- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Domestik
19 Oktober sebentar lagi, ayo ke Pariangan untuk Menyaksikan Pacu Jawi


TS
babygani86
19 Oktober sebentar lagi, ayo ke Pariangan untuk Menyaksikan Pacu Jawi
Pada musim tanam, para petani di kabupaten Tanah datar Sumatera barat, memanfaatkan sapinya untuk membajak sawah. Di sela sela waktu bekerja, mereka membuat permainan baru yang kini dikenal dengan sebutan pacu jawi.
Di Sumatera Barat, sapi disebut jawi. Jadi, pacu jawi adalah pacuan sapi. Pacu jawi ini sering diadakan di kecamatan Priangan, Rambatan, Lima Kaum, dan SungaiTarab.

Dulu, permainan rakyat pacu jawi diadakan sendiri-sendiri oleh petani di sawahnya. Kini, pacu jawi diadakan berkelompok. Mulai lomba antar desa sampai lomba antar kecamatan. Lomba pacu jawi diadakan bergiliran pada empat kecamatan setiap minggu. Tempatnya berpindah—pindah, di sawah para petani yang telah selesai panen.
Pada minggu keempat (penutupan lomba), acara pacu jawi menjadi pesta rakyat yang meriah. Biasanya, jumlah jawi yang ikut lomba antar kecamatan ini sampai 800 ekor. Sapi—sapi yang telah terpilih menjadi finalis didandani memakai hiasan kepala yang disebut suntiang. Sapi-sapi ini diarak ke arena lomba, diikuti barisan ibu-ibu yang yang membawa dulang dan jamba berisi makanan dan buah-buahan. Acara ini dimeriahkan oleh bunyi gong-gong kecil yang ditabuh bertalu-talu.
Pacu jawi mirip dengan karapan sapi di Madura, Jawa Timur. Bedanya, karapan sapi diadakan di tanah lapang, sedangkan pacu jawi diadakan di sawah berlumpur. Pacu jawi diikuti oleh sapi-sapi yang berpasangan. Pasangan jawi ini dikendalikan oleh seorang joki. Begitu aba—aba mulai,joki mengikuti sapi—sapi yang berlari kencang di sawah yang berlumpur dan penuh air. Cipratan air bercampur lumpur membuat wajah dan tubuh joki berlepotan, seru sekali.
Dan yang lebih seru, kalau jokinya tak bisa mengendalikan sapi, sehingga ia jatuh ke sawah. Kadang, sapi yang dipacu sulit diatur sehingga keluar dari jalur. Bahkan, lari ke arah penonton. Seru, lucu, dan menegangkan.
Sapi yang menjadi juara pada pacu jawi harganya jadi mahal. Sapi yang berhasil menjadi juara, bukan sapi yang larinya cepat. Akan tetapi, sapi yang larinya lurus, tidak miring atau melenceng ke luar arena lomba. Rupanya, sapi yang larinya lurus ini ada maknanya. Yaitu, pemimpin dan rakyatnya harus bisa berjalan lurus untuk mencapai tujuan bersama.

Jika kaskuser tertarik, nanti pada tanggal 19 Oktober akan diadakan pacu jawi di kecamatan Pariangan. Sementara pada tanggal 2,9,16, dan 23 November, akan diadakan di kecamatan Rambatan.
Harga tiket dari Jakarta ke Pariangan sekitar 900 ribu. Untuk menghibur para perantau yang berwisata ke Pariangan biasanya juga ada pasar kuliner dan panggung hiburan yang memeragakan kesenian silat, aneka tarian Minangkabau dan kesenian lainnya.
Di Sumatera Barat, sapi disebut jawi. Jadi, pacu jawi adalah pacuan sapi. Pacu jawi ini sering diadakan di kecamatan Priangan, Rambatan, Lima Kaum, dan SungaiTarab.

Dulu, permainan rakyat pacu jawi diadakan sendiri-sendiri oleh petani di sawahnya. Kini, pacu jawi diadakan berkelompok. Mulai lomba antar desa sampai lomba antar kecamatan. Lomba pacu jawi diadakan bergiliran pada empat kecamatan setiap minggu. Tempatnya berpindah—pindah, di sawah para petani yang telah selesai panen.
Pada minggu keempat (penutupan lomba), acara pacu jawi menjadi pesta rakyat yang meriah. Biasanya, jumlah jawi yang ikut lomba antar kecamatan ini sampai 800 ekor. Sapi—sapi yang telah terpilih menjadi finalis didandani memakai hiasan kepala yang disebut suntiang. Sapi-sapi ini diarak ke arena lomba, diikuti barisan ibu-ibu yang yang membawa dulang dan jamba berisi makanan dan buah-buahan. Acara ini dimeriahkan oleh bunyi gong-gong kecil yang ditabuh bertalu-talu.
Pacu jawi mirip dengan karapan sapi di Madura, Jawa Timur. Bedanya, karapan sapi diadakan di tanah lapang, sedangkan pacu jawi diadakan di sawah berlumpur. Pacu jawi diikuti oleh sapi-sapi yang berpasangan. Pasangan jawi ini dikendalikan oleh seorang joki. Begitu aba—aba mulai,joki mengikuti sapi—sapi yang berlari kencang di sawah yang berlumpur dan penuh air. Cipratan air bercampur lumpur membuat wajah dan tubuh joki berlepotan, seru sekali.
Dan yang lebih seru, kalau jokinya tak bisa mengendalikan sapi, sehingga ia jatuh ke sawah. Kadang, sapi yang dipacu sulit diatur sehingga keluar dari jalur. Bahkan, lari ke arah penonton. Seru, lucu, dan menegangkan.
Sapi yang menjadi juara pada pacu jawi harganya jadi mahal. Sapi yang berhasil menjadi juara, bukan sapi yang larinya cepat. Akan tetapi, sapi yang larinya lurus, tidak miring atau melenceng ke luar arena lomba. Rupanya, sapi yang larinya lurus ini ada maknanya. Yaitu, pemimpin dan rakyatnya harus bisa berjalan lurus untuk mencapai tujuan bersama.

Jika kaskuser tertarik, nanti pada tanggal 19 Oktober akan diadakan pacu jawi di kecamatan Pariangan. Sementara pada tanggal 2,9,16, dan 23 November, akan diadakan di kecamatan Rambatan.
Harga tiket dari Jakarta ke Pariangan sekitar 900 ribu. Untuk menghibur para perantau yang berwisata ke Pariangan biasanya juga ada pasar kuliner dan panggung hiburan yang memeragakan kesenian silat, aneka tarian Minangkabau dan kesenian lainnya.
Spoiler for Referensi:
0
494
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan