Beginilah kondisi jalanan di desa kami. Jalan yang entah kapan diaspal dan sekarang sudah hancur, menyisakan batuannya yang tanpa ampun akan mengikis ban kendaraan yang melewatinya. Ini hanya ilustrasi satu jalan saja, karena masih banyak jalanan di desa kami yang lebih parah dari ini. Jalan penghubung antar kampung, jalan yang menjadi perantara kami mencari rejeki. Dan ini masih siang hari. Bila malam hari tiba, kondisi lebih mengenaskan lagi karena minimnya penerangan. Jalanan ini tidak angker, hanya saja memakan banyak korban di malam hari. Korban jatuh karena penerangan yang hanya bersumber dari kendaraan bermotor. Miris? Sangat!


Ini adalah kondisi nyata signal HP di desa kami. Hampir semua jangkauan signal operator seluler tidak maksimal. Jadi tidak usah heran, jangankan untuk koneksi internet, untuk sekedar nelpon dan SMS aja susahnya minta ampun. Jika ingin signal normal, kami harus ke daerah mendekati perkotaan. Entah apa alasannya operator seluler tidak ada yang mau membangun BTS disekitar desa ini, padahal pengguna HP disini bisa dikatakan lumayan. Bagaimana kami melek teknologi kalau tidak ada sarana prasarana memadai? Tragis memang!

Ini hanya segelintir masalah yang ada di desa kami. Belum masalah yang lebih rumit dan komplit. Kami tidak ingin terlalu berekspektasi tinggi kalau kenyataannya tidak sesuai. Cukuplah dua masalah ini segera dibenahi untuk daerah pedesaan, untuk para pemuda desa. Ya, para pemuda yang ingin bersaing di era teknologi modern sekarang ini.

Jika Bapak Presiden benar-benar ingin memperjuangkan generasi muda, jangan lupakan kami para pemuda desa. Kami juga berhak mendapatkannya. Diantara jutaan suara pendukung Bapak Presiden, disana ada suara kami yang mengharap kebijaksanaan dari bapak untuk membantu kami, membantu memberikan SEMANGAT untuk kami.

Selamat menjabat kembali Bapak Presiden Jokowi, Selamat bertugas demi rakyat. Semoga bapak selalu sehat untuk melaksanakan program-program kerjanya. Terakhir, Kami tunggu janjimu Pak Presiden...