Kaskus

Story

winwidyaAvatar border
TS
winwidya
Diary Seorang Wanita Biasa (Bagian 2)
Diary Seorang Wanita Biasa (Bagian 2)

3. Kehidupan Biasa

Sebelumnya aku perkenalkan dulu nama nama saudaraku :
Anak pertama, Sari (perempuan)
Anak kedua, Septian (laki-laki)
Anak ketiga, saya sendiri Widya (perempuan)
Anak keempat, Rahayu (laki-laki)
Dan anak bungsu, Gumelar (laki-laki)

Kami semua jelas memiliki watak yang berbeda, bahkan mungkin aku yang paling berbeda dari semua saudara-saudaraku.
Aku tidak sepintar mereka, mereka yang bisa mendapat beasiswa untuk pendidikan lebih tinggi. Bahkan kalaupun tanpa beasiswa nilai kedua kakak dan adik pertamaku sangat sangat bagus. Bisa dibilang amat sangat memuaskan.
Dan aku hanya ditingkat rata-rata.
Selalu aku berusaha memiliki kehidupan yang luar biasa, ingin dikagumi orang lain, ingin menjadi pusat perhatian dan bahkan waktu sekolah aku juga ingin menjadi anak yang populer.
Ketika SD aku akui kalau aku sangat sangat bodoh. Bahkan ibuku harus memukulku dengan lidi kalau aku tidak bisa menghafal perkalian.
Hanya nenek dan kakek yang menjagaku dan merawatku saat masih kecil.
Waktu SMP entah kenapa tiba-tiba aku mulai sering mendapat peringkat 5 besar, bahkan sampai ranking 2. Dan jelas aku tidak percaya itu. Tapi semua kerja kerasku ternyata tak sia-sia.
Setidaknya ibu dan bapak bisa bangga kepadaku walau hanya mendapat peringkat ke-2.

Setahun setelah masuk SMA aku baru bisa mendapat peringkat juara umum dan mendapat beasiswa. Walaupun jurusan yang aku ambil IPS, bukan IPA.
Bahkan setelah mendapat peringkat sebagai Juara umum untuk jurusan IPS, keluargaku terkadang masih mencibir.
Mereka bilang "tetap saja, cuma IPS bukan IPA".
Harapan keluarga aku harusnya ambil jurusan IPA.
Katanya biar gampang mau masuk universitas manapun atau mau kerja dimanapun.
Sedangkan aku fikir minat dan bakatku adanya di IPS bukan di IPA.
Dan aku suka belajar ekonomi/akutansi juga suka dengan mata pelajaran Geografi dan Sosiologi.
Tapi masih salah dimata mereka.
Ya, aku fikir apapun yang aku lakukan, yang aku inginkan selalu salah dimata mereka.
Kehidupan yang biasa bukan?
Terlalu biasa dan terbiasa dengan tekanan, terpojokkan dan aku harus tetap tersenyum menghadapi semuanya.
Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, perlakuan terhadap anak perempuan dan anak laki - laki memang berbeda.
Bahkan aku harus berusaha mencari uang sendiri hanya untuk membeli keperluan sekolah ketika SMA.
Dan tentunya berhemat.
Mungkin disebut mengalah untuk adik - adik yang saat itu masih duduk di bangku SD dan SMP.
Aku sih ga memikirkan itu sebenarnya, apalagi untuk iri. Bahkan sekarang aku berterimakasih karena atas kesulitan yang aku alami saat masih duduk di bangku SMA, aku bisa belajar mandiri dan tidak mengandalkan orang lain.
Ya, karena aku tau tidak ada yang bisa menolongku kecuali diriku sendiri, dan saat itulah aku mulai bekerja keras dan lebih keras lagi untuk kehidupanku yang biasa itu.
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
383
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan