acara musik dari luar. Kupikir dengan logis apakah ada penghuni lain di rumah ini, mungkin saja manusia iseng yang sembunyi entah dimana di dalam rumah ini? Namun tidak mungkin, semua ruangan di rumah ini tidak memungkinkan untuk dipakai bersembunyi, juga tidak ada tanda-tanda adanya ruang rahasia. 

Akhirnya kudengar suara ayam berkokok, semua jendela (kecuali kamar orangtuaku) mulai kubuka, pada waktu membuka jendela dapur, terdengar suara musik yang misterius tadi dan tanpa pikir panjang pintu halaman belakang yang dekat dengan dapur kubuka. Di halaman belakang tidak terdengar lagi suara musiknya, lalu aku kembali masuk ke rumah dan menuju dapur, lambat laun suaranya terdengar lagi.

Kudatangi ruang tamu dan suara itu masih terdengar, lalu aku keluar lewat pintu depan dan suaranya hilang.....dengan merinding dan bulu romaku berdiri tidak karuan aku tidak kembali masuk ke dalam rumah, aku duduk diteras rumah sambil menenangkan diri.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30 ketika diriku kembali masuk ke dalam rumah, kubuka pintu kamar orangtuaku, kubuka jendelanya dan kumatikan kipas anginnya, kurapikan lagi foto bapak yang terjatuh semalam. Kuperhatikan kamar ini biasa-biasa saja pagi ini, lalu kuhabiskan waktu sambil menonton video.

Pukul 10.00 siang kudengar ada suara pedagang makanan lewat, kuintip lewat jendela ternyata pedagang bakso. Kupanggil dan dia berhenti pas di depan pagar rumah, aku pesan dua porsi bakso sambil membawa dingklik untuk duduk disamping gerobaknya. Setelah kenyang dan kubayar, aku berniat untuk menaruh dingklik tadi ke teras rumah, tapi pandanganku mendadak tertuju kearah taman bermain di arah kanan jalan depan rumahku. Kutaruh dingkliknya di teras dan kudatangi taman bermain itu.

Taman bermain ini ternaya diberi pagar yang lumayan tinggi dan pintu masuknya berada di arah sebaliknya, akhirnya kumasuki. Di taman ini kuperhatikan semua alat bermainnya sudah banyak yang usang serta berkarat. Di sisi lain kuperhatikan ada bangkai kucing yang sudah kering di salah satu sudutnya, lalu beberapa kali kutemukan banyak cangkang rajungan (kepiting laut), padahal sama sekali tidak kutemui adanya warung atau penjual seafood disekitaran daerah ini, apakah 'bau laut' yang semalam berasal dari sini?. Tiba-tiba samar kudengar suara wanita sedang bernyanyi dalam bahasa Belanda. 

Aku menoleh kesana-kemari dengan kebingungan mecari sumber dari suara ini, namun suara nyanyian ini makin lama makin menggema di dalam kepalaku. Aku beranjak pergi dari taman bermain ini dan bergegas pulang. 

Pukul 17.21, menjelang maghrib semua lampu kunyalakan dan ku cek bahwa semua sudah MENYALA, kipas angin di kamar bapak kucabut kabelnya dari colokan listrik lalu kutup kamarnya, semua jendela dan pintu sudah kututup rapat dan terkunci. Aku mencari makan pada waktu selepas isya'. Seperti kemarin malam kuputuskan untuk makan nasi goreng lagi, setelah mengunci pintu depan aku berjalan melewati halaman depan, baru saja akan keluar pagar kudengar suara seorang wanita menyapaku, "Mau cari maem ya mas?", lalu kubalas "Iya mbak" sembari aku mengangguk, "Yok bareng mas, anakku agak takut gelap ini, hihihi" suara tawanya sekilas mengingatkanku pada sesuatu, tapi sukar sekali untuk kuingat. Bukankah mereka ini yang semalam kulihat sedang bermain ayunan ya, pikirku dalam hati.

Sembari berjalan bareng kulihat anak perempuan dari wanita ini sama sekali tidak mempunyai ekspresi atau menunjukkan rasa lapar. Mendekati penjual nasi goreng yang semalam, kuperhatikan bahwa jalanan terlihat sepi, lalu kuperhatikan juga lapak-lapak penjual makanan yang lain juga sepi.
"Mas, nasi gorengnya tiga piring ya, yang satu gak pake sambel" Wah wanita tadi sudah sekalian memesankan untukku juga. Kami duduk sebaris, kuperhatikan ternyata rambut dari anak wanita tadi berwarna kecoklatan, mirip bule.

"Namaku Inge mas, rumahku depan taman bermain situ tadi, kalo yang ini anakku namanya Ingrid, suamiku dulu bule Belanda jadi nurun juga darahnya ke anakku" Aku cuma bisa menjawab "iya, iya" sambil mengangguk, kulihat lagi muka Ingrid masih tak berekspresi. Mbak Inge dan Ingrid sudah selesai duluan makannya, lalu kulihat mendekati penjual nasinya dan membayar, "Sudah kubayari juga nasi gorengmu, aku pulang duluan ya".

Sedikit terbengong lalu aku merasa suasana yang tadi sepi jadi mendadak rame, terlihat kendaran-kendaraan berlalu-lalang di jalan raya, warung-warung yang disekitaran juga terlihat dipenuhi pembeli. Lalu, "Lho mas!! Temanmu tadi itu manusia apa bukan, ini kok duitnya jadi daun semua!!!" aku ikut terkejut mendengar ucapan penjual nasi goreng itu, kudatangi dia dan kulihat dengan seksama dia memegang daun-daun yang masih hijau. Kutenangkan penjual nasi goreng ini dan kubayar semua tiga piring nasi goreng tadi, tapi unik, dia hanya menerima pembayaran untuk satu piring nasi goreng saja, yang dua piring dia ikhlaskan, aku jadi tidak bisa mikir juga apa yang ada di kepalanya. Sebelum pulang aku kembali ke bangku kayu tempatku makan tadi untuk menghabiskan minumanku, entah mengapa aku sempat saja untuk melihat kebawah dan kulihat di tempat yang diduduki mbak Inge dan Anaknya Igrid tadi kulihat ada sisa-sisa nasi goreng.

"Biarin ae mas, nanti kubersihkan. Sampeyan berdoa saja pulangnya ya" Ujar penjual nasi goreng itu mengejutkanku, tiba-tiba saja dia sudah berdiri di sampingku. Dan akhirnya aku pamit pulang.

(sambungannya di bawah wkwkwkkwkwk, kebanyakan karakter coy emoticon-Big Grin )
Diubah oleh shani.andras 15-09-2023 18:55
lina.whAvatar border
anasabilaAvatar border
bejo.gathelAvatar border
bejo.gathel dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.5K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan