Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rezaagustinAvatar border
TS
rezaagustin
Kesalahan Umum Penulis Pemula yang Mungkin Juga Sering Kamu Lakukan


Sumber Gambar: https://www.pexels.com/@picjumbo-com-55570

Halo Agan dan Sista, siapa yang suka hobi menulis di sini? Yang punya hobi sama boleh angkat tangannya. Menulis bisa jadi sebuah hobi yang menghasilkan juga, lho. Contohnya dengan menjadi penulis di Kaskus, khusus buat para Kaskus Kreator. Nah, dalam menulis ini tentu kita juga mengalami perjalanan panjang, ya, Agan dan Sista.

Selama perjalanan panjang itu wajar saja jika kita melakukan banyak kesalahan. Tak ada seorang pun yang bisa langsung sempurna saat mengerjakan sesuatu pertama kalinya. Kalau ada, ya, udah jadi rezekinya, ehe. Dari kesalahan-kesalahan itu kita dapat belajar agar menjadi lebih baik lagi. Nah, sebenarnya apa saja kesalahan-kesalahan umum yang sering kita lakukan itu? Yuk, dibaca sampai habis sembari mengoreksi diri.

1. Tidak Memperhatikan Kaidah Penulisan

Sebenarnya tidak terlalu mengacu pada KBBI dan PUEBI pun tak apa, asalkan masih dapat dibaca dengan jelas tanpa mengerutkan kening dan tidak membuat mata sakit. Maksudnya? Maksud saya adalah tulisan-tulisan yang sering kita temui di media sosial yang menggunakan singkat-singkatan yang sulit dibaca, penggunaan tanda baca yang tidak tepat, dan ejaan yang sering kali terlihat aneh. Singkatnya adalah tulisan alai yang kadang membuat angka, tanda baca, dan huruf saling bercampur seperti gado-gado.

Penulisan 'Di' Yang Diharamkan, Tetapi Masih Sering Dilakukan

Misalnya saja penggunaan 'jjk' di salah satu grup menulis sebagai ganti dari kata 'jejak'. Sepertinya bukan saya saja yang menganggap 'jjk' sebagai 'jijik' alih-alih 'jejak'.

Atau coba saja kalimat ini secara penuh tanpa mengerutkan kening dan pusing:

Kmu,,,, yg udh bikin hatiq,,,, sakidt!!!!!! Entah,,,,, pa yg merasuki mu?!!!!

Jika seorang editor melihat kalimat ini mungkin ia lebih memilih menyerahkan naskah tersebut pada orang lain. Terlalu banyak tanda baca yang tidak diperlukan di sana.

Nah, Agan dan Sista, kalau semisalnya ingin membuat status di media sosial setidaknya buatlah yang tidak memusingkan pembacanya. Tak apa belum terlalu paham PUEBI atau KBBI asalkan rapi. Boleh juga menggunakan singkatan, tetapi setidaknya gunakanlah singkatan yang umum digunakan. Berbahasa yang baik juga menunjukkan jati diri negara itu sendiri, oke?

Jangan Keliru! Tiga Kata Bahasa Indonesia Ini Sering Disalahartikan

2. Terlalu Puitis Berujung Meringis

Nah, jika telah melewati fase tulisan alai seperti di atas maka saatnya mencapai tahap menulis yang lebih baik. Rapi dan sesuai tanda baca, tetapi terlalu puitis yang justru membuat pembaca meringis atau malah tertawa geli. Terlalu puitis yang saya maksud di sini adalah hiperbola atau terlalu melebih-lebihkan. Jika hiperbolanya dalam takaran yang benar akan membuat tulisan menjadi lebih bagus, tetapi kalau kelewat batas bagaimana?

Cintaku padamu luar biasa seperti jutaan burung merpati yang terbang di atas langit senja yang memancarkan kasih tiada ujungnya, seperti matamu yang bersinar terang bak matahari yang bersinar terang di atas padang pasir gersang nan tandus.


Nah, bagaimana contoh di atas. Terlalu melebih-lebihkan bukan? Alih-alih jadi romantis justru terdengar aneh. Bahkan kalau perempuan yang kamu gombali mendengarnya ternyata punya 'intuisi' yang terlalu kuat, mungkin kamu bisa dianggap sedang mengejeknya. Hayo, pilihlah kata-kata yang tepat dan kurangi taraf puitis yang menjerumuskan itu.

3. Terlalu Fokus Pada Teori



Sumber Gambar: https://www.pexels.com/@pixabay

Menulis itu punya beragam metode, tak cuma satu saja. Bahkan Agan dan Sista bisa menemukan lebih banyak metode daripada waktu buat menulisnya. Loh? Terlalu terpaku pada teori juga bukan hal baik. Boleh saja kita belajar PUEBI, mencocokkan semua kata yang kita tahu dengan KBBI, membaca banyak tips menulis, tetapi kalau kamu sama sekali tak menulis, buat apa coba? Tulislah saja dulu, perbaiki nanti juga bisa. Kalau belum percaya diri langsung mengunggahnya di media sosial, bisa disimpan dulu. Diendapkan selama beberapa jam atau sehari mungkin, lalu dibaca lagi. Siapa tahu ada sesuatu yang harus dikoreksi.

Sudahkah Agan dan Sista menulis hari ini?

4. Tidak Mau Mendengar Kritik



Sumber Gambar: https://www.pexels.com/@moh-adbelghaffar

Kalau sudah pandai, bukan berarti tak mendapat kritik. Kritik bukan berarti menjelekkan sebuah tulisan atau karya. Kritik itu seharusnya memberi saran yang membangun. Beda lagi dengan hinaan yang memang sengaja digunakan untuk menjatuhkan penulis itu sendiri. Ada baiknya kita menjadi gelas kosong ketika mendapat saran atau kritikan orang lain mengenai tulisan atau karya yang kita dapat. Jika ingin menyanggah, gunakanlah bahasa yang santun.

Bagaimana Agan dan Sista? Sudah dapat dimengerti?

Nah, kira-kira itulah beberapa kesalahan umum penulis pemula. Bahkan saya juga masih begitu. Ada baiknya mengoreksi diri sendiri juga, jangan hanya mengoreksi orang lain saja. Semoga kita semua semakin berkembang ke depannya. Sampai jumpa lagi~~~~~
emoticon-Big Kissemoticon-Big Kissemoticon-Big Kissemoticon-Big Kiss
GrestaAvatar border
ceuhettyAvatar border
zafinsyurgaAvatar border
zafinsyurga dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.4K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan