Yang namanya janji janji pasti akan menagih bukti. Janji janji manis yang bertujuan untuk memenangkan hati sekalipun haruslah di pertanggungjawabkan. Menurut saya salah satu program kerja yang pasangan nomor urut satu ini lontarkan saat pilpres kemarin yang cukup kontroversial adalah program menggaji pengangguran.

Ok, jika kita hanya mendengar secara mentah seperti itu maka hanya akan membuat kita terheran heran sendiri dengan pemikiran jokowi - ma’ruf namun jika dipikirkan dan dicari faktanya yang benar adalah pengangguran akan diberi pelatihan dan modal dengan harapan bisa membangun usahanya sendiri nantinya. Bukan digaji mentah mentah.

Namun, apakah pola pikir seperti ini benar? Jika dinegara negara yang pola pikirnya maju hal ini memang mungkin saja direalisasikan. Katakanlah jerman yang mana pengangguran diberikan subsidi dalam jangka waktu tertentu namun mereka harus menerima tawaran pekerjaan dari pemerintah. Nah, bagaimana dengan Indonesia.

Menurut menteri tenaga kerja, pengangguran yang memenuhi syarat akan diberikan kartu ketenagakerjaan dan akan digaji 300-500 ribu perbulannya dan akan mendapat pelatihan skill kerja sesuai minat mereka. Hal ini jelas merupakan hal yang bagus namun sayangnya mental orang Indonesia belum tentu sebagus itu.

Kita tau kan, di jaman sekarang ada banyak orang yang ingin sukses tanpa kerja keras. Dengan program kerja dimana pengangguran aja digaji maka bukankah banyak orang yang akan berpikir lebih baik menganggur? Toh tanpa kerja pun hidup sudah terjamin.

Tapi untungnya pemerintah seolah sudah memikirkan hal ini. mau dipikirkan bagaimanapun 500 ribu bukanlah uang yang cukup untuk hidup sebulan. Namun hal itu tetap menghawatirkan.

Percaya atau tidak ada banyak cara untuk menghasilkan uang tanpa bekerja secara nyata. Katakanlah kaskus Kreator. Dengan menulis di kaskus kita bisa mendapat uang sesuai dengan jumlah orang yang melihat tulisan kita. Terkadang juga ada beberapa event yang memberikan bonus koin tambahan.

Nah, coba pikirkan jika ada seseorang yang menjadi kaskusKreator mengikuti program pengangguran pemerintah. Entah cukup atau tidak tapi dia akan memiliki penghasilan yang lumayan tanpa harus bekerja secara ‘aktual’.

Lalu, bagaimana jika orang tersebut cukup pintar? Uang yang dia dapat ditabung sedikit sedikit lalu diinvestasikan. Mungkin program seperti reksa dana atau deposito akan menjadi jalan yang cukup mudah untuk membuat uang tersebut berlipat.

Tentunya itu bukanlah hal yang salah tapi bukan tidak mungkin menimbulkan sifat malas dalam diri seseorang. Dengan mengandalkan uang dari pemerintah dan uang dari internet, seseorang tak lagi perlu bersusah payah bekerja. Dari satu sisi saya tak bisa menyalahkan jika ada orang yang seperti ini namun di sisi lain saya berharap orang seperti ini tidak akan muncul.

Tujuan sebenarnya dari program kerja jokowi ini adalah untuk membantu orang orang yang belum mendapatkan pekerjaan agar memiliki sejumlah skill yang dapat dia jual. Jika beruntung, orang tersebut akan menggunakan uangnya untuk membuka lapanga kerja baru.

Namun, jika hal yang saya takutkan diatas terjadi, maka akan seperti apa jadinya kualitas sumber daya manusia di Indonesia? Justru bisa bisa jumlah pengangguran akan semakin meningkat dan lapangan kerja tidak mengalami peningkatan.

Well, masih ada waktu untuk memikirkan kembali. Tidak mungkin pengangguran akan digaji selamanya namun sifat malas yang didapat dari masa masa ‘digaji’ dapat mempengaruhi kinerja seseorang dimasa depan kelak.

Malas merupakan penyakit yang sulit disembuhkan (sumber : pengalaman) dan jika bisa sebaiknya kita tidak memberi kesempatan penyakit itu untuk muncul.

Saya memiliki kesan yang positif pada program kerja ini namun saya berharap agar orang orang yang akan menerimanya bisa menggunakan bantuan pemerintah ini secara bijak. Marilah menjadi manusia bijak yang tak akan mempermalukan bangsa. Semoga kelak sumber daya manusia indonesia dapat meningkat dengan program kerja ini.