Pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wilayah Nduga yang pernah membantai puluhan pekerja jembatan, Egianus Kogeya, melayangkan tuduhan kepada TNI atas tewasnya lima warga Papua di jalur trans Wamena-Nduga.

Ia menuding, kelimanya tewas akibat berondongan tembakan dari TNI. Itu dijadikan alasan Egianus untuk kemudian membantai warga sipil Non-Papua.

"TNI mengajari kami untuk membunuh warga sipil. Saya juga akan menghabisi warga sipil Non-Papua yang ada di Nduga dan Papua," ancamnya.

Hal itu dibanta oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Eko Daryanto. Pejabat Kodam XVII/Cenderawasih itu menyayangkan tudingan penembakan yang terjadi di Distrik Nduga, Kabupaten Nduga yang belakangan ini ramai diberitakan oleh sejumlah media daring.

Eko membantah dan menyayangkan tudingan atau penyataan sepihak yang dilakukan dan diberitakan oleh media daring tersebut, karena perlu adanya fakta dan data forensik maupun hasil autopsi korban.

Jadi tudingan tersebut sangat tidak berdasar dan belum pasti kebenarannya. Jika ada berita dari media yang mengatakan bahwa telah terjadi pembunuhan ataupun penembakan yang dilakukan oleh aparat TNI, seharusnya dilakukan dilakukan verifikasi.

Karena pada dasarnya Indonesia ini adalah negara hukum, jadi jika ada kejadian seperti itu bisa ditempuh lewat jalur hukum.

Bila akhirnya ditemukan lima orang yang meninggal, harusnya diautopsi, dicari apa penyebab meninggalnya, bukan langsung membuat tudingan seolah-olah TNI yang melakukan penembakan atau pun pembunuhan.

Selain itu, TNI juga mendorong kelompok atau perorangan yang mengaku pemerhati HAM dan keadilan serta keluarga korban untuk membuat laporan secara resmi kepada pihak kepolisian.

TNI akan mendukung sepenuhnya dan menghormati jika akan dilakukan langkah atau proses hukum dengan membentuk Tim Investigasi Gabungan (TNI/POLRI) di Distrik Iniye, Kabupaten Nduga.