- Beranda
- Komunitas
- News
- Kepolisian
Mengenal DAPC Tambora, Rantis Multiguna Andalan Korps Sabhara


TS
anakmudakutaraj
Mengenal DAPC Tambora, Rantis Multiguna Andalan Korps Sabhara
TRIBRATANEWS – Baru-baru ini Polres Aceh Utara mendatangkan kendaraan taktis (rantis) jenis Water Canon DWC6500 produksi DPIC (Daeji P&I Co.) asal Korea Selatan.
Namun pada tahun 2017 lalu Polres Aceh Utara lebih dulu mendatangkan Rantis lainnya dari produsen yang sama yaitu DAPC (Daeji P&I Armored Personnel Carrier) TAMBORA. Lalu seperti apa spesifikasi mobil ini, berikut ulasan yang dihimpun tribratanews.

Rantis Tambora dibangun berdasarkan sasis kendaraan Toyota Land Cruiser 4X4. Sebagai penggerak, kendaraan berbobot kosong 4,8 ton ini tetap mempertahankan dapur pacu asli Land Cruiser. Mesin diesel berkapasitas 4.500 cc dan berdaya 268 hp tersebut disandingkan dengan sistem transmisi otomatis enam percepatan.
Di jalan datar, Rantis Tambora memiliki performa kecepatan maksimum hingga 150 km/jam. Dengan kapasitas tangki penuh berisi 93 liter solar, rantis ini dapat melakukan perjalanan sejauh 700 km.

Sepintas, Rantis Tambora memiliki kesamaan bentuk dengan DAPC-1 Wolf yang digunakan Korps Brimob. Sama-sama diproduksi DPIC, keduanya dirancang sebagai kendaraan defensif multiperan termasuk angkut pasukan. Dalam opersionalnya, rantis Tambora bisa digunakan untuk patroli keamanan dan menjaga ketertiban umum, antihuru-hara, kontra terorisme, juga pengawalan VIP.
Dalam kabinnya, rantis Tambora dapat dimuati 10 awak termasuk komandan dan pengemudi yang duduk terpisah di kabin depan. Selain itu di samping bodi luar tesedia pijakan kaki dan pipa pegangan tangan di atap dan tengah bodi untuk para personel yang menggantung di luar kabin saat melakukan operasi penyerbuan cepat.
Untuk tingkat perlindungan balistik, rantis Tambora berada pada level CEN B6/NIJ IIIA. Artinya dapat mengatasi senjata api kaliber ringan.
Tersedia sembilan lubang tembak dari dalam kabin. Sistem keamanan lain adalah jaring besi yang menutupi semua jendela untuk menahan lemparan batu, pukulan kayu atau pipa besi. Kaca jendela Tambora juga dibuat antipeluru.
Di atap tersedia pula pintu palka untuk akses keluar masuk atau mengintai. Sebagai opsi adalah turet (kubah) untuk beragam senjata pilihan seperti senapan mesin kaliber 7,62 mm. Rantis Tambora juga dilengkapi roda jenis run flat dengan ukuran 285/70R, menjadikan kendaraan ini masih dapat berlari 50 km/jam sejauh 5 km meskipun roda tertembus peluru.
Selain digunakan sebagai wahana memobilisasi gerak pasukan, Rantis Tambora juga dipakai menghadapi beragam aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Untuk itu rantis Tambora dilengkapi kamera CCTV 360 derajat serta tersedia perangkat untuk merekam aksi di luar.
Untuk menghalau dan membubarkan massa yang bertindak rusuh, rantis Tambora milik Korps Sabhara Polri dilengkapi senjata berupa peluncur gas air mata multi laras di atas atapnya. Tersedia 12 munisi kaliber 37/38 mm yang dapat dilontarkan satu per satu atau secara simultan. Jangkauan tembak untuk sudut elevasi 0 derajat hingga 90 m, 15 derajat 110 m, dan 25 derajat sejauh 130 m.
Penamaan ‘Tambora’ sendiri diambil dari nama gunung berapi aktif di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ini merupaka sebuah penghargaan dari DPIC karena Indonesia sebagai pengguna pertama pada awal 2016
Namun pada tahun 2017 lalu Polres Aceh Utara lebih dulu mendatangkan Rantis lainnya dari produsen yang sama yaitu DAPC (Daeji P&I Armored Personnel Carrier) TAMBORA. Lalu seperti apa spesifikasi mobil ini, berikut ulasan yang dihimpun tribratanews.
Rantis Tambora dibangun berdasarkan sasis kendaraan Toyota Land Cruiser 4X4. Sebagai penggerak, kendaraan berbobot kosong 4,8 ton ini tetap mempertahankan dapur pacu asli Land Cruiser. Mesin diesel berkapasitas 4.500 cc dan berdaya 268 hp tersebut disandingkan dengan sistem transmisi otomatis enam percepatan.
Di jalan datar, Rantis Tambora memiliki performa kecepatan maksimum hingga 150 km/jam. Dengan kapasitas tangki penuh berisi 93 liter solar, rantis ini dapat melakukan perjalanan sejauh 700 km.

Sepintas, Rantis Tambora memiliki kesamaan bentuk dengan DAPC-1 Wolf yang digunakan Korps Brimob. Sama-sama diproduksi DPIC, keduanya dirancang sebagai kendaraan defensif multiperan termasuk angkut pasukan. Dalam opersionalnya, rantis Tambora bisa digunakan untuk patroli keamanan dan menjaga ketertiban umum, antihuru-hara, kontra terorisme, juga pengawalan VIP.
Dalam kabinnya, rantis Tambora dapat dimuati 10 awak termasuk komandan dan pengemudi yang duduk terpisah di kabin depan. Selain itu di samping bodi luar tesedia pijakan kaki dan pipa pegangan tangan di atap dan tengah bodi untuk para personel yang menggantung di luar kabin saat melakukan operasi penyerbuan cepat.
Untuk tingkat perlindungan balistik, rantis Tambora berada pada level CEN B6/NIJ IIIA. Artinya dapat mengatasi senjata api kaliber ringan.
Tersedia sembilan lubang tembak dari dalam kabin. Sistem keamanan lain adalah jaring besi yang menutupi semua jendela untuk menahan lemparan batu, pukulan kayu atau pipa besi. Kaca jendela Tambora juga dibuat antipeluru.
Di atap tersedia pula pintu palka untuk akses keluar masuk atau mengintai. Sebagai opsi adalah turet (kubah) untuk beragam senjata pilihan seperti senapan mesin kaliber 7,62 mm. Rantis Tambora juga dilengkapi roda jenis run flat dengan ukuran 285/70R, menjadikan kendaraan ini masih dapat berlari 50 km/jam sejauh 5 km meskipun roda tertembus peluru.
Selain digunakan sebagai wahana memobilisasi gerak pasukan, Rantis Tambora juga dipakai menghadapi beragam aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Untuk itu rantis Tambora dilengkapi kamera CCTV 360 derajat serta tersedia perangkat untuk merekam aksi di luar.
Untuk menghalau dan membubarkan massa yang bertindak rusuh, rantis Tambora milik Korps Sabhara Polri dilengkapi senjata berupa peluncur gas air mata multi laras di atas atapnya. Tersedia 12 munisi kaliber 37/38 mm yang dapat dilontarkan satu per satu atau secara simultan. Jangkauan tembak untuk sudut elevasi 0 derajat hingga 90 m, 15 derajat 110 m, dan 25 derajat sejauh 130 m.
Penamaan ‘Tambora’ sendiri diambil dari nama gunung berapi aktif di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ini merupaka sebuah penghargaan dari DPIC karena Indonesia sebagai pengguna pertama pada awal 2016
0
2.9K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan