Harapan berjuta jiwa warga negara Indonesia dari dalam dan luar negeri tentu tak mungkin semuanya akan terwujud. Pelantikan presiden Joko Widodo dan wakil presiden, pilihan pemilu 2019, semoga merupakan sebuah langkah baru, yang melanjutkan banyak harapan kita, untuk segera terlaksana.

Kemampuan dan kemampuan merangkul beragaam perbedaan yang ada, untuk merajut kerja semua, bersama membangun negeri kita, semoga saja bisa berjalan mulus tanpa banyak cacat karena tikus. Pemimpin pilihan yang kita usung, perlu disadari bukan milik segelintir golongan saja. Saat sudah dilantik, pasangan pemimpin dan wakilnya merupakan pimpinan kita bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Untuk periode 5 tahun, sejak 2019 hingga 2024, banyak sekali tugas yang harus dilaksanakan kedua pasangan pemimpin ini. Bersama para orang pilihan yang diharapkan dapat membantu untuk memperbaiki segala lini bangsa, semoga saja tidak terlalu banyak guncangan akibat adanya perbedaan kepentingan.

Sebagai rakyat jelata, tentu kita banyak berharap. Namun, tidak mungkin semua harapan kita akan terpenuhi dengan sempurna. Namun setidaknya, jalan untuk memenuhi harapan masing masing individu kita, mesti terbuka atau setidaknya ada. Itu sebetulnya yang diperlukan.


Harapan kepada presiden dan wakil

Sebagai rakyat tentu kita ingin memiliki pemimpin yang dapat mengakomodasi beragam keinginan dan kepentingan semua. Berbagi tugas, wewenang dan kewajiban antara presiden RI dan wakilnya, hingga tercipta keselarasan pemimpin yang harmonis, ini harapan utama.

Pemilihan orang orang yang tepat, dengan memenuhi atau mengakomodasi kepentingan berbagai kelompok, bukanlah pekerjaan yang mudah. Berlaku seadil mungkin dalam pembagian tugas dan wewenang para pemimpin yang bisa membantu tugas presiden dan wakil presiden, merupakan langkah utama, yang perlu ditempuh.

Singkatnya, pembagian jatah kerja dan tanggung jawab, kepada berbagai pihak nantinya, semoga bisa diterima semua pihak dengan lapang dada. Untuk para elite politik maupun kita sebagai rakyat biasa yang hanya nurut ikut turut terangkut. Dengan penerimaan yang lapang dada, demi kepen pelayaran perjalanan kapal negeri, sang nahkoda bisa mendapa orang yang tepat, agar perjalanan selama lima tahun ini, bisa membawa kehidupan negeri ini, menjadi semakin baik.

Harapan kepada pihak pendukung

Sebagai pihak pendukung, baik itu dari unsur politik maupun dari beragam organ relawan pendukung, selama masa kampanye menggalang dukungan, harus rela melepaskan sang pemimpin untuk bisa melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin. Politik balas budi, atau imbal jasa atas kerja selama masa penggalangan dukungan, sebaiknya harus dikesampingkan. Demi kepentingan bangsa yang jelas lebih besar.

Negeri kita ini, tentu tidak akan bisa maju jika hanya ditopang oleh setengah dari kita saja. Misalnya 60% mendukung dan 40% selalu berupaya meruntuhkan, maka ; pekerjaan bangsa ini hanya terpaku pada kesibukan meredam berbagai guncangan, agar tidak tenggelam dan hancur. Jika masih diteruskan pola sedemikian, maka ; berbagai sisi kehidupan negara kita, akan semakin tertinggal dengan berbagai sektor atau lini dari negara lain.

Oleh karena itu, kelompok pendukung, sebagai seorang pemenang, sejatinya bukan menganggap tandingan kemarin sebagai pihak yang kalah. Mereka yang kalah, sebetulnya mengalah demi kita semua, untuk bisa bahu membahu bekerjasama, membangun negeri ini. Mengenai cara dan tata pelaksanaan atau pengaplikasiannya, tentu para elite politik lebih memahami itu.

Harapan kepada oposisi

Di negeri kita sebenarnya tidak mengenal oposisi. Karena hampir setiap pemerintahan dalam beberapa periode kebelakang, selalu mewakili berbagai kelompok. Mereka yang ada dalam susunan kabinet pemerintahan, mewakili berbagai golongan. Namun, kadang memang ada saja, penyakit. Merasa tersisih lalu membuat sesuatu yang heboh dengan maksud menggoyahkan ikatan kerjasama antara tokoh yang ada.

Penyakit ini sebenarnya sedikit, tapi yang sedikit ini, ada kalanya bisa membuat resah banyak pihak. Karena dalihnya biasanya adalah membela kepentingan rakyat, tapi dibalik gerak geriknya, misi pribadi dan kelompoknya saja sudah siap untuk di eksekusi.

Bila kepentingan pribadi bisa diredam, kepentingan bangsa yang lebih besar diutamakan, maka langkah negeri kita untuk melesat maju itu sebenarnya sudah didepan mata. Kita hanya tinggal melangkah. Tinggal menjalaninya. Setahap demi setahap. Selangkah demi selangkah. Mesti kita lalui dengan mengutamakan kepentingan bersama. Tinggal jalani saja karena itu rintisan dan peta perjalanan untuk maju itu, sudah ada warisan para leluhur negeri ini, yang sudah lebih dahulu bekerja.

Harapan sebagai rakyat biasa

Sebagai rakyat biasa, kita tentu berharap hidup sejahtera, berbagai fasilitas umum bagus, dan banyak harapan lainnya. Namun sebetulnya tak bisa kita terlalu muluk berharap. Yang paling penting adalah jalan untuk mencapai tujuan hidup kita, bisa di permudah. Sederhana seperti itu saja sebetulnya.

Kemudahan jalan untuk mendapatkan pendidikan. Kemudahan jalan untuk melakukan perjalanan. Kemudahan jalan untuk mendapatkan penghasilan. Dan berbagai kemudahan lainnya. Dalam hal ini, tentu pemerintah memegang peranan penting. Sebagai penyelenggara negara, pemerintah yang di pimpin oleh presiden dan wapres serta para pimpinan kementrian yang ada, semoga saja bisa mewujudkan beragam rancangan serta janji masa kampanye sebelumnya.

Untuk sementara tulisan singkat ini sampai disini dahulu. Beragam harapan yang ada, bila dituliskan semua, tentunya tidak akan habis dibahas.

Yang paling penting mari kita doakan semoga saja kita semua bisa mengendalikan diri, untuk tidak terlalu menuntut pemerintah, sementara kita sendiri tidak berbuat apapun. Doa dan tindakan kita dalam kebaikan, minimal yang berdampak positif untuk kita dan keluarga, merupakan contoh bantuan kecil dari masyarakat untuk membantu pemerintahan.

Dan untuk jajaran pemerintahan dari presiden dan wakil presiden, hingga ke tingkat kelurahan dan desa, semoga bisa bersinergi membangun negeri dengan setulus hati.