Kaskus

Entertainment

i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin
Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin

Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin

□□□□□□□□

Indonesia bukanlah negeri yang cengeng, yang mengalir begitu saja bagai aliran air disungai yang jernih. Indonesia adalah negeri tempat para pejuang, para petarung, para pahlawan.

Jika Indonesia kerap bergejolak, anggap itu suatu kebaikan bagi kita bahwa di negeri kita masih ada kehidupan, yang akan menguji kita sebagai bangsa yang besar, yang majemuk, yang mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berdiri dibawah bendera yang sama, Merah Putih. Sanggupkah kita disebut sebagai bangsa yang besar, mampu menjaga kebhinnekaan itu, sebagai sebuah anugerah Tuhan, yang menciptakan perbedaan di dunia ini agar saling mengenal, saling menghargai, dan saling menjaga.

□□□□□□□□

Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin

74 tahun negeri ini menikmati kemerdekaan. Merdeka dalam arti yang sebenarnya, terlepas dari cengkeraman kuku kolonial. 17 Agustus 1945 adalah pintu gerbang bagi bangsa Indonesia untuk memperoleh apa yang telah dicita-citakan segenap rakyat Indonesia dalam alam kemerdekaan. 7 Presiden telah kita miliki sepanjang Indonesia merdeka. Ada kelebihan, ada kekurangan pada diri mereka. Itu biasa, sebab mereka hanyalah manusia biasa. Mereka bisa merasakan marah, menangis, takut, khawatir, bimbang, bahkan mungkin putus asa. Tapi sebagai rakyat, kita selalu bermimpi mempunyai presiden yang sempurna. Sempurna dimata manusia itu kejam. Sebab jika manusia telah meminta seseorang yang sempurna, maka sebiji bayampun tak boleh ada cela.

Kita bermimpi mempunyai presiden yang berwibawa dan tampan, mengerti strategi pertahanan dan keamanan, mengerti teknologi, dekat dengan agama, irit bicara banyak bekerja, penuh kehati-hatian, apa adanya, semua sudah kita miliki.

Dari bapaknya sampai anaknya, dari yang berdasar ilmu pengetahuan sampai ilmu akherat, dari militer ke militer lagi, sampai akhirnya rakyat biasa yang menjadi presiden. Kita sudah memilikinya.

Lalu kenapa kita banyak meminta yang sempurna? Jika satu orang memiliki seluruhnya, semua kesempurnaan, lantas apa jatah bagi orang lain? Itulah keadilan Tuhan. Tuhan menciptakan tiap manusia punya kelebihan dan kekurangan agar mereka berpikir, bahwa mereka membutuhkan orang lain. Percuma punya kelebihan jika orang lain tidak membutuhkan. Dan alangkah sedihnya jika seseorang mempunyai kekurangan tapi orang lain tidak mau tahu. Itulah keadilan dan kesempurnaan.

Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin

Tanggal 20 Oktober 2019, Indonesia akan memiliki Presiden untuk menjabat selama 5 tahun kedepan. 2019 hingga 2024. Dan sang tukang mebel, Joko Widodo kembali mendapat amanah untuk menduduki jabatan Presiden Republik Indonesia, presiden seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pendukungnya, tapi juga pembencinya. Dan kali ini, beruntungnya, 2 kali beliau menjabat, 2 kali beliau didampingi oleh orang yang sudah berumur jauh diatas dirinya. Itu anugerah, bukan bencana. Dari Jusuf Kalla ke KH. Ma'ruf Amin. Apakah Tuhan punya rencana? Pasti. Semua perjalanan manusia adalah rencana Tuhan Semesta Alam. Tapi meskipun Tuhan telah mentakdirkan seseorang atau sebuah bangsa menjadi orang besar, atau bangsa yang besar, tanpa dibarengi oleh niat untuk merubah nasib, maka sia-sialah semuanya. Jangan pernah berharap hujan emas dari langit. Sebab Tuhan tahu yang terbaik bagi manusia. Dengan hujan air saja bisa membuat bencana bagi manusia, bagaimana jika bongkahan emas jatuh dari langit?

Sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia pasti punya keinginan untuk maju. Tapi setiap langkah pasti punya tantangan. Makin tinggi, makin besar angin menerpa. Makin maju, makin berat untuk melangkah. Tapi kita tak boleh berhenti berharap.

Mungkin sebagian rakyat Indonesia menganggap Jokowi gagal membawa bangsa ini ketingkat yang lebih maju, lebih manusiawi, dan lebih adil. Tapi keadilan memang tak selalu sama bagi setiap orang. Maka doakanlah agar Jokowi bisa menjalankan amanah dengan baik. Tak pernah ada pemimpin Indonesia yang ingin bangsa yang besar ini porak poranda. Tak pernah ada! Jika pada akhirnya ada roda yang meleset dari rel, maka kita sebagai rakyat harus bisa membantu membawa roda itu menapaki rel yang semestinya, agar perjalanan bangsa ini bisa terus berlanjut.

Silakan bertengkar. Tapi bertengkar untuk kebaikan bersama, bukan untuk kehancuran bersama. Sebab kepala tiap orang punya pikiran berbeda. Jika masih ada otak didalam tempurung kepala, kenapa harus tangan yang berbicara?

Jokowi bukan militer? Ya. Tapi beliau adalah Panglima tertinggi TNI -POLRI yang berhak menggerakan segenap kekuatan bangsa ini untuk menyatakan perang terhadap negara lain.

Jokowi bukan ilmuwan? Benar. Tapi beliau dengan ilmu kenegarawanannya memberi pelajaran berharga bagi kita bahwa sebagai seorang pemimpin harus sanggup menahan hinaan dan kritikan yang kasar sekalipun.

Jokowi bukan agamawan? Setuju. Tapi beliau dekat dengan semua pemuka agama tanpa kecuali, meminta pendapat mereka demi kemaslahatan negeri ini.

Benar. Jokowi hanya tukang mebel yang dengan kepiawaiannya menjadikan seonggok kayu menjadi sesuatu yang bernilai dan indah. Dan dari pikiran itulah beliau ingin Indonesia bernilai dimata dunia.

Menitipkan Harapan di Pundak Jokowi-Ma'ruf Amin

Pasti banyak harapan yang ingin kita sematkan dibahunya, termasuk dibahu wakilnya. Silakan. Taruh harapan itu, dan pantau pelaksanaannya.

Sedikit harapan itu, mewakili mereka yang menaruh harapan besar pada Joko widodo dan Ma'ruf Amin :

Semoga tak ada lagi sekolah yang rusak dan menyedihkan di bumi pertiwi ini. Sekolah yang seharusnya layak untuk mendidik generasi muda bangsa ini menatap masa depan.

Semoga tak ada lagi anak-anak sekolah yang harus bertaruh nyawa untuk datang ke sekolahnya melewati tebing sungai, jembatan bambu, aliran sungai yang deras, bahkan tanah yang becek menenggelamkan sepatu sekolah mereka.

Semoga hukum berlaku tegak, tidak condong kekiri atau kekanan. Jangan sampai ada lagi koruptor yang masih bisa tersenyum dan tertawa ketika memakai seragam tahanan.

Semoga ormas-ormas pemeras masyarakat dimanapun di wilayah Indonesia ini, lenyap sampai keakar-akarnya. Ormas yang hanya menjadi benalu dan parasit pembangunan.

Semoga keadilan pembangunan yang merata bisa terus dijalankan demi kemajuan bersama rakyat negeri ini. Dari Aceh sampai Papua, keadilan itu harus nyata.

Semoga kebhinnekaan tetap digenggam erat oleh pemerintahan Jokowi. Tak boleh ada ruang perpecahan di bumi pertiwi ini.

Semoga ungkapan tanpa beban dari Jokowi benar-benar dibuktikan dengan memperbaiki borok-borok bangsa ini. Tak boleh ada lagi kesewenang-wenangan aparat. Tak boleh ada lagi kesombongan ormas keagamaan. Tak boleh lagi ada konflik berbau SARA. Tegas jika harus tegas.

Dan untuk susunan kabinet, semoga penempatan mereka yang diberi amanah mampu menduduki jabatannya demi rakyat. Tak peduli dari partai atau cendekiawan, birokrat atau profesional, yang penting mereka mampu menjalankan tugas dengan ikhlas. Tak peduli tua atau muda, yang penting mereka mempunyai visi dan misi yang hebat bagi rakyat.

Semoga apapun juga yang belum tercapai di periode pertama pemerintahan Jokowi, bisa terealisasi di periode kedua ini.

Berharap itu lumrah. Bermimpi itu biasa.
Bagaimana mewujudkan harapan dan mimpi itulah yang luar biasa. Dan itu semua ada dipundak kita, rakyat Indonesia, dari sebuah bangsa yang besar.

Kawal pemerintahannya. Kritisi pelaksanaannya.

Jakarta, 19 Oktober 2019.
i.am.legend. - kaskuser
Diubah oleh i.am.legend. 19-10-2019 02:48
ceuhettyAvatar border
sebelahblogAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 3 lainnya memberi reputasi
4
851
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan