BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Rumor dan spekulasi GoJek 'menggoreng' saham Bank Artos

Foto ilustrasi. Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Dalam satu pekan terakhir, pergerakan saham PT Bank Artos Indonesia Tbk mencuri perhatian pelaku pasar modal domestik. Pergerakan saham emiten berkode ARTO ini membuat otoritas harus menghentikan perdagangan (suspensi) saham bank itu untuk sementara.

Per Selasa (8/10/2019) Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyetop perdagangan saham ARTO sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Bagaimana tidak, dalam satu pekan terakhir, pergerakan saham Bank Artos tergolong luar biasa.

Berdasarkan data perdagangan BEI, pada awal tahun harga saham ARTO tercatat pada level Rp184 per lembar, tapi pada perdagangan Senin kemarin harga saham Bank Artos sudah mencapai level Rp2.630 per lembar. Artinya harga saham ARTO naik hingga 1.329,35 persen dalam kurun kurang dari 10 bulan.

Artinya, jika ada investor yang berinvestasi Rp5 juta saja pada saham ARTO sejak Januari, maka jumlah uangnya sudah bertambah menjadi Rp71 juta per hari ini.
Kenapa sahamnya melonjak?
Founder dan CEO Gojek Grup Nadiem Makarim (kiri) dan Co-Founder Kevin Aluwi (kedua kanan) bersiap melakukan konvoi bersama mitra "driver" saat peresmian logo baru Gojek di kantor pusat Gojek, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Pergerakan liar saham Bank Artos terjadi seiring dengan ramainya kabar akuisisi perusahaan transportasi daring GoJek terhadap bank yang berpusat di Bandung ini. GoJek dikabarkan akan menjadikan Bank Artos sebagai GoBank demi memperkuat bisnis sistem pembayaran yang sudah ada saat ini, yakni GoPay.

Rumor itu beredar luas sejak seorang bankir dan investor Jerry Ng dan Patrick Walujo mengakuisisi sekitar 51 persen saham Bank Artos. Jerry Ng akan masuk melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sebesar 37,65 persen dan Patrick Walujo masuk melalui WTT, perusahaan investasi berbasis di Hongkong yang akan menguasai 13,35 persen.

Jerry Ng dan Patrick Walujo bukanlah nama asing dalam dunia finansial. Keduanya merupakan pemain lama bisnis keuangan digital dan modal ventura. Jerry sebelumnya menakhodai PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sebagai direktur utama.

Di tangannya lahir aplikasi keuangan Jenius. Namun, per Februari lalu dia memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kariernya di BTPN setelah bank tersebut merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Sementara Patrick Walujo adalah pendiri Northstar Group, perusahaan pengelola dana (private equity firm) dengan aset kelolaan senilai AS $2 miliar (Rp28 triliun) dan investasi lebih dari AS $ 2,8 miliar di Asia Tenggara. Northstar juga termasuk dalam jajaran investor di GoJek.

Rencana akuisisi Jerry dan Patrick tersebut semakin menguatkan kemungkinan bank kecil ini akan bertransformasi menjadi bank digital.

Isu kolaborasi GoJek dan Bank Artos tersebut bergerak semakin liar. Hingga akhirnya pihak GoJek membuka suara. Chief Corporate Affairs GoJek, Nila Marita, mengatakan hal itu merupakan suatu rumor dan spekulasi. Dia juga mengatakan, GoJek memiliki semangat untuk kolaborasi dengan berbagai industri.

"Isu yang beredar saat ini merupakan rumor dan spekulasi. Gojek merupakan perusahaan teknologi yang akan terus fokus untuk menghadirkan solusi untuk masalah sehari-hari pengguna, mitra dan rekan usaha kami," kata Nila dilansir dari detikfinance.
Saham gorengan
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Rumor dan spekulasi inipun diduga menjadi penggerak tingginya transaksi saham Bank Artos oleh investor. Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan, menilai merupakan hal yang wajar jika nilai saham suatu perusahaan melonjak akibat sentimen rencana aksi korporasi. Namun investor perlu lebih rasional dan mencermati nilai fundamental perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasarnya.

Jika dilihat dari kinerjanya, Bank Artos tidak begitu menggembirakan. Pertumbuhan kredit bank BUKU II ini menurun dari tahun lalu. Per Juni 2019, jumlah penyaluran kreditnya mencapai Rp375 miliar, lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu yakni Rp462 miliar.

"Sehingga pergerakan sahamnya ini murni spekulasi dan rumor akuisisi oleh GoJek," ujarnya saat dihubungi Beritagar.id, Selasa (8/10).

Ekuitas yang dimiliki oleh Bank Artos mencapai Rp101 miliar, sementara nilai kapitalisasi pasarnya saat ini sudah mencapai Rp1,3 triliun. Artinya rasio harga saham terhadap nilai buku (price book to value/PBV) perusahaan sudah mencapai 30 kali lipat. Nilai ini sudah melebihi nilai PBV PT Bank Central Asia Tbk. (BCA).

"Secara logika saham gorengan ini tidak layak diinvestasikan. Kalau untuk investasi lebih baik tunggu dulu dari keterangan perusahaan dan harga right issue Bank Artos," lanjutnya.

Bank Artos akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan berencana merealisasikan rencana tersebut pada kuartal empat tahun ini.

Istilah saham gorengan adalah ketika ada saham sebuah emiten yang harganya terus naik dengan cepat seiring volume perdagangan yang tinggi, dan pada suatu level tertentu harganya bisa anjlok dengan tajam lebih cepat dari proses kenaikannya.

Menggoreng saham adalah sebuah trik yang digunakan oleh trader, atau tepatnya spekulan untuk menarik sebagian besar saham tertentu yang sedang beredar di pasar sehingga persediaan saham tersebut nyaris habis.

Pada saat permintaan saham tersebut naik tetapi persediaannya kosong maka harganya akan meningkat, dan ketika harga sudah mencapai level tertentu seperti yang ditargetkan, spekulan melepas (menjual) semua saham tersebut pada harga yang sudah sangat tinggi.

Yang jelas tujuan menggoreng saham adalah untuk memperoleh profit sebesar mungkin dalam waktu yang singkat, sama seperti tujuan sebagian trader pada umumnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ham-bank-artos

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- 13 Orang jadi tersangka kerusuhan Wamena, 3 buron

- Ekonomi digital Indonesia unggul di ASEAN, nilainya capai Rp567 T

- Dana hibah Rp1,9 triliun mengucur untuk Sulawesi Tengah

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
586
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan