Istana Maimun Medan sudah tidak aman. Banyak maling berkeliaran. Sasarannya mobil pengunjung yang terpakir di pelataran.

Devi (38) tahun, warga Jalan Karya, Medan, nyaris menjadi korban. Mobilnya jadi sasaran maling yang berkeliaran di Istana Maimun, Jalan Brigjen Kantamso, Medan, Minggu 29 September 2019 sekira pukul 18.30 WIB.

Devi menceritakan, ia berkunjung ke Istana Maimun untuk bermain bersama anaknya. Mobil sedan miliknya lalu ia parkirkan. Setelah beberapa lama berada di Istana Maimun, kemudian ia balik bersama anaknya.

"Pas masuk ke mobil mau balik, belum tahu lubang kunci pintu depan sebelah kiri sudah tercungkil. Tahunya pas berhenti di perjalanan, mau ke mini market belanja. Di situ baru terlihat lubang kunci pintu depan sebelah kiri sudah rusak," tuturnya.

"Alhamdulillah tas saat itu saya bawa keluar. Lalu saya periksa-periksa, tidak ada yang hilang. Hanya uang recehan yang tertinggal di dalam mobil yang hilang," sambungnya.

Devi juga mengaku tidak memebuat laporan ke kantor polisi.

"Ya sudah lah, makin repot nanti kalau kita melapor. Yang hilang kan hanya uang recehan. Kalau bisa petugas satpam memperketat penjagaan di Istana Maimun, kan bayar pakirnya Rp 5.000, jangan sampai warga kecewa," akunya. (art/drb)

http://drberita.com/hukum/Awas--Ada-...-Istana-Maimun

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dulu waktu gembar gembor istana maimun sebagai icon kota medan dan obyek wisata, ane pernah mantau kesana, ramai pengunjung, nah disana ada dua pos tiket masuk dadakan

Pos yang satu di tangga kayu masuk ke dalam istana maimun, dijaga oleh emak2 pakai krudung jualan tiket masuk

Pos yang atu lagi, berada di depan gerbang pagar istana maimun, dijaga dua preman, yang satu tinggi, item gendut, dengan singlet putih tergulung ke dada, dgn perut buncit beserta puser terlihat jelas dan yang satu lagi kurus pakai kemeja lusuh dan topi

Ane tanya ke asongan sekitar, itu dua babik depan gerbang pagar istana maimun yg megang karcis, dari mana asalnya

Asongan nya bilang itu orang kali k0nt0l,bang, disuruh kepling kampung tepi kali malak di istana maimun, mumpung lagi ramai pengunjung, asongan saja kenak goceng,seluruh medan kota kan wilayah kekuasaan preman kampung2 tepi kali deli, sudah dikasih mandat oleh wereng

Dalam kasus ini sebenarnya parkir goceng sudah sangat murah utk standar fefek l0nte suci kampung aur dan badur,berhubung tersedia lahan tempat parkir khusus,sementara info yang ane dapat, kalau di terusan jalan depan istana maimun dari jalan katamso ke jalan pemuda, kayak di dekat nasi goreng simpang pemuda, geng Hafitz dkk malak parkir 15 rebong dengan tkp pelataran ruko orang lain

Kerusakan kunci pintu dan kehilangan receh bisa dikategorikan kerugian yang tidak berarti karena bagi warga medan kota yang tinggal di sekitar jalan katamso, jalan pemuda, jalan pemuda baru tu wa ga, jalan pegadaian, jalan palangkaraya,jalan pandu, hilang spion karena dicongkel bocah2 kampung aur dan badur atau pecah kaca mobil buat curi hape oleh bapak mamak mereka, sdh makanan sehari hari selama 3 generasi dari zaman orba, plus bayar parkir rumah sendiri

Dalam hal ini korban sudah bertindak bijaksana, dengan tidak melaporkan ke wereng medan kota, karena jika lapor, maka dari kerugian rusak kunci pintu mobil+receh, akan berubah jadi kerugian HILANG MOBIL

Warga medan kota suka ngemeng “hilang ayam, lapor wereng, jadi hilang kambing”

Judulnya juga sudah basi amad, “awas ada maling keliaran di istana maimun”, di medan daerah mana sih yang aman ?

Selama petak keliaran, mana ada istilah aman

Judul berita yang justru bisa bikin heboh di medan, kira2 seperti ini “awas, tidak ada maling dan preman di daerah ini” atau “awas, daerah ini steril dari mukakpetak”, gitu baru heboh kalau di medan


Teror Fefek Fetak 1000X terror perang cyber buzzers